Mohon tunggu...
Natasya Noor Amanda
Natasya Noor Amanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Farmasi Universitas Airlangga

Kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengembangan Penggunaan Enzim Collagenases dan Matrix Metallopeptidase sebagaI Pengobatan Keloid

29 Mei 2023   12:25 Diperbarui: 29 Mei 2023   12:59 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, 1,25(OH)2D3 dapat mengerahkan efek antifibrotik melalui mekanisme yang sebagian dimediasi oleh MMP. Kekurangan vitamin D kemudian akan meningkatkan kecenderungan fibrosis berlebihan. 

Keterlibatan HMGB-1 lebih tidak jelas. Sebuah studi oleh Kao et al70 menemukan bahwa HMGB-1 mendorong sel stellate hati in vitro menuju fibrogenesis dan menekan aktivitas MMP-2 (tetapi bukan MMP-9). Hasil ini bertepatan dengan diskusi sebelumnya tentang HMGB-1 sebagai mediator profibrotik, tetapi agak bertentangan dengan hasil studi oleh Limana et al,71 yang menemukan bahwa HMGB-1, ketika disuntikkan ke jantung tikus yang gagal dan mengalami infark, mengurangi deposisi kolagen, meningkatkan aktivitas MMP-2 dan MMP-9, dan menurunkan tingkat TIMP-3. Ada kemungkinan bahwa HMGB-1 memiliki efek yang berbeda pada fibrosis dan efek ini bergantung pada lokasi dan/atau organ.

 Diperlukan studi tambahan yang menyelidiki peran HMGB-1 dalam fibrosis kulit dan aktivitas MMP.

Dalam penelitian Bae-Harboe, ditemukan bahwa injeksi kolagenase yang dikombinasikan dengan anting kompresi menghasilkan pengurangan ukuran keloid secara keseluruhan sebesar 66% secara signifikan. Pengurangan ukuran maksimal terjadi setelah bulan pertama pada dua pasien yang keloidnya dipotong sebelum pengukuran terjadwal berikutnya pada bulan ke-10; setelah 10 bulan pada dua pasien yang terlihat pada setiap kunjungan studi terjadwal dengan kekambuhan yang sedikit dan ditandai pada bulan ke-12; dan 12 bulan setelah penyuntikan pada dua pasien lainnya. Hasilnya sangat menjanjikan pada pasien-pasien ini, yang semuanya memiliki riwayat kambuhnya keloid setelah eksisi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun