Mohon tunggu...
enny eugenia
enny eugenia Mohon Tunggu... Lainnya - Serabutan

Mengabadikan Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Love

Mencintailah Tanpa Merasa Lelah

16 Mei 2024   16:23 Diperbarui: 16 Mei 2024   16:52 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Menikah itu nasib, mencintai itu takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tapi tak dapat kau rencanakan cintamu untuk siapa.''

-Sujiwo Tejo

Dalam hidup pernahkah kita merasa bahwa diri kita sedang dicintai atau sebaliknya kita mencintai seseorang dengan luar biasa. Perjalan kisah cinta antara perempuan dan laki-laki atau sepasang kekasih dalam hidup bukanlah sesuatu yang muda seperti kita mengatakan aku cinta kamu. 

Namun proses untuk membuktikan bahwa sepasang kekasih saling mencintai adalah proses yang harus dilewati dengan suka, duka, air mata bahkan harus merasakan luka yang begitu dalam. Tidak sedikit orang mengalami pengalaman pahit ini seperti patah hati, ditinggalkan, perpisahan, menjadi korban perselingkuhan dan yang paling menyakitkan ketika  tahu bahwa saling mencintai namun tidak bisa bersama. 

Pengalaman-pengalaman ini yang kemudian meninggalkan kesedihan  berkepanjangan dan berujung pada trauma. Takut jika kembali menjalin hubungan asrama dan hal-hal menyakitkan akan  terulang.

Kompas.com
Kompas.com

Berpacaran bertahun-tahun, merencanakan segala hal sampai pada jenjang pernikahan lalu berakhir di tengah jalan, berproses bersama, berjuang bersama, melewati suka duka dalam menjalin hubungan, berdoa di sepertiga malam sambil meneteskan air mata dan meminta kepada Tuhan agar berjodoh dengan orang yang saat ini ada bersama kita, adalah upaya-upaya yang kerap dilakukan oleh sepasang kekasih, namun pada akhirnya bisa saja gagal. 

Entah karena ada yang saling mengkhianati, atau tidak mendapat restu dari orang tua, perbedaan pendapat, menganut keyakinan yang berbeda atau sering dikatakan oleh anak zaman sekarang Cinta beda agama dan lain sebagainya. 

Lantas setelah mengalami kegagalan apa yang dirasakan? 

Hancur, terluka, sakit, bersedih sepanjang waktu, trauma, bahkan ada yang ingin mengakhiri hidupnya. Karena stres jika kenyataannya tidak berjodoh.

Sebagian orang putus asa, tidak ingin mengenal cinta, tidak ingin lagi menjalin hubungan asmara akibat dari kegagalan di masa lalu. Dalam situasi seperti inilah keikhlasan dan kesabraan sedang diuji.

Lalu apa makna cinta yang sebenarnya?

Bolehkah mencintai tanpa mengharapkan apa-apa? Siapkah untuk terluka jika kita mencintai terlalu dalam? Kita harus menerima resiko, jika kita berani membuka hati untuk mencintai dan pada akhirnya dikecewakan. Apalagi orang yang mengecewakan kita adalah dia yang telah menyentuh bagian hati kita paling dalam.

Cinta adalah tantangan. Bagaimana menyembuhkan setiap luka yang tercipta. Memang rindu sangat membosankan, dan sabar cukup melelahkan. Berusaha untuk melupakan orang yang sangat kita cintai, berpisah dengan orang yang kita cintai bukan perkara muda. Harus melewati berbagai macam situasi, kegalauan, kerinduan yang mendalam, sampai kita merasakan sesak di dada dan luka yang tak kunjung sembuh. Karena tidak bisa bersama selamanya dengan orang yang kita cintai.

Apa yang harus dilakukan?

Ikhlas menjadi pilihan terbaik, jika memang tidak berjodoh mau berusaha seperti apa tidak akan bisa bersama, kita hanya manusia yang hanya bisa berpasrah dan menyerahkan semuanya pada kehendak Tuhan. Tidak mudah untuk bisa berada pada posisi ikhlas. Harus melewati situasi yang tidak mengenakkan, namun mau tidak mau harus dilakukan, dan  sambil berdoa lalu percaya bahwa Tuhan akan mempertemukan dengan seseorang yang terbaik menurutNya.

Untuk siapapun yang membaca tulisan ini semoga kita tidak pernah menyia-nyiakan siapapun yang ada di sekitar kita, yang masih mencintai kita dengan tulus, dengan sabar dan penuh kasih. Karena di kehidupan yang hanya sementara ini kita hanyalah manusia yang kadang butuh orang lain untuk kita cintai dan mencintai kita. 

Bila mencintaimu adalah luka,

Mencintaimu adalah duka,

Maka bersyukurlah aku,

Karena pernah mengenal dan mencintaimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun