Mohon tunggu...
Natasya Dewi Yolanda
Natasya Dewi Yolanda Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Film

Membandingkan Film Suami, Istri, dan Kekasih (1994) dengan Garis Waktu (2022)

11 September 2022   16:13 Diperbarui: 11 September 2022   16:35 2987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: m.imdb.com & @serbapeni (twitter)

Memasuki tahun 2000, industri perfilman Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya. Sebelumnya, pada tahun 1990-an kondisi perfilman Indonesia sempat berada dalam fase naik-turun. Munculnya film Petualangan Sherina (2000), Jelangkung (2001) dan Ada Apa Dengan Cinta (2002) ini membuat industri perfilman Indonesia mempunyai harapan besar di tahun-tahun yang akan mendatang. 

Tahun demi tahun, film lokal ini mulai digarap dengan serius dengan harapan untuk menjadikan perfilman Indonesia kuat di mata para penonton lokal. Mulai dari film drama, horror, action, dan genre-genre lainnya yang siap bersaing dengan film-film internasional. 

Paradigma, genre, dan subgenre yang digunakan dalam film sebelum tahun 2000 dan sesudah tahun 2000 tentunya mengalami banyak perbedaan. 

Paradigma

Paradigma menurut Harmon (dalam Astuti, 2022, h.17) diartikan sebagai cara dasar dalam mempersepsikan, berpikir, menilai serta melakukan suatu hal khusus mengenai realitas. Sedangkan Bogdan & Biklen (dalam Astuti, 2022, h.17) berpendapat bahwa paradigma ini merupakan sekumpulan asumsi, konsep, atau proposisi yang saling berhubungan secara logis yang merujuk pada cara individu berpikir dan melakukan penelitian. 

Jika disimpulkan, paradigma merupakan suatu kumpulan konsep, cara berpikir, keyakinan yang membentuk kerangka kerja dalam melaksanakan suatu penelitian. 

Fungsi dari paradigma itu sendiri adalah untuk melihat bagaimana pesan yang ingin disampaikan dari film tersebut, untuk merumuskan fokus analisis dari suatu film, untuk mengetahui aturan apa saja yang harus diikuti dalam proses menginterpretasikan suatu film. 

Dalam perfilman, ada tiga jenis paradigma yang biasa digunakan yaitu paradigma fungsionalisme, paradigma empiris, paradigma fenomenologi, dan paradigma kritis (Astuti, 2022, h.20). 

Genre

Genre didefinisikan oleh Rick Altman (dalam Astuti, 2022, h.23) sebagai suatu unsur semantic, sintaktik, dan hibrid dimana hal itu menjadi tanda-tanda atau alur cerita dan tema tertentu yang akan difokuskan dalam suatu film. 

David Chandler mendefinisikan bahwa genre merupakan sebuah kesepakatan yaitu misalnya berdasar pada latar belakang atau tema. Terdapat tiga genre utama yang paling besar yaitu drama, laga (action) dan horror. 

Subgenre

Subgenre diartikan sebagai suatu pengembangan dari genre tertentu dalam suatu film yang menghasilkan jenis genre baru (CNN Indonesia, 2022).

Film Sebelum Tahun 2000

Di tahun 1994, ada salah satu film yang cukup terkenal di masa itu yaitu film yang berjudul Suami, Istri, dan Kekasih (1994). 

sumber: @serbapeni (twitter)
sumber: @serbapeni (twitter)

Film ini menceritakan tentang suatu suami dari sebuah keluarga yang terlibat cinta kilat dengan rekan kerjanya. Alexandra yang merupakan rekan kerjanya, sungguh-sungguh mempunyai perasaan kepada Andrean. Tetapi Andrean tetap ingin mempertahankan keluarganya sehingga Alexandra menggunakan ilmu hitam untuk mengganggu keluarga Andrean.

Paradigma yang digunakan dalam film ini yaitu paradigma fenomenologi. Paradigma fenomenologi ini berfokus pada sebuah fenomena yang dialami manusia. Pengalaman manusia tersebut dieksplorasi untuk dilihat persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan (Astuti, 2022, h.22). 

