Mohon tunggu...
Nataniela Safainsaurel
Nataniela Safainsaurel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahan Pokok Tidak Langka pada Bulan Ramadhan

14 Juni 2022   17:09 Diperbarui: 14 Juni 2022   17:14 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bulan puasa tinggal menghitung hari. Biasanya hampir seluruh harga komoditas bahan pangan akan meningkat. Namun, Badan Pangan Nasional (BPN) menjamin stok 9 bahan pangan aman hingga Mei 2022. Jaminan ini dengan catatan jika realisasi produksi dalam negeri dan impor tidak terganggu. Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Risfaheri menjelaskan, neraca pangan sampai dengan akhir Mei aman dengan catatan realisasi produksi dan impor sesuai rencana. Sembilan bahan pangan tersebut adalah beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bawang, telur unggas, daging ruminansia, daging unggas dan cabai.

Realisasi produksi dalam negeri hingga akhir Februari terpantau sesuai rencana. Begitu juga dengan impor. Hanya saja ada 4 komoditas yang persediaannya perlu menjadi perhatian, yakni kedelai, bawang putih, daging sapi dan gula konsumsi. Sulitnya mendapat persediaan beberapa komoditas, berpengaruh pada harga komoditas tersebut. Akibatnya harga komoditas melonjak naik dan membuat resah warga Indonesia. Seperti harga cabai yang meroket pada bulan ramadhan.

Berdasarkan keterangan Bandar Cabai di Pasar Induk Kramat Jati, Diky Alamsyah penyebab pergerakan harga cabai pada bulan ramadhan hampir sama dengan bulan-bulan lainnya yakni perbandingan pasokan dan permintaan. Seharusnya, ada kepastian ketersediaan cabai yang mencukupi. Meskipun mengingat harga cabai juga dapat meningkat dikarenakan faktor cuaca. Namun, diharapkan sejumlah sentra produksi dapat memperkirakan pasokan yang optimal. Begitupun harga minyak yang sangat melonjak, kenaikan harga minyak mencapai 70% dari harga biasanya.

Kenaikan harga yang melonjak tidak hanya bahan baku cabai dan minyak namun bahan baku lainnya. Seperti kedelai yang sedang naik harga, berdasarkan laporan Kementerian Perdagangan, harga kedelai diperkirakan terus naik hingga mei tahun 2022 dan baru akan turun pada bulan juli tahun 2022. Kenaikan harga kedelai berpengaruh pada ukuran dan harga bahan pangan tahu dan tempe. Produsen bahan pangan tersebut terpaksa mengecilkan ukuran tahu dan tempe, namun menaikkan harganya.

Upaya yang harus dilakukan oleh kementerian perdagangan (kemendag) yang memastikan bahwa stok bahan pangan untuk kebutuhan ramadhan mencukupi

Tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh harga bahan baku setiap harinya naik, meskipun kementerian perdagangan telah melakukan penyetokan dengan perhitungkan dan telah mempersiapkan beberapa strategi. Sementara ini untuk harga kedelai masih belum ada alternatifnya, yang perlu dilakukan warga, menggunakan bahan pokok lainnya yang harganya masih termasuk normal.

Dengan kondisi seperti ini pemerintah harus mengerti tentang kondisi saat bulan puasa. Hal lain dari berbagai paket kebijakan ini, banyak yang kurang menyentuh apa yang dibutuhkan produsen. Contohnya karena sekarang situasinya industri kita sedang mengalami tekanan. Jika biaya-biaya bahan baku yang semakin mahal, diakibatkan karena impor. Maka bagaimanapun ekspor bahan baku bergantung dari impor bahan baku khususnya. Jadi semakin kita mau memaksimalkan ekspor yang semakin tinggi, maka konsekuensinya kita harus impor bahan baku yang semakin besar, impor barang modal yang semakin banyak. Selain itu adanya kebijakan deregulasi tidak efektif. Bahkan ada beberapa paket kebijakan yang belum terimplementasikan hingga saat ini. Contohnya rencana menurunkan harga minya tapi juga ternyata tidak kunjung turun. Tidak tahu masalahnya dimana. Sehingga hal lain yang harus diperhatikan adalah soal stabilitas bahan baku serta kondisi seperti ini sebetulnya akibat dari pemerintah terlalu melakukan kebijakan yang terlalu berorientasi jangka pendek.

Jika dipengaruhi oleh cuaca yang tidak menentu mengakibatkan harga bahan pokok yang meningkat, dapat diasumsikan bahwa tak terpungkiri seharusnya produsen dapat menyetoknya dan melakukan pengawetan bahan pokok yang diharapkan dapat bertahan lama. setiap bahan pokok seperti cabai, kedelai, tomat, dan lain-lainnya memiliki masa panen raya. produsen dapat memanfaat kan dan memenuhi stok bahan sesuai dengan yang ditentukan. dengan begini diharapkan dapat pemenuhan bahan pokok menjelang bulan puasa dapat teratasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun