Indonesia kembali menghadapi lonjakan kasus COVID-19 akibat varian Omicron. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat mengetahui ciri-ciri subspesies Omicron sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan.Â
Omicron menyebabkan gejala ringan seperti pilek, batuk, dan demam dengan tingkat penularan yang cepat. Fitur selanjutnya dari varian Omicron adalah rawat inap yang rendah dan tingkat keparahan yang rendah. Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit lebih sedikit daripada pasien yang melaksanakan isolasi mandiri (Isoman).Â
Strategi pemerintah dalam menghadapi gelombang Omicron ini sedikit berbeda dengan menghadapi gelombang Delta. Gelombang Delta memiliki tingkat keparahan tinggi sehingga pemerintah harus mempersiapkan rumah sakit dengan banyak tempat tidur. Sedangkan Omicron ini yang tinggi adalah penularannya tapi keparahannya rendah.Â
Beberapa teman, kerabat bahkan siswa-siswa pelajar sudah ada yang terinveksi Omicorn yang entah tahun depan berubah atau bermutasi dengan nama apa lagi. Mungkin Omicorn 2 atau Omicorn Lanjutan.Â
Menyikapi ini kita harus tetap waspada dan berhati-hati. Yang terpenting selalu pakai masker. Hindari keramaian karena  akan meningkatkan transmitansi. Jika bisa bekerja di rumah, tidak perlu ke mana-mana karena berisiko tinggi tertular. Kita harus bertahan diri di rumah. Tetapi jika Anda terinfeksi, jangan panik. Yang penting  isolasi diri dan minum vitamin. Jika Anda memiliki gejala ringan, minum obat.
Waspada Omicorn harus kita canangkan dalam hati dan menjadi tonggak kedisiplinan memakai masker, cuci tangan, menghindari kerumunan dan tetap betah di rumah. Jangan keluyuran tanpa tujuan dan duduk di Mall atau halte, walaupun untuk tujuan refreshing.Â
Salam sehat- Waspada Omicorn!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H