"Berita utama hari ini tentang Lesti dan Rizky Billar," teriak loper koran di dekat lampu merah.
Teriakan loper koran tersebut mungkin sudah jarang terdengar. Apalagi di kota-kota besar, lebih tidak mungkin ditemukan dan didengar lagi. Padahal loper koran membantu pembaca dalam memilih angle berita yang sesuai dengan kesenangannya, sehingga bisa membaca koran dengan nyaman dan bahagia. Loper koran mulai hilang satu per satu karena digantikan dengan gadget dan internet.
Era digital telah mengubah dunia dan memberikan dampak terhadap komunikasi dan teknologi informasi. Perkembangan yang ada melahirkan konsep baru bersama dengan adanya internet. Internet menjadi hal yang penting bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam hal pemberian informasi kepada khalayak.
Koran, radio dan televisi tidak lagi ramai digunakan oleh khalayak. Masyarakat berbondong-bondong untuk berpindah ke gadget dan internet yang lebih praktis dan hemat. Hal tersebut menjadi salah satu dampak era digital yaitu mengubah pola masyarakat dalam membaca berita dari membaca kertas, mendengarkan dan melihat visual di televisi menjadi berpindah ke gadget.Â
Apalagi ditambah kehadiran media sosial yang menambah kemudahan dalam menerima dan menyebarkan informasi. Platform berita tidak lagi bergantung pada website atau e-paper. Media dapat "menumpang" pada media sosial yang besar yang penggunaannya lebih praktis. Lalu bagaimana cara media bertahan hidup dengan tidak memiliki rumah?
Homeless Media itu Seperti Apa?
Akhir-akhir ini media sedang ramai membicarakan mengenai homeless media. Istilah ini merujuk pada segelintir media yang mengembangkan bisnisnya pada platform media sosial raksasa seperti Facebook, Instagram, Youtube, Tiktok atau Twitter.Â
Homeless media menyajikan cara mendapatkan informasi dengan praktis hanya dengan menunggu berita tersebut termuat di timeline media sosial masing-masing. Tidak perlu menunggu konten yang diinginkan ada pada website atau mengklik link untuk mendapatkan informasi yang utuh atau harus menunggu keesokan harinya untuk mengetahui berita lengkap mengenai suatu fenomena.
Homeless media yang sifatnya praktis ini juga bersifat interaktif. Hal tersebut terlihat dari bagaimana konten yang dibuat mengundang khalayak untuk berkomentar, memberikan tanda suka, menyebarkan informasi tersebut kepada yang lainnya dengan mudah, maupun menjadi pengikut setia untuk tidak ketinggalan konten yang dibuat.
Di Indonesia sendiri terdapat banyak media yang sudah menerapkan konsep homeless media. Salah satunya adalah Folkative yang berbasis di Instagram. Folkative hadir dan mengadopsi konsep homeless media yang langsung mendapatkan respon baik oleh audiens. Folkative memiliki cara tersendiri yang unik dan beda dari yang lain dalam menyediakan dan menyebarkan informasi kepada audiens. Bukan hanya dalam bentuk teks tetapi juga secara visual melalui foto dan video.