Dewasa ini banyak sekali ancaman yang melanda umat manusia. Ancaman yang timbul sudah tidak seperti masa yang lampau seperti peperangan dan ancaman "tradisional" lainnya. Contoh dari ancaman pada dewasa ini adalah penyelundupan barang-barang yang dapat membahayakan manusia jika digunakan dengan cara yang salah, seperti senjata api, narkotika dan lainnya, dan juga kelaparan. Kelaparan merupakan masalah yang sangat vital jika dibiarkan berlarut-larut. Dengan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu pangan maka suatu negara atau wilayah tidak akan berkembang, karena manusialah yang menjadi penggerak inti atau utama dari suatu negara.
Korea Utara adalah salah satu negara yang dikenal dengan komunismenya yang sangat kental. Dapat dilihat dari pemimpinnya sendiri yaitu Kim-Jong-un. Gaya kepemimpinan yang diaplikasikannya kepada rakyat Korea Utara sangat otoriter, dari gaya rambut, akses internet, pemberian nama dan yang lainnya sudah ditentukan sedemikian rupa, jika melanggar akan mendapatkan sanksi yang tidak main-main.Â
Pada masa pandemi covid-19 kemarin Korea Utara mengalami krisis pangan yang dahsyat. Dugaan kelaparan yang melanda Korea Utara bukan tanpa landasan. Para pemimpin negara tersebut mendiskusikan masalah rumusan kebijakan pertanian yang lebih baik. Laporan dari salah satu portal berita mengatakan, sejumlah warga Korea Utara wafat diakibatkan kelaparan. Namun para pakar menyatakan tidak ada tanda-tanda kematian massal atau kelaparan.Â
Korea Utara membutuhkan paling tidak 5,5 juta ton biji-bijian guna memberi makan kepada 25 juta masyarakat. Namun, produksi nasional mereka diprediksi hanya berkisar 4,4 juta ton yang berarti, Korea Utara kekurangan paling tidak 1 juta ton setiap tahun. Sekitar setengah dari gap tersebut umumnya diimbangi dengan pembelian biji-bijian tidak resmi dari China.
Para pakar menyatakan pertemuan para petinggi partai pekerja yang akan datang kemungkinan besar akan memberi dukungan bagi kepala Korea Utara Kim Jong-un untuk program senjata nuklirnya untuk menentang tekanan dan sanksi yang dikepalai AS. Rapat paripurna Komite Pusat Partai Buruh diagendakan pada akhir Februari. Agenda spesifiknya belum diketahui, namun Politburo partai sebelumnya menyatakan bahwa titik balik dibutuhkan guna meningkatkan perubahan dalam sektor pertanian.
Pertemuan tersebut akan menjadi kegiatan paripurna pertama partai yang diadakan cuma untuk membahas masalah pertanian, meski seringkali menjadi masalah utama di konferensi yang lebih besar di Korea Utara. Salah satu dari 12 prioritas ekonomi yang diamalkan partai tersebut selama rapat paripurna di bulan Desember adalah meningkatkan produksi biji-bijian.
Menurut saya, Korea Utara harus membenahi peraturan perdagangan lintas batasnya dan Upaya otoritas Korea Utara untuk memperkuat kontrol dan membatasi aktivitas pasar juga memperburuk keadaan pangan. Â Negara yang berhubungan dekat dengan Korea Utara juga harus membantu, dikarenakan Korea Utara tidak bersahabat dengan banyak negara. China sebagai salah satu rekan dari Korea Utara harus memberikan bantuan pangan kepada Korea Utara. Kemungkinan negara lain akan membantu Korea Utara sangatlah kecil dikarenakan itu China sebagai salah satu rekan Korea Utara, yang secara geografis tidak berjarak terlalu jauh diharapkan dapat berperan sebagai penyokong utama pasokan pangan Korea Utara.
Nama: Natanael
NIM: 07041382126226
Dosen Pengampu: Nur Aslamiah Supli,BIAM., M.Sc
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H