Mohon tunggu...
Natasya
Natasya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Universitas Bina Nusantara

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gangguan Kesehatan Mental Akibat Bullying

5 Desember 2019   09:45 Diperbarui: 5 Desember 2019   10:04 1193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apakah anda pernah mengalami bullying? Dilansir dari website haibunda pada tanggal 14 oktober 2019?

Seorang siswa bernama YS ditemukan tewas bunuh diri. Lantaran diketahui salah satu penyebab ia melakukan hal tersebut dikarenakan YS merasa tertekan karena ia sering kali di bully oleh teman - temannya. Ia kerap kali di olok oleh teman - temannya karena keturunannya, yang mungkin karena ayahnya merupakan seorang napi.

Terkait kasus ini, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menyayangkan bullying yang menimpa YS. Apalagi tekanan psikologis ini membuat YS bunuh diri. 

Apakah arti dari bullying? Bullying sendiri dapat diartikan sebagai perilaku intimidasi yang dapat dilakukan berulang untuk melukai individu baik emosional maupun fisik dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan di mana pelaku mendominasi dan korban menjadi pihak yang lemah. 

Saya melihat sangat banyak anak-anak muda yang terkena bullying terkena dampak yang cukup serius dan ini dapat berlamgsung cukup panjang. Beberapa dari mereka mengalami Ketakutan, stres, depresi dan rasa cemas berlebih. 

Bahkan diantara mereka ada yang timbul pemikiran untuk bunuh diri, dan melukai diri sendiri karena perlakuan yang mereka dapatkan dari para pelaku bullying. 

Dampak dari bullying tidak hanya itu saja, bullying juga dapat mengakibatkan nafsu makan, tidur, dan suasana hati dari korban menjadi bermasalah dan tidak stabil. 

Setelah diteliti lebih lanjut, dampak yang diakibatkan oleh bullying dapat mempengaruhi mental dan hal ini dapat bertahan hingga puluhan tahun setelahnya. Apa itu gangguan kesehatan mental? Gangguan kesehatan mental adalah penyakit yang memengaruhi emosi, pola pikir, dan perilaku penderitanya. 

Gangguan kesehatan mental diakibatkan dari perlakuan tidak baik yang mereka terima, salah satunya yang paling berpengaruh saat ini adalah bullying. 

Bahkan, menurut The American Journal of Psychiatry yang dikutip dari kilkdokter.com menyatakan bahwa mereka yang menjadi korban bullying pada masa anak - anak akan mengalami gangguan mental hingga empat puluh tahun setelahnya. Apakah gangguan kesehatan mental ini dapat disembuhkan? 

Mari kita bahas lebih lanjut  hal ini Seperti yang saya katakan pada pembukaan tadi,salah satu penyebab dari gangguan kesehatan mental adalah bullying. 

Bullying saat ini sangat sering terjadi di kalangan anak usia dini,karena kurangnya rasa empati seseorang terhadap orang lain, bullying tidak hanya berupa perlakuan fisik saja tetapi juga dapat dilakulam lewat perkataan.

Hal ini dapat dengan sengaja ataupun tidak sengaja mempengaruhi kesehatan mental seseorang, orang yang secara terus-menerus mendapat perlakuan yang tidak baik lama-kelamaan kesehatan mentalnya dapat ikut terganggu. Hal apa sajakah yang dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan mental? 

Pertama adalah rasa kurang percaya diri, dengan terus-menerus mendapat kata-kata yang tidak baik dan cenderung mencela ,rasa kepercayaan dirinya akan terus berkurang.

Kedua, lebih parahnya bisa mengakibatkan depresi, yang merupakan gangguan suasana hati yang menyebabkan seseorang terus merasakan kesedihan dan berlangsung tidak hanya berhari-hari namun bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Terakhir dan lebih parahnya,dari depresi yang berlebih bisa mengakibatkan keputusasaan yang menyebabkan penderita melakukan bunuh diri. 

Pada tahap yang lebih lanjut, gangguan kesehatan mental  dapat merengangkan hubungan antara teman,saudara bahkan keluarga yang dapat membuat korban merasa terasingkan dari pergaulan, hal ini membuat gangguan kesehatan mental semakin fatal karena kondisi renggang yang terjadi dalam keluarga. Sehingga penderita merasa semakin sendirian dan tidak mempunyai siapa-siapa. 

Hal ini ditekankan juga oleh Ken Rigby dalam buku Children and Bullying, yang dikutip dari sini tanda-tanda anak korban bullying menyatakan bahwa setidaknya 50 persen anak laki-laki dan 35 persen anak perempuan yang telah di-bully, tutup mulut dan tidak melaporkan kepada orangtuanya. Apakah gangguan kesehatan mental akibat bullying dapat dicegah? 

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi. Salah satunya adalah selalu berbagi mengenai apa yang dialami dan dirasakan kepada teman maupun keluarga yang terdekat. 

Kemudian juga kita perlu tetap aktif dalam hal yang disenangi dan juga tidur yang cukup, lalu bangun teratur. Hal terakhir yang dapat kita lakukan adalah memeriksa dan berkonsultasi ke dokter jika merasa sudah mengalami kurangnya kepercayaan diri yang mengakibatkan depresi berlebih.          

Ketika seseorang sudah merasa mengalami bullying baik melalui sikap maupun perkataan yang sudah berlebihan dan menyebabkan gangguan pada mental, hal yang paling penting dilakukan adalah menceritakan dan belajar terbuka mengenai apa yang kalian alami kepada teman terdekat maupun keluarga. 

Sehingga kita dapat merasa lebih lega dan dapat bersama-sama menemukan solusi yang paling tepat dalam mengatasi masalah tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar kesehatan mental dapat terjaga dan menghindari terjadinya gangguan kesehatan mental lebih lanjut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun