Mohon tunggu...
Natasha Puspa Faradilla
Natasha Puspa Faradilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

NIM: 43221010115 - Dosen Apollo, Prof.Dr, M.Si.Ak - Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi - Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi - Universitas Mercu Buana - Akuntansi S1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 1 Menerapkan Konsep Etika pada Kehidupan Mahasiswa

26 September 2022   19:57 Diperbarui: 30 September 2022   22:08 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Natasha Puspa Faradilla

NIM : 43221010115

Dosen : Apollo, Prof. Dr,M. Si.Ak

Kampus : Universitas Mercu Buana

Apa yang dimaksud dengan etika?

Secara Bahasa atau etimologis, etika berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu “ethos” dan “etikos”. Kata “ethos” memiliki arti sebagai sifat, watak, adat, kebiasaan, maupun tempat yang baik. 

Sedangkan kata “ethikos” berarti susila, keadaban, atau kelakukan dan perbuatan yang baik. Kata etika juga di bendakan menjadi “etik” yang berarti kumpulan nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai yang benar dan salah yang dianut oleh suatu golongan ataupun masyarakat, dan juga “etiket” yang merupakan tata cara ataupun adat sopan santun dalam masyarakat.

Pengertian etika secara terminologis berarti melihat dari sisi baik atau buruknya perbuatan manusia. Terdapat keterampilan intelektual pada etika secara terminologis. Keterampilan intelektual tersebut digunakan untuk berargumentasi menggunakan unsur etis seperti kebebasan, bertanggungjawab, hati nurani, dan kesadaran moral.

Kebebasan menjadi unsur pokok dalam etika karena membuat etika jadi bersifat secara rasional. Kebebasan ini mengarah pada sifat yang positif dimana kebebasan dapat membuat orang berpikir secara rasional dengan mempertimbangkan pikiran yang logis serta dengan akal sehat. 

Selanjutnya unsur tanggungjawab yang muncul sebagai akibat dari tindakan. Yang artinya seseorang tidak dapat menghindari pada apa yang telah ia perbuat. Lalu selanjutnya ada hati nurani tentang nilai baik ataupun buruk. Hati nurani berhubungan dengan kesadaran manusia. Selanjutnya prinsip kesadaran moral yang memuat 3 (tiga) unsur tersebut.

Selanjutnya ada pengertian etika menurut KBBI. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral, kumpulan nilai yang berhubungan dengan ahlak, dan juga nilai benar atau salah yang dianut dalam suatu kelompok masyarakat.

Lalu selanjutnya apasih yang dimaksud dengan etika kampus? Etika kampus adalah suatu ketentuan atau peraturan ataupun tata krama yang mengatur seseorang yang berada di lingkungan kampus yang harus dilaksanakan setiap orang yang berada di kampus tersebut khususnya mahasiswa. 

Etika kampus meliputi 2 (dua) hal yang penting khususnya ketertiban dan tata krama. Yang dimana apabila etika tersebut tidak dilaksanakan akan dapat membawa nama buruk bagi kampus maupun mahasiswa tersebut. 

Di dalam lingkungan kampus terdapat etika tertulis maupun tidak tertulis. Etika tertulis seperti etika berpakaian dan etika tidak tertulis berkaitan dengan hal sopan santun yang mahasiswa tersebut lakukan.

Terdapat 5 (lima) jenis etika yaitu :


1.Etika filosofis
Etika filosofis merupakan bagian dari ilmu filsafat yang merupakan cabang ilmu yang berfokus pada pikiran manusia. Jadi etika filosofis adalah etika yang bersumber pada aktivitas berpikir yang dilakukan oleh manusia. Etika filosofis memiliki 2 (dua) sifat yaitu empiris yang membahas mengenai sesuatu yang riil dan juga non empiris yaitu yang melampaui pada batasan hal riil dengan seolah-olah menjadikan sama sesuatu yang ada di balik semua gejala riil.


2.Etika deskriptif
Etika deskriptif adalah usaha dalam menilai tindakan berdasarkan norma yang berlaku di kehidupan suatu golongan maupun masyarakat. Etika deskriptif menaruh pada kebiasaan yang sudah ada di dalam suatu golongan maupun kelompok masyarakat sebagai acuan etis.


3.Etika normative
Etika normative merujuk pada sifat hakiki kesusilaan, namun bukan hanya tentang perilaku tanggapan kesusilaan melainkan juga menunjukkan mana perilaku yang baik atau buruk.


4.Etika deontology
Etika deontology adalah suatu tindakan dianggap baik atau buruk berdasarkan pada apa tindakan tersebut sesuai dengan kewajiban atau tidak yang mana jika dianggap baik maka karena tindakan itu baik pada dirinya sendiri, sehingga merupakan sebuah kewajiban yang perlu dilakukan. 

Sebaliknya jika tindakan tersebut dianggap buruk maka bukan kewajibannya untu melakukan tindakan tersebut. Etika deontology menekankan pada kemauan baik dan karakter yang kuat untuk bertindak sesuai kewajiban. Konsep etika menurut Immanuel Kant termasuk dalam jenis etika deontology.


5.Etika teologi
Etika teologi merupakan etika yang menilai baik buruknya suatu tindakan berdasarkan akibat dari tindakan tersebut. Tindakan yang dinilai baik akan mendatangkan akibat yang baik dan sebaliknya tindakan buruk akan mendatangkan akibat yang buruk. Konsep etika teologi seperti konsep yang di ajarkan pada agama buddha yaitu tentang hukum karma.

Konsep Etika Menurut Para Ahli

Dokpri
Dokpri

1.Etika menurut Aristoteles


Siapa Aristoteles? Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani Kuno yang hidup pada tahun 384-322 sebelum masehi. Aristoteles lahir pada tahun 384 sebelum masehi di Stageira, Semenanjung Kalkidike, Trasia, Yunani Utara. Aristoteles menguasai ilmu pengetahuan empiris yang mana diturunkan dari minat sang ayah, Machaon yang merupakan seorang dokter pribadi istana raja Makedonia Amynras II di kota Pella. Aristoteles banyak melakukan riset pada bidang fisika, biologi, etika, politik, music, Bahasa, dan juga puisi.

Setelah ayahnya meninggal Aristoteles dikirim ke Athena untuk belajar sebagai murid Plato. Aristoteles merupakan seorang murid yang berguru pada Plato selama 20 tahun. Selama masa belajarnya di akademi, Aristoteles dikenal sebagai murid yang cerdas dan rajin. Beliau suka sekali membaca, mengumpulkan buku-buku, serta membuat bibliotic atau perpustakaan mini dirumahnya yang diberi nama “rumah pembaca”. Aristoteles adalah orang pertama yang membuat bibliotic sehingga ia diberikan penghargaan oleh sang guru, Plato.

Aristoteles memiliki pendekatan yang berbeda dengan sang guru. Plato memiliki pendekatan yang bersifat religius sedangkan Aristoteles memiliki pendekatan yang cenderung bersifat ilmiah. Aristoteles kemudian mengajukan sejumlah argument dan juga pendapat yang bertentangan dan menghantam teori Plato, namun kritikannya tersebut juga menghantam teorinya sendiri. Akibatnya, teori-teori Plato yang telah dimodifikasi dalam bentuk Aristotelian menjadi begitu dominan.

Dalam buku Aristoteles yang berjudul Nicomachian Ethics.. Etika memiliki 2 (dua) pengertian yaitu Terminius Technicus yang berarti etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan tentang mempelajari masalah pada tindakan manusia. Yang kedua yaitu Manner dan Custom yang membahas etika yang berkaitan dengan adat, tata cara, serta kebiasaan yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang terikat dengan adanya baik ataupun buruk suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia.

Aristoteles mengembangkan doktrin filosofis tentang etika.. Etika yang dikembangan Aristoteles pada dasarnya mirip dengan etika yang dikembangkan oleh Sokrates dan sang guru Plato, namun etika yang di kembangkan Aristoteles cenderung memiliki pendekatan ilmiah yang lebih realistis. Tujuan etika yang dikembangkan Aristoteles adalah kebahagiaan. Kebahagiaan yang dikembangkan Aristoteles lebih realitstik dan sederhana dibandingkan dengan teori Sokrates yang memuat tentang budi seorang manusia serta yang memiliki ide kekal religius seperti yang dikembangkan oleh sang guru, Plato.

Kebahagiaan dalam Bahasa Yunani adalah “Eudaimonia” yang terdiri dari kata “en” yang berarti baik atau bagus dan kata “daimon” yang berarti roh, dewa, dan kekuatan batin. Eudaimonisme adalah pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan segala tindakan ataupun perbuatan manusia. Dalam bukunya yang berjudul “Ethica Nicomachea” terdapat beberapa hal penting yang dapat di ambil dari ajaran Aristoteles tentang etika yaitu :


1.Kebahagiaan sebagai tujuan


Dalam kehidupan manusia, segala perbuatan yang dilakukannya adalah mengejar atau mencapai suatu tujuan. Menurut Aristoteles tujuan tertinggi dalam kehidupan adalah kebahagiaan. Dalam mencapai tujuan ini, menurut Aristoteles terdapat 3 (tiga) hal yang perlu dipenuhi atau dimiliki untuk mencapai kebahagiaan hidup yaitu :


a.Manusia harus mempunyai harta yang cukup. Menurut Aristoteles dengan harta yang cukup manusia dapat hidup Bahagia karena tidak merasakan susahnya kehidupan yang miskin yang tidak dapat mencapai kebahagiaan. Dan dengan memiliki harta yang cukup seseorang akan menjadi lebih dermawan dan berbudi. Jadi menurut Aristoteles, orang kaya atau kaum borjuis lebih bahagia hidupnya dan dermawan ketimbang orang miskin atau kaum proletar. Karena dengan Bahagia orang tersebut artinya bebas dari kesengsaraan.


b.Alat terbaik untuk mencapai kebahagiaan adalah dengan menjalin suatu persahabatan. Mengapa demikian? Menurut Aristoteles dengan menjalin suatu hubungan persahabatan maka akan timbul keadilan dengan sendirinya. Jadi seperti misalnya ada 2 (dua) orang yang bersahabat, si A tidak mengetahui cara mengerjakan soal yang diberikan oleh pengajar dan si B sebagai sahabat membantu menjelaskan tentang soal tersebut, dengan demikian maka tidak adanya keputusasaan A karena tidak mengerti maksud dari soalnya karena sudah si B telah menghilangkan keputusasaan tersebut.


c.Keadilan. Keadilan menurut Aristoteles memiliki 2 (dua) pengertian yaitu dalam arti seimbang atau relative dan dalam arti memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan.


2.Kebahagiaan menurut isinya


Sebagian orang memiliki tujuan hidup bahagianya masing-masing. Ada yang menganggap bahwa kekayaan adalah kebagahiaan, atau Kesehatan, ataupun juga hal lainnya. Kebahagiaan yang dirumuskan oleh Aristoteles adalah bila ingin Bahagia maka harus menjalankan aktivitasnya menurut keutamaan. Keutamaan atau arete membuat manusia menjadi Bahagia. Manusia bukan hanya makhluk intelektual melainkan juga memiliki perasaan, keinginan ataupun nafsu tertentu. Oleh karenanya, Aristoteles membedakan keutamaan menjadi 2 (dua) yaitu keutamaan intelektual dan juga keutamaan moral.

Dari pokok-pokok pikiran Aristoteles tersebut, dapat disimpulkan bahwa :
1.Konsep etika oleh Aristoteles mengedepankan aspek kebahagiaan sebagai tujuan utama hidup manusia.
2.Keutamaan moral mempunyai cakupan yang luas jadi tidak hanya mengedepankan konsep jalan tengaj saja (mesotes).
3.Menurut Aristoteles, tindakan yang benar adalah yang dekat ke arah kebahagiaan dan tindakan yang salah adalah yang menjauh atau mencegah kebahagiaan.
4.Dari teori Aristoteles upaya pengembangan diri manusia dapat dikembangkan dengan cara mengembangkan potensi manusia sebagai makhluk yang berfikir atau intelektual dan mengembangkan potensi manusia sebagai makhluk social.

2. Etika menurut Immanuel Kant


Immanuel Kant adalah seorang filsuf yang lahir di kota Konigsberg, Prusia Timur, Jerman pada 22 April 1794. Konsep etika menurut Immanuel Kant berbeda dengan milik Aristoteles. Etika menurut pandangan Immanuel Kant merujuk pada jenis etika deontology yang berarti pandangan etika normative yang menilai pada moral suatu tindakan berdasarkan aturan yang berbasis pada suatu kewajiban karena adanya sebuah peraturan.

Kant memiliki sebuah metode yang ia gunakan yakni murni a priori yang berarti sebelum pengalaman. Sehingga dalam permasalahan etika ini menurut Kant moralitas tidak bergantung pada pengalaman. Melainkan murni berasal dari diri manusia itu sendiri yang disebut “kehendak autonomi” yang berarti diri manusia itu sendirilah yang menjadi sumber moralitas.

Etika menurut Immanuel Kant tidak menurut pada adanya kebahagiannya, namun adanya kewajiban yang murni dari kehendak diri kita sendiri tanpa adanya paksaan. Selain itu Immanuel Kant tidak mengharuskan adanya konsekuensi sebagaimana dalam konsep memandang sesuatu perbuatan dianggap baik apabila mendatangkan kebahagiaan begirupula sebaliknya. Justru, Immanuel Kant lebih mengutamakan adanya konsistensi yang mana Kant juga percaya bahwa moral tidak dapat disadarkan dengan kebahagiaan.
Prinsip dan landasan yang dipakai Immanuel kant antara lain adalah sebagai berikut :


a.Good will (kehendak) dan kewajiban (duty)


Yang Immanuel Kant anggap baik tanpa adanya Batasan sama sekali hanyalah satu yaitu kehendak baik (good will). Moral menurut Immanuel Kant tidaki menyangkut pada hal yang baik ataupun buruk melaikan baik pada dirinya sendiri yang tanpa adanya Batasan. Kehendak baik yang dimaksud Immanuel Kant adalah kewajiban (duty). Manusia tidaklah murni yang memiliki artian manusia memiliki nafsu, emosi, kecenderungan dan dorongan batin. Oleh karena itu manusia tidak hanya tertarik pada perbuatan baik namun juga tertarik pada perbuatan jahat. Seseorang dikatakan baik apabila melakukan suatu kewajiban.


Ada 3 (tiga) kemungkinan orang melakukan suatu kewajiban yakni karena hal tersebut mebguntungkan, dorongan hati seperti simpati dan empati, dan karena kewajiban. Menurut Immanuel Kant kehendak terakhir yang sebetulnya paling bermoral. Melakukan perbuatan yang menguntungkan atau belas kasihan disebut dengan legalitas. Namun kedua keadaan tersebut tetap ada kesesuaian antara kehendak dan kewajiban, tapi secara batin segi kewajiban tidak memiliki peranan.


b.Imperative hipotesis dan kategoris


Imperative adalah suatu bentuk perintah. Immanuel Kant memakai istilah inperatif sebagai sebuah keseharusan (sollen) yang artinya perintah yang rasional bukan kerana paksaan. Perintah yang dimaksud adalah berdasarkan suatu keharusan objektif yang merupakan pertimbangan yang menyakinkan dan membuat manusia patuh.


Ada 3 (tiga) macam perintah menurut Immanuel Kant :
-Keharuan keterampilan yang bersifat teknis
-Keharusan kebijaksanaan pragmatis
-Keharusan kategoris


Keharusan keterampilan dan kebijaksaan pragmatis merupakan keharusan yang tidak mutlak, dalam artian apabila ingin membuat perubahan a maka bisa dilakukan dengan y. Sedangkan keharusan kategoris merupakan keharusan yang mutlak, tanpa syarat. Imperative ini mengharuskan seseorang untuk melakukan apa yang wajib tanpa syarat dan bersifat pasti juga disebut dengan imperative kategoris.


c.Maxim (prinsip subjektif)


Maxim adalah prinsip sibjektif dalam bertindak, dasar hati seseorang dalam mengambil sikap dan tindakan yang konkret. Maxim bukanlah segala macam peraturan, melainkan sikap dasar yang memberikan arah Bersama kepada sejumlah maksud dan tindakan konkret. Dimanapun seseorang berada tidak apa pernah lepas dari suatu tindakan. Seseorang melakukan tindakan karena suatu alasan yang sifatnya pribadi maunpun untuk kepentingan bersama.

Mengapa perlu adanya etika?

Manusia adalah makhluk sosial dan kehidupannya selalu berhubungan dengan orang lain. Artinya, seseorang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang harus dapat menempatkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat agar tidak menyakiti atau merugikan orang lain.

Etika berfungsi sebagai evaluator, penentu, dan penentu perilaku manusia. Artinya, apakah perbuatan itu dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, tercela, dsb. Etika dengan demikian berfungsi sebagai pembangun serangkaian tindakan yang dilakukan orang. Etika mengacu pada studi tentang sistem nilai yang ada.

Ciri-ciri Etika berikut ini adalah:
A. Etika membuat seseorang berpikir lebih tinggi tentang individu lain karena gagasan "Bagaimana jika saya jadi dia?" dapat memprediksi tindakan yang akan dilakukan orang lain.
b. Etika membuat seseorang sadar akan makna hidup.
c. Etika mengajarkan seseorang untuk bertindak secara sadar.
Dengan kata lain, etika memprioritaskan apa yang lebih penting bagi orang. Etika dalam hal ini berjalan seiring dengan hati nurani.

Bagaimana contoh penerapan etika dalam kehidupan seorang mahasiswa?

Banyak sekali contoh penerapan etika dalam kehidupan seorang mahasiswa. Etika kampus meliputi 2 (dua) hal yang penting yaitu ketertiban dan tata krama. Kampus sendiri memiliki sejumlah peraturan tertulis yang berisi tentang etika-etika yang perlu dilakukan seorang mahasiswa di lingkungan kampus tersebut. Adapun juga etika tidak tertulis yang artinya etika tersebut merupakan bawaan dari jiwa dan roh mahasiswa tersebut, yang mana ia sudah terbiasa melakukan hal itu dalam hidupnya. Jenis etika dalam kehidupan kampus terdiri dari etika perkuliahan, etika dalam berbusana, etika dalam berbahasa, dan juga etika dalan berorganisasi.

Etika perkuliahan itu seperti kontrak perkuliahan. Artinya mahasiswa yang mengambil suatu mata kuliah tertentu harus memiliki komitmen dan mempertanggungjawabkan mata kuliah yang sudah ia ambil tersebut. Sebagai contoh, seorang mahasiswa yang mengambil mata kuliah a harus mematuhi kontrak kuliah tersebut seperti terkait absensi yang artinya mahasiswa tersebut harus mengikuti tatap muka di kelas secara teratur sesuai jadwal yang ditetapkan. Lalu mahasiswa mempunyai tanggungjawab mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah tersebut dan wajib mengumpulkan sesuai dengan tenggat waktu yang diberikan.

Etika dalam berbusana itu seperti sopan santun dalam berbusana. Biasanya etika berbusana antara kampus yang satu dengan yang lainnya tidaklah jauh berbeda. Berikut ini merupakan etika berbusana yang umumnya ada dan diatur oleh kampus :
a. Berpaikaian rapi dan sopan
b. Tidak diperkenankan memakai kaos oblong dan sendal
c. Dosen, karyawan maupun mahasiswa harus memakai sepatu didalam lingkungan kampus
d. Bagi wanita dilarang memakai pakaian ketat
e. Untuk pria dilarang memakai celana pendek
f. Untuk wanita, tidak boleh memakai tata rias yang berlebihan
g. Pakaian mahasiswa di luar kampus dalam peran sebagai utusan resmi kampus untuk menghadiri suatu acara resmi tertentu wajib mengenakan almamater kampus dengan pakaian yang sopan

Etika dalam bahasa itu seperti menggunakan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan sopan. Lalu jika terdapat suatu keadaan dimana seorang mahasiswa harus mengirimkan pesan singkat melalui media sosial ke dosen mohon untuk perhatikan tata bahasa serta kalimat yang disampaikan lalu juga perhatikan waktu. Karena tidak etis bila kita sebagai mahasiswa menghubungi dosen di luar jam kerjanya apalagi pada saat tengah malam.

Etika dalam mengikuti kegiatan berorganisasi. Yang mana organisasi tersebut harus seuai dengan keberadaan kampus itu sendiri sebagai lembaga intelektual dan juga kultural serta didasarkan pada norma-norma yang berlaku dan mempunyai sikap etis.
Lalu selanjutnya ada etika tidak tertulis seperti :
a. Tidak meninggikan suara saat berbicara dengan dosen
b. Tidak berbicara kasar di lingkungan kampus
c. Mengetuk pintu jika masuk kelas apabila sudah ada dosen didalam kelas

Jika menerapkan konsep etika yang dikemukakan oleh Aristoteles yang dimana etika adalah kebahagiaan. Maka sebagai contoh, seorang anak dikuliahkan oleh orangtuanya, namun anak tersebut meresa tertekan, stress, depresi, dan sedih akibat melakukan kegiatan perkuliahan akibat dari tugas yang banyak belum juga lingkungan kampus yang tidak nyaman bagi si anak tersebut. Jadi menurut Aristoteles anak ini tidak beretika karena tidak bahagia saat menjalankan kegiatan kuliah. Menurut konsep yang dikemukakan Aristoteles seharusnya anak tersebut tidak usah kuliah yang menyebabkan ia tidak bisa bahagia.

Lalu contoh lain, seorang aktris tanah air Maudy Ayunda dalam sebuah acara ia mengatakan bahwa ia sangat menyukai belajar dan merasa bahagia saat belajar maupun artinya. Jadi menurut Aristoteles Maudy Ayunda ini memiliki etika karena mencapai suatu kebahagiaan.

Jika menerapkan konsep etika yang dikemukakan oleh Immanuel Kant yang dimana etika merupakan suatu kewajiban. Seorang mahasiswa wajib bangun jam 6 pagi setiap harinya dan mengulang materi yang sudah ia pelajari sebelum berangkat ke kampus. Aturan tersebut diciptakan oleh mahasiswa itu sendiri yang ia gunakan sebagai aturan dalam hidupnya dan merupakan sebuah tanggungjawab bagi dirinya sendiri.

Referensi :

Pengertian Etika secara Etimologis dan Terminologis, Simak Penjelasan Para Ahli. (2021, Agustus 5). Dipetik September 2022, dari berita yahoo: https://id.berita.yahoo.com/pengertian-etika-secara-etimologis-dan-072016679.html


Dardiri, A. (t.thn.). Etika Pengembangan Diri Menurut Aristoteles. Dipetik September 2022, dari Journal UGM: https://journal.ugm.ac.id/wisdom/article/viewFile/31364/18960


Mundzir, M. D. (2015). Makna Kebahagiaan Menurut Aristoteles. Jurnal Skripsi, 14-21.


Pemahaman Etika Menurut Aristoteles dan Immanuel Kant. (2013, April). Dipetik September 2022, dari Academia Edu: https://www.academia.edu/8835362/pemahaman_etika_menurut_Aristoteles_dan_Immanuel_Kant?auto=download


Mandala, E. (2022, Februari 23). Pentingnya Etika dalam Kehidupan. Dipetik September 2022, dari pinhome: https://www.pinhome.id/blog/etika-dalam-kehidupan/


Tas'adi, R. (2014, Desember). Pentingnya Etika dalam Pendidikan. Dipetik September 2022, dari Academia Edu: https://www.academia.edu/36188657/PENTINGNYA_ETIKA_DALAM_PENDIDIKAN_Rafsel_Tasadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun