Mohon tunggu...
Natalia Herwanti
Natalia Herwanti Mohon Tunggu... Perawat - Mahasiswa

Faculty of Nursing, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membentuk Karakter Altruisme dalam Praktik Keperawatan di Daerah Terpencil Indonesia

1 Juli 2021   11:30 Diperbarui: 1 Juli 2021   11:36 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Terbentuknya karakter altruisme sangat berkaitan erat dengan sikap empati, sikap tersebut menghasilkan motivasi terhadap seorang individu untuk berperilaku altruistic. Menurut Baston 2011, teori ini dikenal dengan empathy-altruism hypothesis. Empati dapat menunjukkan sikap peduli (caring) perawat kepada pasien untuk membentuk hubungan dalam proses membantu penyembuhan (Berman et al., 2016). Untuk mengembangkan altruisme dalam diri seorang perawat, perawat dapat belajar berempati sejak dini dan pada masa pendidikan agar dapat diterapkan pada pasien.

Menurut Jean Watson dalam mengidentifikasi sepuluh carative factor, karakter altruisme juga dipengaruhi oleh nilai humanistik-altruistik. Nilai humanistik-altruistik merupakan kepuasan dalam memberi yang asalnya dari dalam diri sendiri, dibangun dari pengalaman, belajar serta dapat ditingkatkan melalui pengalaman bekerja dan selama masa pendidikan perawat. Wujud yang mencerminkan nilai humanistik-altruistik adalah perawat yang memberikan kebaikan dan kasih sayang serta membuka diri untuk melakukan tindakan dalam proses penyembuhan pasien (Potter & Perry, 2009).

Oleh karena itu, penting bagi perawat untuk membentuk dan mengembangkan karakter altruisme dan nilai profesional lainnya dalam menyelenggarakan praktik keperawatan yang baik dan berkualitas. Hal ini untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa citra negatif mengenai profesi perawat tidak benar adanya, dengan membentuk karakter altruisme diharapkan dapat meningkatkan mutu, kepuasan pelayanan kesehatan, dan membangun citra positif di masyarakat.

Membentuk karakter altruisme dan nilai profesional keperawatan lainnya tidak hanya di daerah perkotaan saja, yang masyarakatnya memiliki pendidikan tinggi, mampu berpikir kritis, serta sarana dan prasarana yang menunjang pelayanan kesehatan. Akan tetapi, karakter altruisme perlu juga dibentuk di daerah tertinggal dengan cara dikembangkan, diasah, serta dibiasakan pada saat melakukan praktik keperawatan. Agar mutu dan kualitas pelayanan yang dirasakan oleh masyarakat di daerah tertinggal tidak berbeda jauh dengan yang dirasakan oleh masyarakat perkotaan walaupun dengan keterbatasan fasilitas dalam memberikan asuhan keperawatan.

Daftar Pustaka

UU No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan

Berman,A.,Snyder, S.J.,Kozier,B., & Erb, G. (2008). Fundamentals of Nursing Concepts, Process, and Practice 8 th Ed. USA: Pearson Education, Inc

AACN. (2008). The Essentials is of Baccalaureate Education for Professional Nursing. Retrieved from http://repository.unimus.ac.id/2695/4/BAB%20II.pdf

Batson, C. D. (2011). Altruism in Humans. New York: Oxford University Press, Inc.

Berman, A., Snyder, S., & Frandsen, G. (2016). Kozier & Erbs fundamentals of nursing: concepts, practice, and process (10th ed). Boston: Pearson.

Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Edisi 7 Buku 1. Jakarta: Salemba Medika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun