Ketika keyakinan bahwa seseorang tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghentikan atau melarikan diri dari situasi yang buruk ini kemudian direalisasikan ke situasi lain, ini dinamakan learned helplessness.
Ternyata dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama seperti pada anjing, sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas.
Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lain adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan yang sering lewat dari rumah dan bel masuk kelas istirahat.
Dari contoh-contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan teori Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Sama halnya dengan korupsi, sebagai contohÂ
Si A adalah pemegang keuangan dalam suatu perusahaan, dia sangat amanah dalam mengatur keuangan perusahaan, di rumah si A dihasut oleh keluarganya untuk mengambil uang dari perusahaan, mereka bilang perusahaan tidak akan tau jika sedikit yang diambil, si A awalnya tetap menjaga pendiriannya, tetapi setiap hari keluarganya memprovokasi dirinya untuk menggunakan uang perusahaan, lama kelamaan A pun terbuai, ia mencoba untuk mengambil uang perusahaan sedikit, dan ia menjadi candu dalam hal ini, ia merasa tidak takut untuk mengambil sedikit uang perusahaan.
REFERENSI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H