Mohon tunggu...
Natasya Calista Wijaya
Natasya Calista Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Twitter, Please do Your Magic": Exploring the Magical Threads of Prosocial Behavior on Twitter

22 Januari 2024   10:46 Diperbarui: 22 Januari 2024   12:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosocial Behavior. Sumber Ilustrasi: PennToday

Penulis : Natasya Calista Wijaya dan Istiqomah
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana

"In the digital realm, where words are wielded like magic, let us cast spells of kindness and understanding. Twitter, be the enchanted canvas for prosocial behavior, where every tweet is a brushstroke in the masterpiece of human connection."

Media Sosial sebagai Panggung Digital untuk Interaksi Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai makhluk sosial cenderung berinteraksi satu sama lain dalam situasi sosial. Seiring perkembangan zaman, dunia telah dihadapkan dengan teknologi yang menjadikan manusia tetap dapat melakukan interaksi sosial meski tanpa pertemuan tatap muka, yakni melalui media sosial. Media sosial dapat diibaratkan sebagai panggung interaktif di dunia maya yang memfasilitasi interaksi sosial antar individu dengan memanfaatkan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi satu arah menjadi dialog interaktif. 

Menurut Nasrullah (2015), media sosial merupakan sebuah platform di internet yang menjadi wadah bagi para penggunanya untuk mengekspresikan diri, berinteraksi, berbagi, dan berkomunikasi secara virtual dengan pengguna lain. Sharing, collaborating, dan connecting menjadi elemen utama yang menunjang media sosial ini. Melalui perpaduan ketiganya, aktivitas interaksi dua arah muncul dengan sederhana dan mengalir dalam berbagai bentuk, mulai dari kata-kata hingga audiovisual, membentuk kolaborasi yang dinamis di antara pengguna. 

Media sosial tak hanya merefleksikan kemajuan teknologi, tetapi juga sebagai panggung yang menyajikan simfoni interaksi sosial manusia, yang memungkinkan kita untuk berinteraksi tanpa terkekang oleh ruang dan waktu. Dalam media sosial, setiap klik dan sentuhan layar menjadi pencerita tak terbatas, mengungkapkan kisah-kisah kehidupan dalam alur digital yang terus berkembang. Seiring waktu berjalan, panggung interaktif dunia maya ini terus menyuguhkan cerita-cerita yang tak terduga, membawa kita ke dalam dimensi di mana setiap jalinan hubungan dan ide dapat mengalir dengan sederhana namun bermakna.

Pesona dan Keajaiban Interaksi Sosial di Media Sosial Twitter

Dalam era globalisasi ini, kehadiran berbagai media sosial telah merambah ke seluruh penjuru dunia, memberikan peluang bagi setiap individu untuk terlibat dalam interaksi sosial secara daring. Di era yang dipenuhi dengan beragam media sosial, Twitter tetap menjadi bintang yang bersinar di langit interaksi daring. Sebagai salah satu media sosial yang paling digemari, Twitter merangkul segala kalangan untuk berbagi cerita, informasi, dan bahkan karya visual, sehingga Twitter berhasil menciptakan sebuah ruang digital yang dinamis dan menarik. 

Meskipun kini Twitter telah bertransformasi dan menyapa dunia dengan identitas baru sebagai X, tetapi kita masih tetap mengakrabi platform ini dengan panggilan lamanya yakni Twitter. Sebuah transformasi identitas seperti nama dan logo mungkin terjadi, namun jati diri dan makna yang terkandung dalam Twitter tetap memeluk jejaknya yang telah terukir seiring berjalannya waktu. Melalui Twitter, para pengguna dapat menjalin komunikasi jarak jauh, merajut jejaring sosial yang semakin luas, serta menyebarkan informasi, dan bahkan merintis bisnis. Tak hanya itu, Twitter juga kerapkali menjadi panggung emosional untuk meraih pertolongan dan simpati dari khalayak ramai. 

Di antara beragam media sosial, Twitter membawa kesan unik dengan adanya pembatasan penggunaan huruf pada setiap unggahan. Hal tersebut mendorong munculnya thread, yakni gabungan dari beberapa unggahan yang saling berhubungan satu sama lain. Dengan interaksi melalui retweet, like, dan share, aliran informasi dapat menyebar dengan cepat, yang membawa cahaya harapan bagi mereka yang tengah membutuhkan bantuan. Dalam panggung ajaib Twitter, setiap tindakan baik akan membentuk narasi indah yang terus mengalir dalam aliran dunia maya, menciptakan kisah indah yang menginspirasi.

Dalam ranah digital, Twitter diibaratkan sebagai primadona yang menjadi ruang utama di mana kebebasan berpendapat digaungkan, sehingga para pengguna dapat merangkai dan menyuarakan pendapat mereka mengenai berbagai topik dan isu terkini. Melalui fitur khas Twitter, yakni keyword atau hashtag (#), yang mampu membedakan berbagai topik dan memberikan kemudahan kepada pengguna untuk menjelajahi topik yang menarik hati, melalui sentuhan ajaib hashtag (#). Sebuah contoh penggunaan fitur hashtag yang berhasil menarik perhatian pengguna adalah gerakan saling membantu dengan hashtag "Twitter, Please do Your Magic". 

"Twitter, Please do Your Magic": Unleashing the Magic of Prosocial Behavior on Twitter

Di jagad media sosial, panggilan untuk kebaikan semakin terasa menggema, dan Twitter menjadi teater yang menceritakan kisah positif melalui gerakan "Twitter, Please Do Your Magic". Lalu, bagaimana sosial media Twitter ini mampu menghasilkan prosocial behavior yang kian menarik perhatian? Gerakan "Twitter, Please do Your Magic" menjelma seperti sebuah mantra ajaib yang penuh harapan dan membawa keajaiban bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Hashtag atau keyword "Twitter, Please do Your Magic" digunakan oleh pengguna Twitter untuk bertukar informasi terkait orang-orang yang membutuhkan bantuan, seperti mengajukan bantuan dana, menyampaikan informasi seputar korban kecelakaan, menyebarkan berita tentang orang yang hilang, serta menyebarkan informasi atau berita lain yang sekiranya membutuhkan bantuan dari khalayak ramai, menciptakan harmoni dalam bentuk gotong-royong digital.

Twitter memberikan ruang bagi pengguna untuk melakukan prosocial behavior, yang menyuguhkan sebuah pemandangan indah yang diwarnai dengan bantuan, donasi, dan kolaborasi antar pengguna Twitter untuk menyebarkan informasi. Menurut Batson (dalam Aronson, Wilson, & Sommers, 2021), prosocial behavior merupakan perilaku positif yang membuat kondisi fisik atau psikologis orang lain menjadi lebih baik, atau setiap tindakan yang dilakukan dengan tujuan untuk memberikan manfaat kepada orang lain. Namun, apa yang menyebabkan orang-orang melakukan prosocial behavior melalui gerakan "Twitter, Please do Your Magic" ini?

Berdasarkan pandangan social exchange theory, para psikolog sosial mengemukakan bahwa orang-orang terlibat dalam prosocial behavior karena memberikan bantuan kepada orang lain dapat memberikan keuntungan dalam berbagai hal (Aronson, Wilson, & Sommers, 2021). Pertama, membantu orang lain dapat dijadikan sebagai investasi untuk masa depan, dengan harapan bahwa suatu hari nanti seseorang akan memberikan pertolongan saat kita membutuhkannya. Lalu, membantu orang lain juga mampu meredakan rasa cemas dan ketidaknyamanan yang bystander rasakan saat menyaksikan orang lain yang sedang berada dalam kesulitan. Selain itu, dengan membantu, kita juga bisa mendapatkan imbalan berupa social approval dan peningkatan self-worth.

Twitter menjadi sosial media yang pertama kali mencetuskan berbagai gerakan bantuan, seperti gerakan "Twitter, Please do Your Magic". Gerakan ini pertama kali dicetuskan pada tahun 2018 melalui akun Twitter milik Anang Yogi Pratama (@heppiheppiaja) yang berupaya melakukan penggalangan dana untuk membantu korban bencana gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala. Unggahan Anang mendapat sambutan luar biasa dari para pengguna Twitter, dengan 17.000 retweet, 32 reply, dan 5.209 likes. Dalam unggahan tersebut, Anang menambahkan kalimat "Twitter, Please do Your Magic". Keberhasilan unggahan Anang yang menjadi viral kemudian menginspirasi pengguna lain untuk menggunakan kalimat serupa dalam unggahan mereka.

Para pengguna Twitter meyakini bahwa menyebarkan berita atau informasi permohonan bantuan melalui media sosial terbukti sangat efektif. Fenomena gerakan "Twitter, Please do Your Magic" membuktikan bahwa interaksi sosial di media sosial Twitter memancarkan dampak yang positif. Melimpahnya tanggapan positif dan dukungan yang diterima menjadi saksi akan dampak positif yang dihasilkan. Gerakan ini memfasilitasi penyebaran informasi yang menarik simpati masyarakat. 

Namun, popularitasnya juga membawa risiko penyalahgunaan, sehingga pengguna diharapkan untuk bijak dalam menilai keaslian informasi dan memastikan tingkat kepercayaan dari unggahan-unggahan yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau bahkan penipuan. Dalam hal ini, literasi yang baik dalam ber-media sosial menjadi perisai penting untuk membedakan antara realitas dan harapan. Seperti halnya pisau bermata dua, media sosial dapat menjadi alat yang membangun atau menghancurkan, tergantung pada bagaimana kita menggunakannya.

Referensi:

Aronson, E., Wilson, T. D., & Sommers, S. R. (2021). Social psychology. Pearson Education.

Haryati, T. D. (2013). Kematangan emosi, religiusitas dan perilaku prososial perawat di rumah sakit. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 2(2), 162-167.

Nasrullah, R. (2015). Media Sosial : Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi. Simbiosa Rekatama Media.

Renata, S., & Parmitasari, L. N. (2016). Perilaku prososial pada mahasiswa ditinjau dari jenis kelamin dan tipe kepribadian. PSIKODIMENSIA, 15(1), 24-39.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun