Ya. Pulang bukan lagi jadi hal yang paling kutunggu. Padahal, kukira tak ada tempat seindah rumah. Tak ada tempat sehangat rumah. Nyatanya, semua kira-kira itu tak jadi nyata. Dulu mungkin memang iya, tapi sekarang sudah bukan lagi. Semua berubah saat aku diberitahu tentang hal mengejutkan itu. Aku jadi orang terakhir yang diberi tahu. Ironisnya, akulah orang pertama yang seharusnya dikabari.
Setelah itu, apa yang dulu kusebut "rumah", tak lagi terasa seperti rumah. Aku seperti disadarkan kalau "rumah" itu hanya ilusi semata agar manusia mau tinggal berlama lama di bumi ini. Entah disengaja atau tidak, takdir membuka sedikit rahasia hidup padaku. Bahwa "rumah" manusia adalah bumi ini, surga di atas sana, atau neraka di bawah bumi. Entah yang mana rumahku. Tapi yang jelas, bangunan kokoh ini bukan lagi rumahku. Ah, atau mungkin dari dulu ini memang bukan rumahku.
"Pulang" adalah konsep yang membingungkan bagiku. - Partikel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H