Penulis : Harum Natalia | Editor : Harum NataliaÂ
Kompasiana-Istilah Net-Zero Emission mendapat sorotan,dikarenakan Konferensi Tingkat Tinggi Iklim di Paris tepatnya pada tahun 2015. Berbagai negara industri dan maju mewajibkan mencapai nol-bersih emisi pada tahun 2050.
Climate Leader's Summit yang digagas Presiden Joe Biden akhir April 2021,membuat istilah ini populer.
Semua negara menyampaikan komitmen mereka untuk mencapai nol-bersih emisi pada 2050.
Lantas apa itu ?
 Apa maksudnya ?
Apa yang terjadi jika dunia benar-benar tak memproduksi emisi ?
Net-zero emissions tidak mengacu pada pengertian berhentinya semua umat manusia memproduksi emisi. Namun secara alamiah,manusia dan dunia tidak bisa jika tidak memproduksi emisi.
Sedangkan,manusia saja bernafas menghasilkan CO2.
Jika dikalikan jumlah manusia sebanyak 7,8 miliar maka emisi karbon dari nafas manusia hanya berkontribusi 5,8% terhadap volume emisi karbon tahunan.
Maka itu nol-bersih emisi ialah karbon negatif. Yang artinya emisi yang diproduksi manusia bisa diserap sepenuhnya sehingga tidak ada yang menguap hingga ke atmosfer.
Lantas apa yang bisa menyerap emisi karbon? Emisi dapat terserap oleh pohon,laut dan tanah.
Reaksi kimia yang kompleks,pohon,perairan dan tanah yang nantinya memproses emisi karbon itu dalam siklus fotosintensis. CO2,zat dan gas lain akan membentuk reaksi kimia yang akan melepaskan karbon dan oksigen.
Tentunya makhluk hidup membutuhkan oksigen dan karbon diperlukan untuk tanaman tumbuh hingga menjadi bahan dasar logam.
Mengapa Penyerapan Karbon Penting ?
Pemanasan global penyebab utamanya adalah karena naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Ada 6 gas rumah kaca yang memiliki koefisien pemanasan global yang tinggi. Â Baca selengkapnya
Meski karbon dioksida jumlahnya paling banyak di atmosfer,justru ia paling rendah menyebabkan  kenaikan pada suhu bumi.
Maka dalam satuan emisi karbon selalu disebut kata ''setara'' atau dengan kata lain ''quivalen''.
Jika anda menemukan angka 37 miliar ton emisi pada karbon tahunan,maka sesungguhnya ini hanya berkonsentrasi pada jumlah CO2 saja. Dan total emisi karbon yang mencangkup enam gas pada rumah kaca berjumlah sampai menyentuh angka 51 miliar ton setara CO2.
Oleh sebab itu jika pemanasan global sesederhana itu penyebabnya,ahli teknologi Bill Gates dalam bukunya yang berjudul How to Avoid A Climate Disaster menyarankan dunia membuat alat penangkap emisi.
Penangkap emisi menjadi salah satu opsi net-zero emissions.
Sejauh yang dilihat,cara menangkap karbon memakai jalan ilmiah yaitu mencegah deforestasi,menanam lebih banyak pohon,mencegah degradasi lahan (pemindahan),serta tidak merusak ekosistem pada laut dan perairan.
Jika saja ekosietem itu rusak,maka karbon akan sangat besar terlepas ke atmosfer.
Hutan secara global mampu menyerap 2% emisi karbon sedangkan laut dan perairan 23%.
Lalu sisanya dikemanakan ? sisanya tanah dan yang tidak tertampung menguap ke atmosfer.
Adapun tujuan pemerintah:
Memperhatikan keutuhan ciptaan yang bebas dari pemanasan global. Selain bagi alam, manusia dan makhluk hidup lainnya juga memerlukan bumi yang bersih dan sehat.
Kesadaraan setiap individu hendaknya bergerak pada aksi nyata bukan hanya wacana semata. Memang sebagian dari kita tidak dapat ikut serta dalam jumlah besar, tetapi setiap kita bisa melakukan hal kecil untuk bumi yang kita pijak ini, untuk sesama dan orang-orang yang kita cintai.
Misalnya:
Membatasi penggunaan transportasi.
Hampir semua kepala keluarga masing-masing memiliki kendaraan transportasi di rumah. Perlu kita ketahui bahwa kendaraan yang kita gunakan sehari-hari itu menyumbang gas negatif bagi lingkungan, terutama polusi udara. Akibat asap kendaraan. Pemerintah telah menyediakan alat transportasi umum,baiknya kita mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menggantinya dengan menggunakan transportasi umum atau menggunakan sepeda jika hendak pergi ke mana-mana.
Menghemat penggunakan listrik.
Dengan kesadaran yang dimiliki mari kita bersama pemerintah menuju Net-Zero Emissions. Penggunaan listrik hendaknya digunakan sebaik mungkin, jika ruangan tidak digunakan baiknya ruangan itu tidak perlu dinyalakan lampu, serta menghidupkan apapun seperti AC dan peralatan elektronik lainnya semaksimal mungkin di kurangi saja.
Menggunakan energi ramah lingkungan.
Hampir setiap orang,dalam hidup sehari-hari kita bisa menggunakan energi yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya, sumber angin, air dan matahari yang bisa dihubungkan dengan generator dan dijadikan sumber energi.
Jadi bagaimana ? apakah ingin berdiam diri saja sampai bumi ini hancur? atau bergegas melakukan suatu perubah?
Tentu semua jawaban ada pada diri masing-masing. Karena perubahan bisa terjadi bukan karna semata-mata hanya pekerjaan pemerintah atau presidennya saja.
Perubahan besar bisa terjadi jika kesadaran pada sendiri itu ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H