Cerita ini menceritakan suatu kisah perselingkuhan yang terjadi dalam hubungan suami istri. Cerita perselingkuhan ini merupakan suatu fenomena atau pengalaman yang dialami oleh beberapa orang dalam keadaan sadar. Perselingkuhan ini yang membuat keluarga Andrean mengalami kejadian yang tidak diinginkan. 

Genre yang digunakan dalam film Suami, Istri, dan Kekasih ini adalah drama. Film ini masuk dalam ciri-ciri film yang bergenre drama yaitu plot atau alur ceritanya sangat kuat, karakter dan latar waktu dan tempat yang digunakan sangat realistis, dan dapat mengusik emosi penonton.

Subgenre dari film ini adalah romance, dimana mengisahkan kisah percintaan dan juga perselingkuhan. Film ini juga dibumbui oleh unsur-unsur horror yang dimana tokoh utama menggunakan ilmu hitam untuk meluapkan amarahnya terhadap tokoh lain.

Film Setelah Tahun 2000

Setelah tahun 2000, industri perfilman Indonesia mulai digarap dengan serius. Salah satu film yang belum lama ini tayang di bioskop adalah Garis Waktu (2022). 

sumber: m.imdb.com
sumber: m.imdb.com

Film Garis Waktu menceritakan tentang cinta segitiga dari ketiga pemuda yaitu Sena, April, dan Sanya. Kisah cinta Sena dan April terhalang oleh restu orang tuanya. Hingga muncul sosok Sanya yang membantu Sena berhasil menjadi musisi sukses dan memiliki hubungan dengannya.

Dilansir dari Katadata.co.id, film Garis Waktu masuk ke dalam 10 film terlaris di awal tahun 2022 dan menduduki peringkat ke-9 dengan jumlah penonton sebanyak 325,8 ribu penonton.

Paradigma yang digunakan dalam film ini adalah paradigma fenomenologi. Sama seperti film Suami, Istri, dan Kekasih (1994) dimana cerita yang diangkat adalah tentang kisah percintaan yang dialami secara sadar. Dalam film ini, Sena dihadapkan dengan dua pilihan sulit dimana ia harus memilih antara April dan Sanya. 

Genre yang digunakan dalam film Garis Waktu (2022) juga masih sama dengan film Suami, Istri, dan Kekasih yaitu bergenre drama. Film Garis Waktu (2022) ini mempunyai alur cerita yang kuat, karakter yang realistis, dan sangat mengusik emosi para penontonnya. 

Subgenre yang digunakan dalam film ini adalah romance. Film ini bisa masuk dalam subgenre romance karena alurnya menceritakan tentang kisah cinta segitiga yang terjadi. 

Ada perbedaan antara subgenre film sebelum dan sesudah tahun 2000. Film yang diproduksi sebelum tahun 2000 sering menggunakan subgenre horror dengan memasukkan ilmu hitam dalam suatu film. Biasanya film-film pada masa itu juga masih banyak adegan yang terlalu vulgar untuk dipertontonkan. Berbeda dengan film-film yang diproduksi setelah tahun 2000, dimana kualitas dari alur cerita sangat diperhatikan. Dari segi pengambilan gambar pun juga sangat meningkat jauh lebih baik di masa sekarang ini. 

Daftar Pustaka

Astuti, R. A. V. N. P. (2022). Buku Ajar: Filmologi Kajian Film. Yogyakarta: UNY Press.

BKPM. (2017). Bagaimana Perkembangan Industri Perfilman Indonesia Saat Ini?. Diakses melalui https://www.investindonesia.go.id/id/artikel-investasi/detail/bagaimana-perkembangan-industri-perfilman-indonesia-saat-ini 

CNN Indonesia. (2022). 33 Macam Genre dan Subgenre di Anime, Kenali Sebelum Menonton. Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20220629141814-225-815024/33-macam-genre-dan-subgenre-di-anime-kenali-sebelum-menonton/2#:~:text=Subgenre%20adalah%20pengembangan%20atau%20turunan,yang%20lain%20namun%20punya%20kekhasan.

Kusnandar, V. B. (2022). Ditonton Lebih dari 3 Juta, KKN Desa Penari Jadi Film Indonesia Terlaris di Awal 2022. Diakses melalui https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/05/10/ditonton-lebih-dari-3-juta-kkn-desa-penari-jadi-film-indonesia-terlaris-di-awal-2022 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun