Mohon tunggu...
nataliaamanda
nataliaamanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki kepribadian yang mudah berbaur dan menyukai public speaking

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harmonisasi Interaksi Sosial Asosiatif Antar Umat Beragama

12 Januari 2025   21:08 Diperbarui: 12 Januari 2025   21:08 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Toleransi antar umat bergama (Sumber: www.detik.com)

Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman, terutama dalam beragama. Dengan adanya agama yang beragam tersebut,  membuat masyarakat Indonesia harus memiliki fondasi agar dapat mempererat hubungan antar sesama ini. Salah satu caranya dengan menjalin interaksi sosial yang baik terlebih dahulu. Interaksi yang baik adalah langkah utama dalam menjalin suatu hubungan.

Harmonisasi sosial antar umat beragama merupakan aspek penting dalam menjaga keberagaman dan kestabilan sosial di negara ini. Namun dari banyaknya interaksi sosial yang ada, interaksi sosial asosiatif termasuk salah satu interaksi yang memiliki keuntungan. Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi yang menguntungkan karena mengarah pada hubungan yang positif, harmonis, membangun  dan produktif, secara keseluruhan interaksi yang satu ini membawa manfaat yang signifikan dalam membangun masyarakat yang harmonis dan saling mendukung.  

Konflik mengenai umat beragama di Indonesia mulai melonjak signifikan pada tahun 1990-an hingga awaal 2000-an, terutama setelah berakshirnya rezim Orde Baru pada tahun 1998. Namun konflik ini mulai mereda dan menunjukan perbaikan sejak awal 2000-an, terutama ketika pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk menonjolkan kerukunan dan toleransi di Indonesia.  Berikut beberapa upaya yang berhasil dilakukan.

Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)

Kementrian Agama, bekerjasama dengan pemerintah daerah dan berbagai majelis agama dalam mendirikan FKUB di berbagai daerah untuk memfasilitasi dialog dan menyelesaikan masalah kerukunan. Dalam FKUB secara rutin dilKUKn pertemuan antar tokoh tokoh agama dan juga sering kali menyelenggarakan diskusi terbuka untuk membahas terkait isu isu belakangan, mencari solusi serta menjalin silahturahmi dan meningkatkan pemahaman antar umat.

Pada tanggal 17 Juli 2015, terjadi pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Peristiwa ini terjadi dari protes massa atas pelaksanaan shalat Id di lapangan terbuka. Akibat dari kejadian ini memicu ketegangan antar komunitas Muslim dan Kristen, namun dalam kasus ini FKUB memfasilitasi penyelesaian masalah melalui kesepakatan damai secara adat, dan ditanda tangani oleh tokoh tokoh agama dan masyarakat  setempat .

Dari sini dapat kita lihat bahwa peran FKUB sangat penting dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Namun, upaya ini harus terus di tingkatkan dan dindukung oleh semua pihak agar Indonesia teteap menjadi Negara yang menjunjung tinggi nilai nilai toleransi dan kerukunan.

Adanya Sistem Peringatan dan Respon Dini   Konflik Keagamaan (SPARK)

Pada Desember 2019, Kementrian Agama memperkenalkan sistem peringatan dan respon dini konflik keagamaan untuk mengantisipasi potensi munculnya konflik keagamaan di masyarakat. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitaspencegahan konflik agar tidak berkembang menjadi keresahan.

Sistem ini bekerja dengan cara mengumpulkan data dan informasi terkait potensi konflik keagamaan. Data yang diperoleh ini berasal dari berbagai sumber, seperti media sosial, laporan masyarakat, dan data demografi. Setelah data tersebut dianalisis, sistem akan memberikan peringatan dini jika ditemukan adanya indiksi potensi konflik.

Beberapa perubahan yang telah di terjadi dari terbentuknya sistem ini yaitu pengurangan konflik terkait pendirian rumah ibadah. Pada 2015 di Bekasi terjadi penolakan pendirian masjid, namun dari kasus ini SPRD memfasilitasi dialog antara kelompok Muslim yang ingin mendirikan masjid dan warga yang menentang. Pada akhirnya pendirian masjid berjalan dengan lancar setelah dilakukan mediasi , meskipun memerlukan waktu yang lebih lama karena adanya masalah administratif. Jumlah kasus penolakan pendirian rumah ibadah menurun secara signifikan dari 50 kasus pada tahun 2010 menjadi kurang dari  15 kasus pada tahun 2019.

Dengan terus dikembangkan dan ditingkatkan, SPARK dapat menjadi instrument yang efektif dalam mencegah konflik dan membangun masyarakat yang lebih harmonis.

Terbentuknya Tim Pencegahan Konflik Berdimensi Agama  

Pembentukan tim pencegahan konflik berdimensi agama adalah inisiatif pemerintah Indonesia, terutama di bawah koordinasi Kementrian Agama, untuk menangani potensi konflik berbasis agama secara proaktif. Tim ini terdiri dari berbagai unsur , seperti tokoh agama,  pemimpin masyarakat , aparat keamanan dan pejabat pemerintahan dengan tujuan menciptakan dan menjaga harmoni sosial.

Tim ini bertindak sebagai mediator untuk menyelesaikan konflik antara kelompok kelompok yang bertikai selain itu tim ini juga menjalankan program edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya toleransi dan kerukunan. Tim pencegahan konflik ini juga mendukung Forum Kerukunan Umat Beragama untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga kerukunan antar umat beragama, dan juga bekerjasama dengan aparat keamanan seperti Polri dan TNI untuk menjaga ketertiban dan mencegah eskalasi konflik.

Pembentukan Tim Pencegahan Konflik Berdimensi Agama adalah upaya strategis untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Dengan pendekatan proaktif melalui pemantauan, dialog, edukasi dan penanganan cepat tim ini membantu menciptakan kehidupan sosial yang lebih damai dan inklusif.

 Toleransi antar umat bergama (Sumber: www.detik.com)
 Toleransi antar umat bergama (Sumber: www.detik.com)

Dalam konteks penanganan kasus antar umat beragama, interaksi sosial asosiatif  ini menjadi kunci untuk membangun pemahaman, toleransi, dan penyelesaian konflik secara damai. Harmonisasi di Indonesia telah terwijud dalam berbagai kasus yang mencerminkan kerukunan dan toleransi di tengah masyarakat yang majemuk. Lalu bagaimana pengaruh interaksi sosial asosiatif terhadap keharmonisan antar umat beragama di Indonesia?

MEMBANGUN TOLERANSI

Dalam konteks ini interaksi asosiatif dapat mendorong setiap orang untuk saling memiliki rasa saling menghormati dan menghargai perbedaan, sehingga nantinya dapat tercipta lingkungan toleransi yang kuat di masyarakat.

MENCEGAH KONFLIK

Dengan adanya komunikasi yang baik akan membangun kerja sama dan hubungan yang baik antar umat masyarakat setempat, sehingga konflik akan sulit terjadi pada lingkungan tersebut. Dari sini akan terbentuk ikatan sosial yang makin memper erat setiap umat beragama, seperti gotong royong, acara kebersamaan atau kegiatan sosial lainnya.

MENINGKATKAN PEMAHAMAN ANTAR AGAMA

Setelah terjalinnya interaksi yang intensif memungkinkan setiap individu memahami nilai dan ajaran dari agama lainnya, selain itu juga dapat mengurangi prasangka dan meningkatkan rasa menghargai terhadap keragaman yang dimiliki di Indonesia.

Salah satu buktinyata terjalinnya interaksi sosial asosiatif  yang dapat membangun kerukunan antar umat beragama , yaitu ada pada Komunitas Sunda Wiwitan di Cigugur, tepatnya di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sunda Wiwitan merupakan sebuah kepercayaan lokal yang mengakar pada tradisi leluhur masyarakat Sunda.  Salah satu kegiatan yang mendukung keharmonisan masyarakat tersebut yaitu tradisi budaya seperti Seren Taun , merupakan perayaan panen masyarakat Sunda Wiwitan, dan kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar agama, karena acara ini dihadiri oleh dari berbagai latar belakang agama yang saling mendukung.

Menjaga keharmonisan antar umat beragama bukan hanya untuk sebagian pihak,  namun juga tanggung jawab bersama.  Dengan menjaga keharmonisan antar umat beragama, kita tidak hanya menciptakan kedamaian di masa kini, tetapi juga memastikan generasi mendatang hidup dalam lingkungan yang penuh toleransi, solidaritas dan kesatuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun