Karpet alam bewarna kuning berupa seladang penuh bunga matahari melambai-lambai diterpa angin pagi. Seperti dikomando semesta, dengan pelan mereka bergerak seirama. Semburat sinar surya di kulit dan wangi musim panas, membantu saya yakin ini nyata. Mata berkaca-kaca, sebuah mimpi terpenuhi. Terima kasih Lopburi!
Â
Berlokasi 150 km dari Timur Laut Bangkok, sebuah kota tua menyimpan rapi pesonanya. Lopburi adalah salah satu kota sejarah yang pernah menjadi ibu kota kedua Thailand, berabad silam. Selain candi-candi bergaya Khmer yang menghiasi sudut kota tuanya, Lopburi juga terkenal sebagai pemilik ladang bunga matahari terluas di Thailand.
Memasuki musim panas, ribuan hektar tanah di pinggiran kota akan berubah menjadi permadani kuning. Bunga-bunga ini akan dipanen dan diolah menjadi minyak masak dan bijinya untuk penganan. Sebelum hal tersebut terjadi, ladang bunga kuning dengan latar perbukitan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong, seperti saya.
Untuk menyinggahi Lopburi ada beberapa moda transportasi yang dapat dipilih. Menggunakan minibus, bus, kereta atau berkendaraan dengan mobil. Perjalanan akan memakan waktu 2-3 jam dari Bangkok.
Berkereta ke Lopburi
Sebagai pejalan dengan dana terbatas yang mengandrungi kereta, saya memilih kereta api kelas 3 seharga 20 bath. Namun jangan cemas, meskipun dilabeli kereta ekonomi, gerbong-gerbongnya bersih dan bebas dari bau tak sedap. Hanya saja tak ada nomer kursi ataupun nomer gerbong pada tiket. Bagi yang ingin mendapatkan tempat nyaman, seperti kursi di sebelah jendela. Saran saya, datanglah lebih pagi ke Stasiun Hualambong Bangkok untuk mengamankan tempat tersebut.
Selain kereta ekonomi, ada juga pilihan kereta diesel ataupun kereta cepat. Perbedaannya terletak pada kenyamanan kursi, waktu tempuh dan tentu saja harganya. Kereta cepat dengan fasilitas mumpuni bisa dinikmati dengan harga sekitar 200-300 baht.
Perjalanan dari Bangkok ke Lopburi akan dipenuhi dengan warna hijau. Dengan cepat, hiruk-pikuk kota Bangkok terlupakan, rumah-rumah semakin berjarak, tergantikan dengan petak-petak hijau sawah.
Konon katanya, Lopburi adalah kota yang diberikan Rama kepada Hanoman, sang raja kera. Sebuah patung kera bercat merah yang menyambut kedatangan saya di Stasiun Lopburi seperti menegaskan mitos tersebut.