Mohon tunggu...
Natania Valentine
Natania Valentine Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswi

Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Folkative Tidak Punya Rumah Tapi Punya Followers

16 Oktober 2022   20:15 Diperbarui: 24 Oktober 2022   13:28 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Berita utama hari ini tentang Lesti dan Rizky Billar," teriak loper koran di dekat lampu merah.

Teriakan loper koran tersebut mungkin sudah jarang terdengar. Apalagi di kota-kota besar, lebih tidak mungkin ditemukan dan didengar lagi. Padahal loper koran membantu pembaca dalam memilih angle berita yang sesuai dengan kesenangannya, sehingga bisa membaca koran dengan nyaman dan bahagia. Loper koran mulai hilang satu per satu karena digantikan dengan gadget dan internet.

Era digital telah mengubah dunia dan memberikan dampak terhadap komunikasi dan teknologi informasi. Perkembangan yang ada melahirkan konsep baru bersama dengan adanya internet. Internet menjadi hal yang penting bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam hal pemberian informasi kepada khalayak.

Koran, radio dan televisi tidak lagi ramai digunakan oleh khalayak. Masyarakat berbondong-bondong untuk berpindah ke gadget dan internet yang lebih praktis dan hemat. Hal tersebut menjadi salah satu dampak era digital yaitu mengubah pola masyarakat dalam membaca berita dari membaca kertas, mendengarkan dan melihat visual di televisi menjadi berpindah ke gadget. 

Apalagi ditambah kehadiran media sosial yang menambah kemudahan dalam menerima dan menyebarkan informasi. Platform berita tidak lagi bergantung pada website atau e-paper. Media dapat "menumpang" pada media sosial yang besar yang penggunaannya lebih praktis. Lalu bagaimana cara media bertahan hidup dengan tidak memiliki rumah?

Homeless Media itu Seperti Apa?

Akhir-akhir ini media sedang ramai membicarakan mengenai homeless media. Istilah ini merujuk pada segelintir media yang mengembangkan bisnisnya pada platform media sosial raksasa seperti Facebook, Instagram, Youtube, Tiktok atau Twitter. 

Homeless media menyajikan cara mendapatkan informasi dengan praktis hanya dengan menunggu berita tersebut termuat di timeline media sosial masing-masing. Tidak perlu menunggu konten yang diinginkan ada pada website atau mengklik link untuk mendapatkan informasi yang utuh atau harus menunggu keesokan harinya untuk mengetahui berita lengkap mengenai suatu fenomena.

Homeless media yang sifatnya praktis ini juga bersifat interaktif. Hal tersebut terlihat dari bagaimana konten yang dibuat mengundang khalayak untuk berkomentar, memberikan tanda suka, menyebarkan informasi tersebut kepada yang lainnya dengan mudah, maupun menjadi pengikut setia untuk tidak ketinggalan konten yang dibuat.

Di Indonesia sendiri terdapat banyak media yang sudah menerapkan konsep homeless media. Salah satunya adalah Folkative yang berbasis di Instagram. Folkative hadir dan mengadopsi konsep homeless media yang langsung mendapatkan respon baik oleh audiens. Folkative memiliki cara tersendiri yang unik dan beda dari yang lain dalam menyediakan dan menyebarkan informasi kepada audiens. Bukan hanya dalam bentuk teks tetapi juga secara visual melalui foto dan video.

Homeless media identik dengan mudahnya ketersebaran yang lebih tinggi kepada audiens yang ada dimanapun karena menggunakan media sosial yang sudah menjadi sahabat bagi semua orang. Berbeda dengan media cetak maupun media online lainnya yang perlu berlangganan atau mengaksesnya melalui website atau dapat dikatakan memerlukan effort yang lebih untuk bisa mendapatkan informasi. Homeless media hanya membutuhkan tenaga untuk membuka media sosial saja.

Sesungguhnya, homeless media memberikan keuntungan bagi pemiliknya karena lebih mudah dalam memonetasi dan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk membentuk audiens. Hanya dengan membuat akun pada media sosial dan memberikan suguhan konten yang unik sudah menarik audiens untuk mengikuti. 

Apalagi homeless media kerap menampilkan potongan gambar dan berita dari media besar lainnya. Jarang dilakukan oleh homeless media untuk membuat berita atau mengambil gambar dan video sendiri. Sehingga tidak memerlukan effort yang besar untuk memberikan informasi kepada audiens.

Kemudahan yang diberikan oleh homeless media membuatnya semakin terlihat berbeda dengan media digital dan konvensional pada umumnya. Bukan lagi melalui iklan yang banyak yang menjadi tolak ukur keberhasilannya, namun dengan banyaknya jumlah view, like, share, komentar dan follow pada akun terkait.

Homeless media juga berkaitan erat dengan jurnalisme data. Jurnalisme data merupakan proses jurnalistik yang mengumpulkan, menganalisis dan menyaring data dan fakta untuk membuat berita. Jurnalisme data membantu proses new gathering, termasuk dalam melakukan penyebaran data, konteks dan pertanyaan kepada publik.

Proses yang biasanya dilakukan dalam jurnalisme data meliputi pengumpulan data, analisis data dan yang terakhir distribusi dengan cara yang informatif serta menarik melalui sosial media. Jurnalisme data akan menarik audiens untuk membaca dan mendapatkan informasi secara utuh, namun tidak membosankan dan tidak terkesan monoton.

Ketika Folkative Tidak Punya Rumah

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Kekuatan Folkative terdapat pada kontennya yang simpel, menarik, fokus pada foto, video serta teks yang tidak membuat audiens bosan dan langsung pada inti beritanya. Apalagi Folkative langsung merujuk kepada jenis konsumen yang spesifik yaitu generasi milenial dan Gen Z.

Gen Z memiliki pola kritis terhadap isu sosial, politik dan lingkungan, juga sangat menyukai informasi yang padat, lengkap dan menarik dalam pengemasannya. Oleh karena itu, Folkative menyasar target kepada Gen Z yang merupakan penduduk terbanyak di media sosial.

Selain itu, keberhasilan Folkative sebagai homeless media ditandai dengan tingginya kunjungan konsumen ke akun Instagramnya. Walaupun belum bercentang biru atau terverifikasi oleh Instagram, sampai saat ini Folkative memiliki 3.4  juta pengikut.

Eitz, walaupun terkesan sederhana dan simpel, tidak semudah itu membuat konten yang berpotensi mengundang audiens untuk sekedar membaca maupun melakukan aktivitas lainnya. Homeless media juga harus jeli dalam membuat konten agar memuat data yang akurat, teks yang nyaman baca dan elemen audiovisual yang menarik.

Folkative identik dengan tulisan hitam dan berlatar putih serta dilengkapi dengan logonya. Caption yang disajikan berbahasa Inggris, menambah ketertarikan audiens untuk membacanya. Ditambah dengan elemen audiovisual yang beragam yaitu foto dan video yang berdurasi kurang dari satu menit. 

Bukan hanya itu, pemilihan angle dan tema berita juga menjadi hal yang diperhatikan oleh Folkative karena karakteristik audiens di Instagram dengan media sosial yang lainnya juga berbeda. Folkative berusaha untuk memberikan atmosfer positif yang sesuai dengan keinginan pengikutnya.

Folkative memilih isu-isu hangat di kalangan Gen Z yang berada di dalam maupun luar negeri. Folkative mengemas isu yang sedang viral menggunakan gayanya yang cocok dengan selera audiens. 

Folkative juga menggabungkan prinsip jurnalisme dengan copywriting. Copywriting yang digunakan hampir mirip dengan yang digunakan dalam pemasaran digital. Copywriting merupakan proses menulis materi yang mempersuasi orang untuk mengambil beberapa bentuk tindakan seperti like, komentar, share dan follow. 

Sayangnya, Folkative masih kurang bisa memberikan informasi yang akurat karena terkadang hanya mengambil dari informasi yang sedang viral di platform media sosial lainnya. Utamanya, konsep yang diusung Folkative adalah memberikan informasi secara aktual dan sedang ramai diperbincangnya oleh audiens. 

Folkative tidak ingin ketinggalan dibandingkan dengan portal berita lainnya bahkan lebih baik untuk bisa memberikan informasi lebih dulu. Kecepatan informasi menjadi salah satu kekuatan Folkative dalam menyajikan berita. Walaupun begitu, Folkative tetap menjadi media kesayangan Gen Z dalam memberikan berita yang aktual dengan kemasan yang menarik dan tidak membosankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun