Mohon tunggu...
Natania
Natania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi jiujitsu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Ilmu Filsafat untuk Perkembangan Kriminologi di Indonesia

7 Mei 2024   14:00 Diperbarui: 7 Mei 2024   16:23 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Filsafat secara umum dianggap sebagai hal yang abstrak dan tinggi tidak memiliki keterkaitan
dengan kehidupan sehari-hari. Filsafat dilihat memiliki arti pandangan hidup dari sebuah
individu maupun kelompok atau sebuah teori umum tentang bagaimana cara mengatur kehidupan kita. Dikalangan sosial masyarakat, filsafat sering dipandang sebagai keinginan seseorang memikirkan suatu permasalahan dengan sangat dalam dan tidak terbatas.

Kriminologi adalah disiplin ilmu yang berfokus pada pemeriksaan dan analisis fenomena sosial, yaitu kejadian dan dampak kejahatan dalam masyarakat. Istilah "kriminologi" berasal dari kata Latin "crimen" dan "logos". Crimen adalah istilah Latin untuk kejahatan, sedangkan logos mengacu pada studi atau pengetahuan tentang subjek tertentu. Kriminologi adalah disiplin ilmu yang tidak hanya mempelajari sifat kejahatan, tetapi juga individu yang melakukan kejahatan, korban kejahatan, dan tanggapan masyarakat terhadap kejahatan. Kriminologi mencakup studi tentang pola kejahatan, faktor-faktor yang mendasari perilaku kriminal, dan berbagai strategi yang digunakan untuk mencegah dan mengurangi kegiatan kriminal.

Penggabungan filsafat sangat penting dalam kemajuan kriminologi di Indonesia karena sifat kejahatan yang beragam di negara ini. Kompleksitas dari masalah ini mengharuskan penggunaan prinsip-prinsip filosofis untuk mengatasi tantangan yang ada. Keunggulan filsafat terletak pada kemampuannya untuk memberikan solusi filosofis untuk berbagai masalah. Hal ini sangat relevan dalam bidang kriminologi, karena memerlukan pemeriksaan menyeluruh terhadap akar penyebab kejahatan yang terjadi di masyarakat. Melalui proses mempertanyakan kesulitan-kesulitan yang ada, kita dapat menemukan jawabannya, yang pada gilirannya akan meningkatkan kebijaksanaan kita dalam hidup.

Filsafat memiliki kualitas universal dan mencakup pemikiran yang luas dan tidak terbatas yang dapat mempertimbangkan berbagai perspektif. Hal ini sangat relevan dengan kriminologi, karena pemeriksaan kasus kriminal memerlukan cara berpikir yang melampaui sudut pandang tunggal. Selain itu, sistematis mengacu pada proses berpikir secara metodis dan rasional, terlepas dari hasil spekulasi. Untuk menentukan akar penyebab kejahatan, sangat penting untuk menggunakan proses berpikir yang metodis, berurutan, dan rasional, yang melibatkan spekulasi yang masuk akal dan akurat berdasarkan penalaran logis.

Filsafat terdiri dari tiga cabang penyelidikan ilmiah yang terpisah: ontologi, epistemologi, dan ksiologi. Ontologi adalah disiplin filsafat yang berfokus pada penyelidikan sifat dasar dari realitas. Epistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan sifat dan luasnya pengetahuan, sedangkan aksiologi berfokus pada pemeriksaan nilai-nilai dan kepentingannya.

Ontologi adalah cabang filsafat yang berfokus pada pemeriksaan eksistensi dan entitas nyata. Untuk memvalidasi ontologi ini, sangat penting untuk menggunakan panca indera manusia. Dan dapat dibuktikan melalui bukti-bukti empiris. Dalam bidang kriminologi, ontologi menjelaskan sifat dasar dan eksistensi kejahatan (tindakan itu sendiri), individu yang menderita kerugian sebagai akibatnya (korban), dan orang yang bertanggung jawab untuk melakukan kejahatan (pelaku).

Epistemologi adalah disiplin filosofis yang mengeksplorasi esensi pengetahuan dan teknik
yang digunakan untuk mendapatkannya. Epistemologi menganalisis konten kognitif dari pikiran manusia. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan intelek manusia terjadi dengan cara menyelidiki dan memeriksa banyak objek, yang pada akhirnya menghasilkan pengenalan dentitas seseorang sebagai manusia. Dalam dunia kriminologi, seseorang dapat dianggap sebagai penjahat jika mereka telah menjalani pemeriksaan dan penyelidikan, yang menghasilkan keputusan bahwa mereka memang melakukan kejahatan.

Aksiologi adalah bidang komprehensif yang menggabungkan semua jenis nilai, seperti nilai moral, ekspresi estetika, dan nilai sosial-politik. Aksiologi adalah disiplin filosofis yang berfokus pada pemeriksaan nilai, yang mencakup etika (penyelidikan nilai moral) dan estetika (eksplorasi keindahan dan nilai artistik). Etika adalah bidang studi yang mengkaji tindakan dan perilaku manusia, dengan fokus pada evaluasi nilai moral dari kegiatan ini menggunakan rasionalitas. Etika berfokus pada penilaian perilaku manusia dengan mempertimbangkan logika manusia dan prinsip-prinsip moral yang telah ditetapkan, membedakan antara perilaku yang baik dan buruk. Selain itu, estetika adala disiplin ilmu yang menyelidiki perwujudan keindahan.

Ilmu filsafat sangat penting dalam kriminologi, karena membantu dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kasus-kasus kriminal. Tiga bidang filsafat, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi, memainkan peran penting dalam hal ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun