Pendidikan karakter selama ini terdapat pada sekolah-sekolah unggulan dan favorit. Namun, seiring dengan tingginya nilai keunggulan sekolah, maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk bersekolah. Dapat dipikirkan, sebenarnya banyak orang tua yang ingin melihat anaknya menjadi anak berkarakter kuat, namun dengan keterbatasan ekonomi, mereka hanya menyekolahkan anak mereka pada sekolah dengan taraf keunggulan yang rendah.Â
Kembali lagi, pendidikan yang bagus hanya dapat dienyam oleh mereka yang mampu. Namun sekarang beberapa sekolah telah mengeluarkan beasiswa bagi mereka yang berprestasi dan kurang mampu, hal ini cukup membantu menghemat pengeluaran biaya pendidikan.
Dengan hal ini, pemerintah diharapkan segera mencari solusi, karena jika pendidikan Indonesia terus bergantung pada ekonomi, maka akan ada sangat banyak potensi yang terbuang sia-sia, tidak ada cukup karakter untuk membangun Indonesia yang lebih baik.Â
Mungkin sekarang pemerintah dapat melakukan pembenahan program sekolah gratis dan perbaikan sistem pembangunan peserta didik. Selama ini nilai pembangunan karakter siswa telah berada pada standar yang sama, namun penerapannya dirasa belum cukup, dan antara satu sekolah dengan yang lain sangatlah berbeda. Misalnya, ada sekolah yang sangat terbiasa mencontek, ada yang tidak sama sekali, padahal standar nilai kejujuran yang diberikan pemerintah sama.Â
Maka, diharapkan pemerintah lebih sering pula melakukan pengamatan langsung ke sekolah-sekolah dan menanggapi hal berkaitan dengan pendidikan karakter ini dengan lebih serius. Jangan sampai hanya mereka yang mampu yang memiliki karakter dan mereka yang tidak mampu terus berada dibawah. Roda kehidupan generasi muda Indonesia harus tetap berjalan, jangan sampai terbentuk jurang pendidikan yang lebih lebar lagi hanya karena ketidakmampuan ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H