Keamanan lingkungan merupakan kebutuhan dasar yang sering  terabaikan, terutama di kawasan padat penduduk seperti Kecamatan Tambaksariya Surabaya, RW 10 Kelurahan Gading. Menjawab tantangan tersebut, mahasiswa Universitas Surabaya (Untag) pada tanggal 17 Agustus 1945 menghadirkan produk inovasi berupa alat alarm panik dalam program KKN NR 08. Idenya tidak hanya sederhana, tapi juga strategis untuk mencegah kejahatan sekaligus memperkuat kohesi warga.Â
Data menunjukkan bahwa kawasan perkotaan kerap menghadapi tantangan keamanan, mulai dari pencurian hingga perampokan. Namun, sistem keamanan berbasis teknologi canggih seringkali terlalu mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Oleh karena itu, alarm panik merupakan solusi yang tepat. Alarm panik harganya murah, mudah dibuat, dan efektif menarik perhatian masyarakat saat terjadi keadaan darurat. Alarm PanikÂ
 dirancang untuk mengeluarkan suara keras saat dipicu, yang dapat menggerakkan warga  untuk memberikan bantuan atau menghalangi penjahat. Selain itu, alarm ini juga dapat digunakan dalam situasi lain seperti kebakaran, kecelakaan, dan keadaan darurat medis.Â
Bunyi alarm panik yang keras dapat membuat penjahat merasa terancam dan mendorong warga untuk segera mengambil tindakan. Hal ini memungkinkan untuk mencegah kejahatan dan meminimalkan kerusakan.Â
Peringatan ini akan berfungsi sebagai katalisator solidaritas antar warga. Setelah mendengar  alarm, warga diharapkan bekerja sama untuk menanggapi keadaan darurat, menciptakan rasa persatuan dalam menjaga lingkungan yang aman.Â
Dengan biaya pembuatan sekitar Rp50.000 per unit, perangkat ini sangat terjangkau dibandingkan dengan sistem keamanan lainnya. Selain itu, proses pembuatannya sederhana, sehingga penduduk dapat secara mandiri memproduksi dan mereplikasi perangkat ini  setelah  pelatihan.Â
Melalui program KKN ini, mahasiswa Untag Surabaya memberikan pelatihan kepada warga dalam keterampilan seperti menyolder komponen elektronik, membaca diagram, dan membangun perangkat dari awal. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis masyarakat, namun juga memungkinkan mereka  berkontribusi aktif dalam menjaga keamanan lingkungan.Â
Beberapa orang mungkin mempertanyakan efektivitas teknologi sederhana ini dibandingkan dengan sistem keamanan canggih seperti televisi sirkuit tertutup (CCTV). Namun, alarm panik  memiliki kelebihan tersendiri yang tidak bisa diabaikan.Â
Berbeda dengan CCTV yang hanya merekam kejadian, alarm panik  memicu reaksi warga segera setelah alarm berbunyi.Â
Perangkat ini dapat dipasang di rumah dengan biaya rendah, Â menjadikannya solusi terintegrasi untuk semua sektor masyarakat.Â
Pelatihan ini akan memungkinkan warga untuk  memproduksi perangkat tersebut secara mandiri, sehingga menciptakan keberlanjutan tanpa bergantung pada pihak eksternal.Â
Alarm panik adalah contoh nyata bagaimana inovasi sederhana bisa berdampak besar jika diterapkan dengan pendekatan yang tepat. Dengan dukungan LPPM, mahasiswa Untag Surabaya menunjukkan bahwa solusi berbasis teknologi tidak harus rumit atau mahal untuk membawa perubahan nyata di masyarakat.Â
Dengan beragam manfaat, Panic Alarm tidak hanya sebagai alat, tetapi juga simbol  kolaborasi dengan siswa dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, stabil, dan siap darurat. Kami berharap program ini  dapat menginspirasi komunitas lain untuk melakukan pendekatan serupa dan menjadikan keselamatan lingkungan sebagai tanggung jawab bersama.Â
Keamanan bukan hanya tugas pihak berwenang, melainkan tanggung jawab kita semua.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI