Mohon tunggu...
Natasya Dewi Yolanda
Natasya Dewi Yolanda Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pariwisata Bangkit dengan Ekonomi Kreatif

22 Desember 2020   11:17 Diperbarui: 22 Desember 2020   11:22 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia mempunyai banyak potensi dalam ekonomi domestik dan dalam berbagai sektor. Hal ini dapat dikembangkan jika ada pengelolaan yang baik. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan yaitu pariwisata karena sektor ini dapat memberi pemasukan ke kas daerah. Sektor pariwisata bisa sangat berkembang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor  yang paling berpengaruh yaitu dari kreativitas masyarakat dan sumber daya alam yang ada. Banyak sektor pariwisata di Indonesia yang dapat dikembangkan oleh masyarakat sekitarnya terutama sektor pariwisata alam. Biasanya masyarakat sekitar menggunakan ide kreatif mereka untuk mengelola tempat wisata tersebut menjadi lebih menarik. Mereka juga mengelola sumber daya alam dan manusia dengan baik. Misalnya mengelola sumber daya manusia dengan cara membuka usaha warung kecil-kecilan agar jika ada wisatawan yang datang bisa membeli barang dagangan mereka. Otomatis dengan menerapkan hal seperti ini, ekonomi masyarakat sekitar juga terbantu.

Pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan dua sektor yang berkaitan satu sama lain. Sektor pariwisata dapat berkembang baik jika didukung oleh ekonomi kreatif. Aset yang paling berharga di masa kini adalah sebuah kreativitas. Mengapa demikian? Kreativitas merupakan ide atau gagasan yang dibuat secara berbeda dari ide-ide yang lain. Orang yang kreatif biasanya memiliki ide atau gagasan yang lebih menarik dan berbeda dari ide atau gagasan yang sudah ada. Tidak semua orang bisa menjadi kreatif, maka itulah alasan mengapa kreativitas menjadi hal sangat berharga di masa sekarang. Sebuah proses kreatif yang memiliki potensi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi tentunya. Karena setiap kita adalah kreatif dan bergantung pada pola hidup yang dijalani. Aset tersebut dirumuskan sebagai istilah ekonomi kreatif. Salah satu cara meningkatkan kemajuan sebuah negara adalah dengan menerapkan ekonomi kreatif.

Seperti yang kita ketahui, saat ini negara sedang mengalami tantangan dalam menghadapi masa pandemi. Ketika semua kegiatan dituntut untuk dikerjakan dari rumah dan ada banyak pergeseran nilai dalam kehidupan termasuk dalam sektor ekonomi dan pariwisata. Perekonomian pariwisata di Indonesia juga menurun karena pandemi covid-19 ini, karena orang-orang masih takut untuk berlibur dan bertemu orang banyak. Hal ini menyebabkan destinasi pariwisata di Indonesia juga sepi pengunjung.

Saat ini, semua serba online dan cashless. Hal ini berdampak langsung pada para pelaku ekonomi yang dapat dikatakan masih tradisional. Para pelaku ekonomi ini bisa kita temui di daerah-daerah pariwisata yang hanya mengandalkan keramaian pengunjung untuk meraih keuntungan. Ketika di masa pandemi Covid-19 ini dimana semua masyarakat harus melaksanakan pembatasan berskala besar, para pelaku ekonomi masih tetap berjualan demi kelangsungan hidupnya dan mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari. Pariwisata yang sepi menyebabkan melemahnya ekonomi di daerah dan juga berpengaruh pada pendapatan domestik. Dalam waktu yang tepat, hal ini secara perlahan mulai diatasi pemerintah melalui proses kreatif dari Kemenparekraf.

Dalam keadaan pandemi seperti ini banyak yang terpaksa harus belajar menggunakan teknologi-teknologi terkini seperti smartphone dan internet agar ekonominya tetap berjalan dengan lancar. Para pedagang tradisional pun banyak yang sudah mencoba menggunakan smartphone untuk berjualan secara online. Alhasil walau mereka hanya dirumah saja namun mereka tetap bisa berjualan barang dagangannya. Namun berbeda nasibnya dengan yang benar-benar tidak bisa dan tidak mau mencoba belajar teknologi. Karena pada saat ini masih banyak pelaku ekonomi yang tidak bisa menyesuaikan dirinya dalam zaman yang serba canggih. Hal ini membuat mereka terpaksa harus gulung tikar dan banyak yang terlantar karena barang dagangan mereka tidak ada yang membeli sehingga tidak ada pemasukan. Banyak pedagang-pedagang di sekitar tempat wisata yang terpaksa gulung tikar karena sepinya pengunjung saat pandemi ini. Selain itu, banyak juga seperti tukang becak yang tidak mempunyai pemasukan karena orang-orang jarang untuk keluar rumah dan memilih untuk dirumah saja.

Pariwisata dan ke-17 sektor ekonomi kreatif seakan menjadi sebuah instrumen yang tidak bisa dipisahkan dan saling membantu. Melalui 5 pilar model pengembangan ekraf yang harus diperkuat yaitu industri, technology, resources, institution, dan financial intermediary, Kemenparekraf memutuskan sebuah karya nyata. Aksi tersebut berupa ide untuk membuat pariwisata dalam negeri kembali diminati tanpa mengurangi kepatuhan terhadap protokol kesehatan yang telah disepakati. Ide tersebut sudah hingga tahap produksi yang tentunya sudah melalui proses lainnya seperti immeraion, digestion, incubation, dan illumination . Melalui research yang kuat Kemenparekraf ingin mencapai target yaitu memunculkan rasa mencintai pariwisata bangsa sendiri dengan berkeliling indonesia oleh anak-anak muda. Melalui informasi yang diinkubasi munculah sebuah rumusan bahwa harus ada role model agar target tertarik melakukan campaign tersebut. Ketika ide sudah dirasa matang maka munculah campaign "yuk kita jalan di Indonesia aja"

Tagline tersebut dengan berani muncul dalam sebuah video di channel youtube milik Pesona Indonesia. Dengan menggandeng personil dari Motorbaik yang adalah para artis seperti Omesh, Ferry Maryadi, Poppy, Gading Marten, Imam Darto dan lain-lain, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia atau yang biasa disingkat Kemenparekraf menunjukkan sebuah kolaborasi yang unik dan berbeda. Sama halnya sebagai proses kreatif yang dituntut selalu segar dan berbeda dari yang sudah ada, kolaborasi dengan klub motor adalah hal yang baru untuk mengenalkan pariwisata lokal Indonesia kepada masyarakat luas. Karena sebenarnya wisata lokal pun tidak kalah kerennya dengan wisata ke luar negeri. Narasi di dalam ide tersebut adalah klub motor tadi ingin menyebarkan anjuran 3M yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan ketika menikmati alam Indonesia. Mereka menaiki motor menuju pelosok-pelosok negeri mulai dari Borobudur, Bali, hingga banyak destinasi lain mengingat sangat kayanya Indonesia di bidang Pariwisata. Kemenparekraf juga secara khusus telah membuat buku panduan CHSE tentang kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan pada daya tarik wisata. Di dalam buku panduan CHSE tersebut membahas panduan mengenai homestay, hotel, restoran, wisata golf, wisata selam, dan lain-lain. Panduan CHSE itu dapat diunduh melalui laman resmi Kemenparekraf. Dengan adanya panduan CHSE ini, diharapkan masyarakat dapat tetap berlibur dengan tetap menjaga kesehatan dan protokol yang telah dianjurkan.

Selama mereka berkunjung ada banyak hal yang bisa menjadi refleksi seperti saat mereka bertemu seorang tukang becak di Solo, Jawa Tengah. Bapak tukang becak berkata bahwa dalam pandemi ini bisa hanya mendapat satu penumpang dalam kurun waktu dua bulan. Sungguh sebuah fakta yang tidak semua orang ketahui, namun dalam video ini diungkap secara jelas dan juga ingin menyampaikan pesan semangat bagi seluruh rakyat. Pesan untuk tetap bertahan dan bersyukur. Bagaimanapun juga pemerintah sedang mengatasi masalah bersama ini melalui berbagai lini dan sebagai warga kita juga harus saling menguatkan dengan tetap berkarya secara tulus. Juga contoh lain ketika mereka bertemu dua orang yang hendak camping di alam. Ternyata memang sudah diperbolehkan namun juga harus tetap memiliki surat keterangan sehat yang didapat dari swab test dari pihak kesehatan profesional. 

 Beberapa waktu belakangan ini kita sering menjumpai banyak sekali agen pariwisata yang telah memulai untuk membuka tour ke beberapa destinasi di Indonesia. Mereka sengaja membuka itu kembali karena mereka ingin agar destinasi tersebut hidup kembali. Selain untuk menghidupkan kembali sektor pariwisata yang sangat turun selama pandemi ini, para agen pariwisata juga ingin menunjukkan kepada para masyarakat di Indonesia bahwa sudah bisa lagi untuk pergi berlibur dan menikmati keindahan alam di Indonesia. Masyarakat Indonesia tidak perlu takut lagi untuk mengunjungi destinasi pariwisata selama tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah diterapkan. Banyak dari agen pariwisata yang melakukan kolaborasi dengan Tiktokers atau Selebgram untuk ikut berpartisipasi membangun destinasi pariwisata di Indonesia ramai kembali. Contohnya adalah pada bulan September lalu, Yoshua Marcellos, seorang pembuat konten di TikTok yang disponsori oleh Anjani Trip Adventure untuk pergi ke Labuan Bajo. Ia bersama beberapa temannya pergi dengan tujuan bukan hanya untuk berlibur tetapi juga untuk memberikan informasi kepada para pengikutnya bahwa destinasi wisata di Indonesia juga tidak kalah menarik dengan destinasi wisata di luar negeri. Pada saat berada dilokasi, mereka tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku dan setelah pulang dari Labuan Bajo mereka melakukan swab test dan juga melakukan karantina selama 2 minggu sebelum akhirnya kembali ke rumah mereka masing-masing.

Sebagai bentuk upaya untuk memulihkan pariwisata di Bali, Kemenparekraf dengan Pemerintah Provinsi Bali dan beberapa stakeholder menggelar sebuah program yang di sebut We Love Bali. Dalam program ini melibatkan masyarakat Bali langsung untuk meninjau destinasi dan penerapan protokol kesehatan yang berlaku yang dijalankan oleh para pelaku ekonomi pariwisata. Program We Love Bali ini diharapkan dapat memulihkan pariwisata Bali yang mulai menurun pada saat pandemi Covid-19 ini. Selain itu, Kemenparekraf juga memberikan edukasi tentang protokol kesehatan sebagai bagian dari pola kebiasaan hidup yang baru bagi para wisatawan, para pelaku usaha pariwisata, maupun masyarakat sekitar.

Selain contoh-contoh diatas, ada upaya menarik dari pemerintah dan pengelola tempat wisata agar perekonomian tetap berjalan. Di pandemi covid 19 ini banyak sekali tempat wisata yang tutup akibat adanya pembatasan berskala besar yang terjadi di banyak kota di Indonesia. Maka para pelaku ekonomi di bidang pariwisata banyak yang mulai memutar otak untuk tetap bisa mendapatkan pemasukan. Beberapa tempat wisata sudah menawarkan perjalanan wisata secara virtual atau online menggunakan Virtual Reality. Konsep baru ini dinamai Virtual Reality (VR) Tourism.  Virtual Reality Tourism ini selain untuk tetap memajukan perekonomian Indonesia pada sektor pariwisata, konsep ini dibuat dengan tujuan mengurangi rasa bosan masyarakat yang selama ini hanya berdiam di rumah saja. Beberapa tempat wisata yang sudah menggunakan VR diantaranya adalah Monumen Nasional, Candi Borobudur, Desa Adat Panglipuran, Tamansari Yogyakarta dan Gunung Tangkuban Perahu. Selain tempat wisata, event-event kebudayaan juga telah beradaptasi untuk menggunakan media digital sebagai tempat untuk berkarya. Seperti contohnya Dinas Kebudayaan Yogyakarta menggelar Jayadipuran Culture and Art dan Festival kesenian Yogyakarta secara virtual.

Dengan adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh Kemenparekraf ini, diharapkan dapat kembali memulihkan keadaan ekonomi terutama dalam sektor pariwisata. Masyarakat juga dapat tetap berlibur ke destinasi lokal karena tidak kalah menariknya dengan destinasi luar dengan tetap menjaga protokol kesehatan yang berlaku. Seperti yang dikatakan oleh Hari Santosa, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, mengatakan bahwa di era tatanan hidup yang baru seperti ini, pariwisata tidak lagi hanya menjual keindahan dan pelayanan saja, tetapi juga kesehatan dan keamanan.

Referensi:

Merdeka.com. (2020). Pulihkan pariwisata indonesia, ini sederet upaya yang dilakukan pemerintah. Diakses pada 20 Desember 2020, dari https://www.merdeka.com/jatim/pulihkan-pariwisata-indonesia-ini-sederet-upaya-yang-dilakukan-pemerintah.html?page=3

Sumarno, J.T. (2020). Vr tourism jawaban wisata di pandemi covid-19. Diakses pada 21 Desember 2020, dari https://www.suarasurabaya.net/kelanakota/2020/vr-tourism-jawaban-wisata-di-pandemi-covid-19/ 

https://youtu.be/qgR4RbtXmi0

Ditulis oleh:

Cintya Pradnya Auricalsita / 200907147

Fanny Norvita Salim / 200907168

Natanael Pramudya / 200907167

Natasya Dewi Yolanda / 200907185

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UAJY 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun