Mohon tunggu...
Natasya Adismi Putri Laksono
Natasya Adismi Putri Laksono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi

Jadilah seperti bunga yang memberikan keharuman bahkan kepada tangan yang telah merusaknya. – Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Preventif Perundungan oleh Mahasiswa PMM UMM: Personal Boundaries sebagai Tameng Diri

4 Maret 2022   18:48 Diperbarui: 4 Maret 2022   18:52 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melansir data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), kasus perundungan paling banyak dialami oleh remaja. Terlebih lagi, pada masa pandemi ini, remaja lebih rentan mengalami perundungan baik secara langsung maupun secara tidak langsung melalui media sosial ketika lebih banyak beraktifitas dengan gadget.

Berdasarkan Psikologi Perkembangan, remaja adalah fase-fase perkembangan yang memasuki masa transisi dari tahap kanak-kanak akhir hingga tahap dewasa awal. Dalam tahap ini, remaja sering menguji sejauh mana batasan mereka dan mencoba menemukan identitas diri dengan mempertanyakan siapa dirinya dan ingin menjadi siapa. 

Oleh karena itu, untuk membantu remaja dalam memahami dirinya serta membentuk lingkungan yang positif, aman, nyaman, dan menyenangkan yang bertujuan untuk memberikan pencegahan terhadap terjadinya perundungan, diperlukan adanya sebuah perlindungan.

Program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Gelombang 01 Kelompok 19 menyelenggarakan Psikoedukasi dan Roleplay mengenai Pentingnya Membangun Personal Boundaries sebagai Tameng Pencegah Perundungan kepada Siswa-Siswi SMP Muhammadiyah 06 Dau, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Kamis (17/02). Program pengabdian ini dibimbing langsung oleh Hudaniah, S.Psi., M.Si. selaku dosen pembimbing lapang (DPL).

Dokpri
Dokpri

Kegiatan dilaksanakan dengan menyajikan analisis kasus mengenai Personal Boundaries. Siswa yang bersedia secara sukarela maju ke depan kelas untuk menampilkan perilaku apa yang akan dilakukan ketika dihadapkan pada suatu kasus akan diberikan hadiah (reward) berupa makanan ringan.

Dokpri
Dokpri

Adapun asesmen terhadap siswa dilakukan dengan menggunakan tes yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana gambaran besar batasan (Personal Boundaries) yang dimiliki oleh siswa saat sebelum (pre-test) dan setelah (post-test) dilakukannya Psikoedukasi dan Roleplay.

Dengan adanya program PMM ini, besar harapan agar remaja dapat membangun batasan diri yang sehat (healthy boundaries) agar mampu menetapkan batasan dan menyatakan kebutuhan mereka secara aman, sehat, dan nyaman. Mampu membangun harga diri yang lebih baik, mendapat kejelasan mengenai siapa diri, apa yang diinginkan oleh diri serta sistem nilai dan keyakinan diri. Yang terakhir mampu membantu remaja untuk meningkatkan kesehatan mental (mental health) dan kesejahteraan emosional (emotional well-being).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun