Mohon tunggu...
Natasya Avelye
Natasya Avelye Mohon Tunggu... Mahasiswa - umm

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jaga Neraca pembayaran, Hadapi Tantangan Ekonomi Global!

6 Juli 2024   21:33 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:39 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wallpaper Globalisasi   https://wallpaperaccess.com/globalization 

Avelye Natasya ( 202210180311004 ) 

        Di tengah gejolak ekonomi global, menjaga stabilitas Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) menjadi kunci ketahanan eksternal Indonesia. NPI yang sehat mencerminkan kelancaran arus transaksi ekonomi antar negara, menandakan daya tarik Indonesia bagi investor asing, dan menjadi pondasi fundamental bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, defisit neraca transaksi berjalan (TB) pada triwulan I 2024 mencapai USD 2,2 miliar (0,6% PDB). Angka ini lebih besar 2 dibandingkan defisit triwulan IV 2023 sebesar USD 1,1 miliar (0,3% PDB). Penurunan ekspor pada periode laporan menjadi penyebab utama tren ini. Hal ini disebabkan oleh perlambatan perekonomian global dan harga komoditas ekspor yang masih belum kuat, sehingga surplus neraca perdagangan barang menurun. Defisit neraca pendapatan primer meningkat signifikan karena kenaikan pembayaran bunga/kupon investasi kepada investor non-residen, yang dipicu oleh tingginya tingkat suku bunga global. Meningkatnya surplus jasa perjalanan akibat meningkatnya penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara yang antara lain didorong oleh banyaknya pengunjung asing dari Tiongkok yang berkontribusi pada membaiknya defisit neraca jasa. Membaiknya kinerja neraca pendapatan sekunder sebagian besar disebabkan oleh peningkatan jumlah kiriman uang yang diterima oleh Pekerja Multinasional Indonesia atau PMI.

        Neraca transaksi modal dan finansial (TMF) pada triwulan yang berakhir pada tahun 2024 terkendali, defisit sebesar USD 2,3 miliar dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun 2023 sebesar USD 11,1 miliar. Industri perdagangan dan pengolahan menyumbang sebagian besar surplus, surplus dalam investasi langsung, yang membantu menjaga keseimbangan TMF secara keseluruhan. Hal ini mencerminkan optimisme investor terhadap keadaan perekonomian dan lingkungan yang menguntungkan bagi investasi dalam negeri. Sementara itu, aliran keluar modal asing (net outflows) dari instrumen utang menyebabkan defisit pada investasi portofolio, terutama disebabkan oleh jatuh tempo obligasi global dan meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Masuknya modal asing ke pasar saham dalam negeri membatasi penurunan lebih lanjut kinerja investasi portofolio. Selain itu, transaksi investasi lainnya juga menunjukkan defisit yang dipengaruhi oleh peningkatan investasi swasta pada berbagai instrumen keuangan luar negeri, seperti uang tunai dan tabungan serta piutang kredit.

Sumber : (Bank Indonesa, 2024) 
Sumber : (Bank Indonesa, 2024) 
       Dengan seluruh perubahan tersebut, defisit TB dan TMF berkontribusi terhadap defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sebesar USD 6,0 miliar pada triwulan I-2024 (Grafik). Dengan nilai USD 140,4 miliar atau setara dengan impor dan utang luar negeri pemerintah selama 6,2 bulan, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2024 tetap kuat dan berada di atas persyaratan kecukupan global yang setara dengan impor selama sekitar tiga bulan. 

Tantangan Ekonomi Global

        Mulai tahun 2024, perekonomian dunia akan menghadapi permasalahan yang lebih sulit. Struktur ekonomi yang menggabungkan hubungan dan saling ketergantungan antara berbagai negara di seluruh dunia disebut sebagai ekonomi global. Dinamika perekonomian global terutama dibentuk oleh aktivitas ekonomi termasuk aliran uang antar negara, perdagangan internasional, 4 dan investasi lintas batas. Ruang lingkupnya mencakup transfer produk, jasa, dan sumber daya antar negara sambil memperhitungkan variabel-variabel yang mempengaruhi perekonomian dunia, termasuk peraturan perdagangan luar negeri, fluktuasi mata uang, dan dinamika pasar keuangan. Pada akhirnya, tahun 2024 menandai dimulainya masa sulit bagi perekonomian dunia. Meskipun kondisi perekonomian domestik Indonesia secara umum saat ini dipandang baik, Bank Dunia telah mengeluarkan peringatan mengenai kemungkinan terjadinya penurunan ekonomi. Faktor-faktor seperti fluktuasi nilai mata uang, pergeseran ketegangan geopolitik, dan perubahan harga komoditas global menjadi penyebab utama menurunnya perekonomian dunia. Seiring bertambahnya usia penduduk dunia, Indonesia diperkirakan akan semakin bergantung pada faktor PDB dalam negeri. Pendekatan yang hati-hati dalam meningkatkan belanja fiskal dan memanfaatkan peluang pertumbuhan di beberapa negara, termasuk Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Asia merupakan langkah penting dalam merespons dampak negatif melemahnya perekonomian global pada tahun 2024, meskipun pekerjaannya akan meningkat pada tahun 2024, dan pertumbuhan ekspor dan impor menunjukkan penurunan. 

Menjaga Stabilitas Neraca Pembayaran di Tengah Tantangan Global Perekonomian yang Melemah. 

        Di tengah gejolak ekonomi global dan potensi perlambatan ekonomi domestik, menjaga stabilitas Neraca Pembayaran (NPI) menjadi kunci ketahanan eksternal Indonesia. NPI yang sehat mencerminkan kelancaran arus transaksi ekonomi antar negara, daya tarik bagi investor asing, dan pondasi fundamental bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun defisit NPI triwulan I 2024 sedikit lebih besar dibandingkan triwulan IV 2023, angkanya masih terjaga di level yang aman. Penurunan ekspor dan meningkatnya pembayaran bunga utang luar negeri menjadi penyebab utama defisit. Namun, surplus neraca jasa, terutama dari sektor pariwisata, dan kinerja investasi langsung yang positif membantu mengimbanginya. Cadangan devisa yang kuat sebesar USD 140,4 miliar menunjukkan ketahanan eksternal Indonesia. Upaya untuk meningkatkan ekspor nonmigas, menarik investasi asing, dan mengoptimalkan transfer dana dari pekerja migran perlu terus dilakukan untuk menjaga stabilitas NPI dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun dihadapkan pada tantangan pelemahan ekonomi global di tahun 2024.(Universitas Islam Indonsia, 2024)

DAFTAR PUSTAKA 

Bank Indonesa. (2024). Laporan Neraca Pembayaran Indonesia TW I 2024. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun