Mohon tunggu...
Lyfe

Stereotype Anak Komunikasi

13 November 2015   14:34 Diperbarui: 13 November 2015   17:31 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi bagian dari jurusan terbaru di Atma Jaya ini memang tak lepas dari kontroversi, entah itu berbentuk petuah dari orang tua, sindiran dari anak jurusan sebrang (contoh: "mau jadi operator telepon ya?") atau sekedar berbentuk penilaian dalam hati masyarakat. Anggapan seperti "semua orang bisa menulis" atau "semua orang bisa berbicara" mungkin sering tertangkap telinga kami. Well, anggapan itu sih belum seberapa. Masih banyak komentar dan pemikiran yang absurd terhadap jurusan dan mahasiswa komunikasi hmmm jujur saja, apa kalian salah satu dari mereka, yang pernah memandang kami.......

1. Buangan & bodoh?

Hanya karena kami tidak mengambil jurusan hukum ataupun ekonomi, bukan berarti kami ditolak dari jurusan-jurusan yang lebih dulu berdiri di Atma Jaya. Mayoritas mahasiswa yang memilih jurusan komunikasi sebagai pilihan utama beralasan bahwa jurusan komunikasi di Atma Jaya tidak hanya melatih fungsi otak kanan (seperti jurusan pada umumnya) tapi juga mengembangkan fungsi otak kiri (dengan proses belajar yang kreatif)

2. Pemalas?

Tugas anak komunikasi memang kelihatannya sepele, padahal harus melewati proses yang panjang, seperti contohnya makalah riset pemasaran, diperlukan perjuangan lebih untuk mendapatkan data yang valid. Untungnya lingkungan disini cenderung ambisius dan disiplin sehingga siapapun akan dengan mudah tertular semangat. Bagi mahasiswa komunikasi Atma Jaya, mengerjakan tugas bukan lagi beban melainkan tantangan. (Apalagi kalau diremehin teman sendiri yea curhat)

3. Suka bohong?

Dalam perminatan komunikasi korporasi, mahasiswa akan dituntut untuk dapat mengangkat atau memperbaiki citra perusahaan lewat tindakan maupun ucapan. Yang perlu digarisbawahi, mahasiswa komunikasi Atma Jaya diajarkan untuk memframing fakta, bukan memutarbalikan fakta. Pelajaran ini jelas berguna untuk kehidupan sehari-hari, terlebih jika kalian dihadapkan berbagai tuduhan atau cap buruk. (HEHE IYA INI CONTOHNYA, SAYA LAGI MEMFRAMING JURUSAN KOMUNIKASI)

4. Fashionable?

[caption caption="gaya berbusana yang sopan & sederhana, sesuai budaya di Atma Jaya"]

[/caption]

Tidak ada yang salah dengan rambut ombre, celana cullote, atau atribut lainnya yang menunjukkan kekinian. Setiap orang bebas berekspresi, jadi tidak masalah jika up to date atau tidak terhadap dunia fashion. Karena bagi mahasiswa komunikasi Atma Jaya, yang terpenting adalah peka dan memahami isu atau konflik yang sedang happening di sekitar. (Percuma kan dibilang keren karena pake celana jogger tapi gak tau penyebab melonjaknya harga daging sapi?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun