Mohon tunggu...
Natalie Anabella Harinda
Natalie Anabella Harinda Mohon Tunggu... Seniman - SMA Kolese Loyola

Selamat membaca~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kultur Jaringan dan Pemanfaatannya

23 Agustus 2019   22:46 Diperbarui: 23 Agustus 2019   22:53 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo para pembaca Kompasiana!! Khususnya pembaca semua yang tertarik dengan artikel berbau science. Ini adalah artikel perdana saya yang saya tulis. Pada kesempatan ini saya akan membahas tentang kultur jaringan dan pemanfaatannya.


Untuk berkembang biak, tumbuhan perlu bereproduksi. Ada 2 cara reproduksi tumbuhan yaitu dengan cara peleburan gamet jantan dan betina (secara generatif) dan tanpa peleburan gamet jantan dan betina (secara vegetatif). Reproduksi vegetatif dibedakan lagi menjadi dua yaitu dengan vegetatif alami seperti bertunas, dengan umbi batang, dan lain-lain ada juga vegetatif buatan seperti setek, mengenten, spora, dan lain-lain.


Seiring berjalannya waktu, teknologi dalam mengembangbiakkan tanaman dengan cara vegetatif semakin berkembang salah satunya adalah kultur jaringan. Kultur jaringan ini banyak dimanfaatkan dalam pertanian. Jadi mari kita pelajari apa sih kultur jaringan itu.


Kultur jaringan atau dalam Bahasa Inggris disebut Tissue plant culture adalah kumpulan teknik untuk menjaga atau menumbuhkan sel, jaringan, atau organ tanaman dalam keadaan steril secara vegetatif di dalam media nutrisi buatan sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri, beregenerasi dan kembali menjadi tumbuhan yang lengkap. Bagian yang digunakan untuk membuat kultur jaringan disebut plasma nutfah.


Awalnya kultur jaringan ini digunakan untuk membuktikan teori totipotensi yang menyatakan bahwa sel-sel  bersifat otonom dan pada dasarnya mampu beregenerasi menjadi tanaman lengkap. Saat ini kultur jaringan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian untuk menciptakan hasil yang unggul. Kultur jaringan memiliki manfaat antara lain yaitu dapat memproduksi tanaman dewasa dengan cepat, dapat meproduksi tanaman saat tidak ada biji atau benih untuk ditanam, menghasilkan hasil produksi yang sama persis dengan induk tanamannya yang memiliki banyak keunggulan, karena diproduksi degan steril maka akan mengurangi bibit tanaman terkena penyakit, dapat memproduksi banyak tanaman untuk kepentingan komeril. Selain manfaat, kultur jaringan juga memiliki kerugian yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melakukan kultur jaringan itu banyak, dalam pembuatannya harus ditangani oleh tenaga professional, jika tanaman induknya terkena penyakit maka tanaman hasil klon nya juga ikut terkena penyakit, kultur jaringan biasanya hanya dilakukan pada spesies-spesies yang sudah pasti dapat dibuat kultur jaringannya karena jika spesies baru yang digunakan tidak ada kepastian untuk berhasil.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan yaitu :

  1. Ukuran bagian tumbuhan. Bagian tumbuhan yang berukuran besar terdiri dari jaringan parenkim,  jaringan pembuluh, dan memiliki kambium akan mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam beregenerasi dari pada bagian yang berukuran kecil.
  2. Bagian tumbuhan yang digunakan. Bagian terbaik yang digunakan untuk kultur jaringan berbeda-beda tiap spesies jadi untuk menentukan bagian yang digunakan harus mempertimbangkan jenis spesies dari tumbuhan tersebut.
  3. Umur bagian tumbuhan.
  4. Kadar oksigen, temperature, dan intensitas cahaya
  5. Media tanam. Media tanam yang baik memiliki zat-zat hara, vitamin, asam amino, dan bahan-bahan lain yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Media tnam juga harus memiliki pH antara 5,6 sampai 5,8 sebelum sterilisasi.

Nah, setelah kita tahu faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kultur jaringan, untuk dapat melakukannya kita dapat mengikuti cara-cara berikut :

  1. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan ruangan serta alat dan bahan yang akan digunakan. Setelah itu mempersiapkan media tanamnya. Seperti yang disebutkan dalam factor diatas, media tanam harus mengandung unsur hara.
  2. Setelah itu kita harus menginisiasi kultur. Yaitu mengambil eksplan dari suatu bagian tumbuhan.
  3. Memperbanyak tanaman denga menanam eksplan.
  4. Setelah itu akan muncul kalus pada eksplan
  5. Memindahkan eksplan yang telah menjadi plantlet keluar dari ruangan aseptic ke bedeng.

Selain pada tumbuhan, kultur jaringan juga dapat dilakukan pada hewan. Namun kultur jaringan pada tumbuhan lebih berkembang pesat dari pada kultur jaringan pada hewan karena kultur jaringan pada tumbuhan lebih mudah dibuat dan biayanya lebih murah. Hal ini juga dipengaruhi dengan sel hewan yang lebih kompleks dari sel tumbuhan dan sel hewan mempunyai daya totipotensi yang lebih tinggi. Meskipun lebih sulit dilakukan, kultur jaringan pada hewan membutuhkan media yang tidak jauh berbeda dari tumbuhan.

Seturut dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pemanfaatan kultur jaringan telah semakin beragam salah satunya adalah pengembangan tanaman pisang tanpa penyakit di Afrika Timur. Pisang adalah sumber makanan, gizi, serta pendapatan di sana.

Contoh kedua adalah peningkatan produksi beras di Afrika Barat yang sebelumnya harus mengimpor 6 juta ton tiap tahunnya. Monty Jones, seorang peneliti yang bekerja di Africa Rice Center menggunakan kultur jaringan dengan menyilangkan tanaman padi asli Africa dan tanaman padi Asia. Hasil kultur jaringan ini meningkatkan produksi beras yang tadinya hanya 1 ton per hektar menjadi 5 ton per hektar. Padi hasil kultur jaringan ini juga tahan dengan kondisi ekstrim Africa.

Namun pertanyaannya adalah apakah sebuah negara boleh mengambil gen dari negara lain untuk dikembangkan? Topik ini masih menjadi pro kontra karena banyak pihak yang merasa jika sebuah negara mengambil plasma nutfah dari negara lain dan mengembangkannya akan membuat tanaman itu tidak lagi menjadi khas dari negara tersebut. Opini pribadi saya adalah setuju akan topik ini. Karena kultur jaringan dapat bermanfaat untuk untuk banyak hal seperti dapat melestarikan tanaman tersebut. Selain itu manfaat lainnya adalah membantu negara lain yang kesulitan dalam hal pangan dan ekonomi seperti yang terjadi di Afrika. Kultur jaringan memperbaiki hasil pertanian di sebuah negara untuk memenuhi kebutuhan negara tersebut seperti di Afrika. Pembuatan kultur jaringan tentunya harus memperhatikan dampak efek samping dari kultur jaringan. Jika tidak memperhatikan efek samping maka kultur jaringan malah dapat merugikan kita. Contohnya seperti eceng gondok yang dibawa dari Brasil dan berkembang pesat di Indonesia serta menyebabkan blooming. Eceng gondok di negara aslinya memiliki predator alami sehingga walau tumbuh dengan cepat, jumlahnya terkendali. Saat eceng gondok dibawa ke Indonesia, tidak ada predator alami yang dapat mengendalikan jumlah eceng gondok. Contoh kedua adalah tumbuhnya bunga Verbena brasiliensis yang tumbuh di Oro-oro Ombo Semeru yang menjadi ancaman ekologis bagi tanaman asli yaitu dengan menggusur habitat tanaman asli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun