[caption id="attachment_339174" align="aligncenter" width="451" caption="https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRHN5zbbwzKStStRBxwdo18mhucIUO07uEc6-ibppnix61_ag_Wbw"][/caption]
Saya percaya bahwa apa yang diucapkan bisa jadi merupakan ungkapan atau isi hati. Itu pun kalau orangnya memang jujur. Tapi saya yakin bahwa teman-teman saya ini orangnya emang jujur, sederhana, baik hati ramah tamah dan suka bercanda. Semoga memang demikian adanya.
Dari iseng mengamati ungkapan hati teman-teman di medsos…
“Selamat hari Anak Singkong Nasional (ASN) Semoga pengambil kebijakan diatas sono bisa puas… itu aja… “
“Kapan pinternya kalau makan singkong?”
“Selamat hari Korp ASN. Korp Anak Singkong Nasional.”
Ketiga kalimat diatas adalah beberapa status teman-teman menanggapi Surat Edaran Nomor 10 Tahun 2014.yang dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.Yuddy Chrisnandi mengeluarkan Surat edaran agar semua instansi pemerintahan menyediakan makanan lokal dari hasil tani, semisal singkongMenpan RB. Menurut Yuddy "Surat edaran itu untuk seluruh kementerian dan departemen. Kita ingin meningkatkan efektivitas pelaksanaan pemerintahan, jadi mengutamakan makanan dalam negeri," kata Yuddy, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/11/2014).
[caption id="attachment_339175" align="aligncenter" width="300" caption="https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRARGk0-2JMwPrIvY4re-7q1XZzXohFvsD7V4xFjr_zi9gAM5ku"]
Sependapat dengan teman-teman, saya juga tadinya “ngrasani” Pak Menteri. “Walaaah.. makan singkong aja kok sampai dibuat surat edaran?” Kasihan juga Pak Menteri ganteng ini, banyak di "bully" karena kebijakan mengajak makan singkong. Menurut saya yang lebih kasihan itu singkong, menjadi "kambing hitam" para oknum untuk sekedar menilai kebijakan pemerintah. Lewat tulisan ini saya ingin membela singkong. Sekedar untuk mencari jawaban atas kerisauan hati ini. Saya pun bertanya pada Mbah GOOGLE.
Dalam wikipedia disebutkan Ketela pohon, ubi kayu, atau singkong (Manihot utilissima) adalah perdu tahunan tropika dan subtropika dari suku Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Dari pati umbi ini dibuat tepung tapioka (kanji), yang kemudian dapat diolah menjadi berbagai penganan.
Walaupun dikenal sebagai makanan kampung, singkong punya segudang manfaat untuk kesehatan Anda.
- Dilansir dari Nutrition and You, singkong memiliki jumlah kalori dua kali lipat dibandingkan kentang. Maka tak salah jika singkong menjadi salah satu makanan pokok sebagai sumber karbohidrat. Dalam 100 gram singkong, mengandung 160 kalori, sebagian besar terdiri dari sukrosa.
- Singkong lebih rendah lemak dibandingkan sereal dan kacang-kacangan. Walaupun begitu, singkong memiliki kandungan protein yang tinggi dibandingkan ubi, kentang dan pisang.
- Singkong kaya akan vitamin K yang memiliki peran dalam membangun masa tulang. Sehingga konsumsi singkong dapat menurunkan risiko osteoporosis. Selain itu, vitamin K akan melindungi dan berperan penting dalam pengobatan pasien Alzheimer dengan membatasi kerusakan saraf di otak.
- Umbi yang lezat ini merupakan sumber dari vitamin B kompleks dan kelompok vitamin seperti folates, thiamin, piridoksin (vitamin B-6), riboflavin, dan asam pantotenat. Riboflavin berperan dalam pertumbuhan tubuh dan memproduksi sel darah merah untuk mengurangi anemia.
- Singkong merupakan sumber mineral yang penting bag tubuh, antara lain seng, magnesium, tembaga, besi, dan mangan. Selain itu, singkong memiliki jumlah kalium yang cukup sebagai komponen penting pembentukan sel tubuh dan mengatur tekanan darah.
- Sebuah penelitian seperti dilansir Affleap menunjukkan manfaat singkong sebagai penurun kadar kolesterol jahat dalam darah. Tidak hanya itu, singkong juga dapat menurunkan kadar trigliserida dan menjadi sumber serat yang bagus. Tak heran jika singkong dapat menurunkan risiko penyakit jantung, stroke, kanker usus besar dan membantu mengendalikan diabetes. Dengan catatan, singkong diolah dengan cara kukus atau rebus.
Selain menikmati manfaatnya kita juga perlu mengetahui bahwa makanan tidak selalu aman untuk dikonsumsi, dalam kondisi tertentu makanan bisa menjadi musuh kita yang sangat berbahaya. Sebuah dilema memang, makanan adalah sumber gizi bagi tubuh agar bisa bertahan hidup. Di sisi lain, jika tidak berhati-hati memilihnya, jenis makanan tertentu bisa bersifat toksik atau beracun bagi tubuh. Mengingat singkong merupakan salah satu bahan pangan sumber karbohidrat sehingga singkong sangat potensial sebagai alternatif lain sumber kalori bagi tubuh. Dengan pemahaman dan pengolahan yang benar, maka akan dapat meminimalkan terjadinya resiko keracunan makanan akibat mengkonsumsi singkong.
Singkong mengandung suatu glikosida cyanogenik, artinya suatu ikatan organik yang dapat menghasilkan racun biru atau HCN (cyanida) yang bersifat sangat toksik. Zat glikosida ini diberi nama Linamarin. Penyebab keracunan singkong adalah asam cyanida yang terkandung didalamnya. Asam ini akan mengganggu oksidasi (pengakutan O2) ke jaringan dengan jalan mengikat enzym sitokrom oksidasi.HCN adalah suatu racun kuat yang menyebabkan asfiksia. Umbi dan daun singkong yang mengandung racun biasanya ditandai dengan rasa pahit dan baunya langu.
Gejala yang timbul akibat mengkonsumsi singkong yaitu gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah dan diare, sesak nafas dan cyanosis, perasaan pusing, lemah, kesadaran menurun dari apatis sampai koma, renjatan.
Penganan singkong seakan tak pernah habis. Ada saja kue - kue yang bisa dibuat dari singkong. Untuk membuat penganan dari singkong kita harus pandai memilih dan mengolahnya. Anda bisa memilih dan mengolah singkong yang bisa dilakukan dengan beberapa cara ini :
- Kupas kulit singkong dengan kuku Anda. Lihat warnanya, konon yang warnanya kekuningan lebih baik daripada yang putih.
- Patahkan sedikit ujungnya, perhatikan baik - baik, kalau ada bagian yang membiru sebaiknya jangan dipilih. Singkong yang telah lama disimpan memang cenderung mengeluarkan noda biru atau hitam yang diakibatkan enzim poliphenolase yang bersifat racun.
- Banyak orang memilih singkong dari tanah yang membungkusnya. Kalau tanahnya belum kering berarti singkongnya masih baru, pasti belum ada noda.
- Saat diolah singkong harus dicuci bersih untuk menghilangkan tanah yang menempel di umbi singkong.
- Setelah itu singkong bisa dikupas. Cara mengupasnya cukup mudah, kerat saja bagian tengahnya singkong secara memanjang, lalu tarik bagian yang terkelupas hingga lepas sama sekali dari singkong.
- Cuci kembali singkong supaya bersih pada air yang mengalir. Apabila belum diolah, rendam singkong terlebih dahulu agar warnanya tidak berubah. Yang mesti diingat, singkong adalah umbi akar yang teksturnya cukup keras, sehingga apabila akan diubah menjadi penganan harus diolah terlebih dahulu seperti dikukus atau diparut.
- Apabila singkong hendak dihaluskan seperti untuk membuat getuk, sebaiknya pengukusan singkong harus dilakukan hingga benar - benar empuk. Untuk menghaluskannya bisa menggunakan garpu atau ditumbuk dalam cobek (batu lumpang). Yang harus diingat, singkong sebaiknya dihaluskan selagi masih panas.
Berikut alternative pengolahan singkong dalam makanan tradisional Indonesia.
Nah setelah mengetahui fakta dan dampak mengkonsumsi singkong, maka kita bisa lebih bijak dalam menyajikan singkong sebagai penganan dalam rapat atau kegiatan maupun keseharian di rumah. Supaya lebih menarik mari kita mengolah singkong lebih kreatif dan inovatif.
Sumber:
http://lutviberbagi.blogspot.com/2011/06/racun-alamiah-yang-terdapat-pada.html
http://www.vemale.com/kesehatan/14535-manfaat-singkong-jaga-kesehatan-tulang-hingga-jantung.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H