Mohon tunggu...
Worklife Pilihan

Sebuah Berkat di Cibinong

5 Mei 2019   20:10 Diperbarui: 5 Mei 2019   20:29 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi seorang banker merupakan sebuah profesi yang tak pernah terpikirkan oleh saya. Pembalap dan arsitek adalah 2 cita-cita yang dulu sempat terpikirkan oleh saya. Selayaknya seorang anak kecil, cita-cita yang terpikir biasanya jauh dari rencana realisasi. Dengan polosnya, kala itu saya hanya menyebutkan 2 profesi tersebut berdasarkan kesukaan saya terhadap menggambar dan mobil-mobilan.

Umur semakin bertambah dan akhirnya masa depan mulai terlihat semakin nyata. Saat saya SMP, cita-cita sebagai pembalap sudah tidak pernah terpikirkan lagi.

Sementara saya semakin tidak yakin dengan harapan saya untuk menjadi seorang arsitek setelah sedikit demi sedikit mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam proses pendidikannya yang ternyata tidaklah sedikit. Memasuki masa SMA dan kuliah, saya tidak lagi memeliki jawaban yang pasti saat saya ditanya "apa cita-cita kamu?".

Singkat cerita akhirnya saya berkuliah di jurusan Hubungan Internasional di salah satu Universitas di Kota Bandung. Saya berkesempatan untuk mendapatkan beberapa program magang di stasiun televisi ternama pada semester akhir. 

Berbekal pengalaman magang yang cukup panjang, akhirnya saya mendapatkan cita-cita baru pada saat itu yaitu untuk menjadi reporter berita. Tentu hal ini membuat saya merasa sangat lega karena akhirnya saya bisa mendapatkan sebuah tujuan atau target baru untuk masa depan saya.

Setalah saya berhasil menyelesaikan masa perkuliahan saya, perusahaan berita menjadi target utama. Berbekal pengalaman magang, dengan sangat aktif saya mendaftarkan diri ke berbagai media besar di Indonesia. Mulai dari psikotes biasa hingga casting reporter sudah pernah saya lalui. Dan ternyata dari serangkaian proses interview dan seleksi, tidak ada 1 pun perusahaan berita yang akhirnya menerima saya. Kecewa, hancur, dan bingung adalah apa yang paling saya rasakan pada saat itu. Pada salah satu titik terendahnya saya sempat kembali mempertanyakan cita-cita saya.

Terlepas dari konsep kegagalan yang sempat menetap beberap saat, saya menolak untuk menyerah terhadap masa depan saya. Saya mengumpulkan semangat dan kembali aktif mendaftarkan diri terhadap beberapa perusahaan media. Namun kali ini saya turut membuka diri pada peluang baru dimana saya juga mencoba peruntungan di tempat lain selain di media berita. Dan siapa sangka, dari semua pintu kesempatan baru yang terbuka, ternyata saya berjodoh dengan OCBC NISP.

Senang? Susah Pasti!!!!

Saya sangat bersyukur karena akhirnya saya bisa memulai menata masa depan saya yang ternyata saya mulai di OCBC. Namun pada awalnya saya sempat ragu karena ternyata perusahaan yang menerima saya justru adalah perusahaan dimana saya memiliki kelemahan pengetahuan dan pengalaman. Memang kami para peserta program MDP diberikan class training selama 1 bulan. 

Namun hal tersebut tidak sepenuhnya menghapuskan keraguan saya. Saya benar-benar berusaha untuk tidak mengecewakan mereka yang sudah memberikan kesempatan kepada saya terutama mereka yang terakhir kali meng-interview saya di cabang Cibinong. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai terbaik pada setiap ujian. Namun saya kembali dihadapkan pada sebuah kenyataan yang menguji semangat dan keteguhan saya. Saya merupakan salah satu peserta dengan peringkat terburuk di kelas.

Saat saya memulai OJT di cabang, rasa ragu dan malu tidak jarang mengganggu pikiran saya. Namun memang ternyata Tuhan punya rencana atas penempatan saya di Cibinong. Saya ditempatkan pada sebuah team yang luar biasa supportif. Di team ini saya dipertemukan dengan Ibu Novita sebagai team leader dan Laurentia, Munia, dan Aftriani yang merupakan senior saya.

img-20190503-wa0015-5cced1b27d1b90664d0b8f97.jpg
img-20190503-wa0015-5cced1b27d1b90664d0b8f97.jpg
Tuntutan pekerjaan yang saya hadapi memang merupakan hal yang sangat menantang bagi saya yang cenderung sangat pendiam, dimana saya dituntut untuk bertemu dengan banyak orang. Namun setiap kesulitan dan tantangan, dapat saya lalui secara perlahan. Ibu Novita merupakan orang yang sangat tegas dalam membimbing team. 

Saya sangat bisa merasakan bahwa beliau berusaha untuk mengembangkan potensi saya dalam profesi ini. Namun satu hal yang sangat saya kagumi dari beliau adalah caranya dalam mendidik saya. Ibu Novita tidak pernah menuntut saya untuk menjadi orang lain. Ia meminta saya untuk dapat mengembangkan beberapa keahlian yang menjadi tuntutan profesi ini, namun ia membebaskan saya untuk berkembang dengan keunikan dan cara saya sendiri. Saya merasa sangat diterima dan dihargai.

Selain itu ada Laurentia (Elsa), Munia (Mumun), dan Aftriani (Esti) yang selalu membimbing saya. Sebagai seorang hunter, memang yang kebetulan paling banyak mengajari saya adalah Ka Esti. Ia sangat sabar dalam mengajari saya. Ia juga sering kali mengajak saya ikut visit dan mengajari saya bagaimana bersikap dalam bertemu nasabah. 

Kemudian Ka Mumun yang melihat kekurangan saya pada bagian keuangan. Ia mengajari saya bagaimana membaca laporan keuangan dan bagaimana membuat laporan keuangan secara sederhana. Kemudian Ka Elsa yang juga sangat perhatian. Ka Elsa adalah senior saya yang entah mengapa selalu membela saya jika terkadang saya ditegur oleh Ibu Novita. Pada awal masa saya OJT bahkan ia pernah menuliskan saya catatan kecil yang berisi bagaimana melakukan perpajanjangan kredit di Emerging.

Dengan segala kekurangan dan keterbatasan saya, saya dipertemukan dengan mereka yang luar biasa perhatian dan selalu mendukung saya. Siapa sangka, peringkat buruk yang saya dapatkan dari hasil class training ternyata tidak serta merta menyatakan bahwa saya akan gagal. Pada tanggal 9 April 2019 lalu, saya telah menjalani debrief. Dan besok yaitu tanggal 6 Mei 2019 , saya akan menjalani proses pengangkatan sebagai karyawan OCBC.

Satu hal yang saya pelajari dari pengalaman saya ini. Merupakan bagian manusia untuk terus berusaha, namun segala hal yang akan terjadi tetap menjadi misteri dan bagian dari yang kuasa. Saya sangat bersyukur karena saya bisa memulai karir saya dan menjadi bagian dari OCBC, terlebih saya dipertemukan dengan team yang sangat saya sayangi.

Dokpri
Dokpri
Terima kasih OCBC...

Kita tidak pernah tahu usaha ke berapa dan doa yang mana yang akan menjadi kenyataan. Namun keduanya memiliki kesamaan. Perbanyaklah!!!   ~MP.Silaban~

#taytb

Natanael Alvin Widiyanto - EMBP 2018 (58408)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun