interaksi sosial yang baik terlebih dahulu. Interaksi yang baik adalah langkah utama dalam menjalin suatu hubungan.
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman, terutama dalam beragama. Dengan adanya agama yang beragam tersebut,  membuat masyarakat Indonesia harus memiliki fondasi agar dapat mempererat hubungan antar sesama ini. Salah satu caranya dengan menjalinHarmonisasi sosial antar umat beragama merupakan aspek penting dalam menjaga keberagaman dan kestabilan sosial di negara ini. Namun dari banyaknya interaksi sosial yang ada, interaksi sosial asosiatif termasuk salah satu interaksi yang memiliki keuntungan. Interaksi sosial asosiatif merupakan interaksi yang menguntungkan karena mengarah pada hubungan yang positif, harmonis, membangun  dan produktif, secara keseluruhan interaksi yang satu ini membawa manfaat yang signifikan dalam membangun masyarakat yang harmonis dan saling mendukung. Â
Konflik mengenai umat beragama di Indonesia mulai melonjak signifikan pada tahun 1990-an hingga awaal 2000-an, terutama setelah berakshirnya rezim Orde Baru pada tahun 1998. Namun konflik ini mulai mereda dan menunjukan perbaikan sejak awal 2000-an, terutama ketika pemerintah dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya untuk menonjolkan kerukunan dan toleransi di Indonesia. Â Berikut beberapa upaya yang berhasil dilakukan.
Pembentukan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB)
Kementrian Agama, bekerjasama dengan pemerintah daerah dan berbagai majelis agama dalam mendirikan FKUB di berbagai daerah untuk memfasilitasi dialog dan menyelesaikan masalah kerukunan. Dalam FKUB secara rutin dilKUKn pertemuan antar tokoh tokoh agama dan juga sering kali menyelenggarakan diskusi terbuka untuk membahas terkait isu isu belakangan, mencari solusi serta menjalin silahturahmi dan meningkatkan pemahaman antar umat.
Pada tanggal 17 Juli 2015, terjadi pembakaran masjid di Tolikara, Papua. Peristiwa ini terjadi dari protes massa atas pelaksanaan shalat Id di lapangan terbuka. Akibat dari kejadian ini memicu ketegangan antar komunitas Muslim dan Kristen, namun dalam kasus ini FKUB memfasilitasi penyelesaian masalah melalui kesepakatan damai secara adat, dan ditanda tangani oleh tokoh tokoh agama dan masyarakat  setempat .
Dari sini dapat kita lihat bahwa peran FKUB sangat penting dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Namun, upaya ini harus terus di tingkatkan dan dindukung oleh semua pihak agar Indonesia teteap menjadi Negara yang menjunjung tinggi nilai nilai toleransi dan kerukunan.
Adanya Sistem Peringatan dan Respon Dini  Konflik Keagamaan (SPARK)
Pada Desember 2019, Kementrian Agama memperkenalkan sistem peringatan dan respon dini konflik keagamaan untuk mengantisipasi potensi munculnya konflik keagamaan di masyarakat. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitaspencegahan konflik agar tidak berkembang menjadi keresahan.
Sistem ini bekerja dengan cara mengumpulkan data dan informasi terkait potensi konflik keagamaan. Data yang diperoleh ini berasal dari berbagai sumber, seperti media sosial, laporan masyarakat, dan data demografi. Setelah data tersebut dianalisis, sistem akan memberikan peringatan dini jika ditemukan adanya indiksi potensi konflik.
Beberapa perubahan yang telah di terjadi dari terbentuknya sistem ini yaitu pengurangan konflik terkait pendirian rumah ibadah. Pada 2015 di Bekasi terjadi penolakan pendirian masjid, namun dari kasus ini SPRD memfasilitasi dialog antara kelompok Muslim yang ingin mendirikan masjid dan warga yang menentang. Pada akhirnya pendirian masjid berjalan dengan lancar setelah dilakukan mediasi , meskipun memerlukan waktu yang lebih lama karena adanya masalah administratif. Jumlah kasus penolakan pendirian rumah ibadah menurun secara signifikan dari 50 kasus pada tahun 2010 menjadi kurang dari  15 kasus pada tahun 2019.