Mohon tunggu...
Natannataa Natannataa
Natannataa Natannataa Mohon Tunggu... Seniman - natanael pramudya

passion is everything

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lokal Space, Komunitas Kreatif yang Butuh Manuver

10 Juni 2022   17:16 Diperbarui: 10 Juni 2022   17:39 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: instagram kamis manja

Sebagai pengenalan, Lokal Space adalah sebuah wadah orang muda kreatif di Kota Klaten, Jawa Tengah. Sejarah singkatnya, Lokal Space ini diawali dengan bisnis kuliner bernama Lokal Jajan yang bertempat di Tonggalan, Klaten. 

Bentuknya yang unik yaitu sebuah pendopo menghantarkan interest yang tinggi apalagi bagi anak-anak muda. Hal ini diperkuat juga dengan menu masakan dimsum yang terbilang masih langka kala itu di Klaten. 

Karena melihat traffic anak muda yang datang cukup tinggi, Mas Andre sebagai owner berniat menyalurkan sedikit interest-nya pada rilisan fisik. Ia berharap dapat mengobrol secara dekat dengan konsumen yang barangkali memiliki interest yang sama di bidang rilisan fisik musik. 

Benar saja, ia memajang koleksi rilisan fisik band baik dari cassete, compact disk, poster, hingga vinyl dari band-band indie hingga band yang masif sekalipun. Harapan mas Andre untuk berbincang tentang rilisan fisik mendapat respon baik. 

Pasalnya ia berhasil membuat orang-orang yang memiliki interest yang sama selalu berkunjung hingga menjadi teman dekat dan pendopo Lokal Jajan pun menjadi sebuah "tongkrongan" penikmat musik.

Simpatisan banyak bermunculan menciptakan sebuah lingkungan yang nyaman untuk berkarya bersama-sama. Kira-kira begitu gambaran yang bisa saya sematkan pada perkembangan Lokal Jajan hingga bermanuver menjadi Lokal Space. 

Kawan-kawan yang memiliki semangat yang sama membulatkan tekad untuk berkembang bersama dalam Lokal Space. Komunitas ini memiliki banyak sekali output kegiatan hingga badan usaha yang terbilang memajukan anak muda lokal Klaten. 

Hal ini karena mereka memiliki prinsip untuk memulai dari hal-hal yang dekat terlebih dahulu, niscaya hal besar juga akan dipercayakan pada Lokal Space. Bisa dibilang keterlibatan simpatisan bermunculan sangat organik dan poliferasi komunitas ini berlangsung begitu cepat. 

Hingga kini ada banyak kegiatan yang ternaungi entah secara resmi dibawah payung Lokal Space atau pun keterlibatan simpatisan saja, seperti : God Save The Gigs, Kamis Manja, Bermuda Podcast, Bonjour coffee, Lokal Edu, Lokal Space sebagai media partner, dan masih banyak lagi. Layaknya sebuah komunitas atau organisasi pastinya dibutuhkan sebuah bentuk pengorganisasian untuk mengurangi berbagai equivocalitas yang terjadi. 

Menurut Max Weber birokrasi adalah istilah yang paling tepat digunakan untuk menjelaskan sebuah control imperasif atas manusia. 

Hal ini melibatkan 5 prinsipnya yaitu : standarisasi dan formalisasi, pembagian kerja dan spesialisasi, hierarki otoritas, profesionalisasi, dan dokumentasi tertulis (Weber, 1974, h.330-332). Mungkin yang menjadi simtom adalah kurang terpenuhinya unsur-unsur tadi dari Lokal Space sebagai sebuah komunitas / organisasi.

Kurang bijak rasanya bila membahasakan ini menjadi sebuah problem oragnisasi, karena mereka pun tidak merasa ada urgensi yang begitu mendalam untuk ditangani. Maka saya akan lebih lega jika mengatakannya sebagai hambatan dalam perkembangan Lokal Space kedepan. 

Adapun akar-akar hambatan itu seperti tidak adanya ikatan pasti simpatisan tergabung dalam Lokal Space, pembiayaan kegiatan bersifat sukarela walau ada beberapa kegiatan melibatkan peran sponsor dari brand, dan terakhir yang bisa saya tambahkan adalah kurang adanya pemberdayaan media sosial untuk membuat branding Lokal Space lebih baik. 

Semakin diperkuat lagi bahwa birokrasi adalah menjalankan sebuah hirarki yang terperinci dan dijalankan atas pembagian kerja yang terperinci pula (Heady, 1991, h.69). Bila segi birokrasi ditambahkan sedikit saja kadarnya kemungkinan hambatan-hambatan tadi bisa diatasi.

Dari akar-akar hambatan yang memiliki kemungkinan terjadi bahkan beberapa diantaranya sudah terjadi maka sejatinya harus ditemukan pemecahan solusinya. 

Hal ini berbanding lurus dengan analisis tujuan untuk Lokal Space sendiri. Tujuan utama yang bisa saya sebutkan adalah menjadi sebuah komunitas dengan branding yang bold sehingega lebih mudah dikenal dan tentunya memudahkan berbagai kegiatan kedepannya. 

Bila dalam analisis SWOT tujuan itu muncul dari weakness yaitu kurangnya birokrasi dalam Lokal Space ini. Saya berharap semoga tujuan itu bisa dicapai dengan berbagai macam strategi khususnya dalam hal meningkatkan awareness melalui activation brand secara lebih profesional.

Daftar Pustaka :

 

Heady, F., 1991. "Bureaucracies". In Encyclopedia of Government and Politics, Vol.I, edited by Mary Hawkesworth and Maurice Kogan.London: Routledge, p.304-315.

Weber, Max, 1947. From Max Weber : Essay in Sociology. Edited by H.H Gerth and C Wright  Mils. New York : Oxford University Press.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun