Mohon tunggu...
Natacha Valensia
Natacha Valensia Mohon Tunggu... Administrasi - Administrasi Kebijakan Kesehatan Public Health'17

Mahasiswi FKM Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengutuk atau Bersyukur Akibat Ulah Covid-19?

2 Agustus 2020   21:00 Diperbarui: 2 Agustus 2020   21:04 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Covid-19 menghancurkan! covid-19 mengancam banyak jiwa! covid-19 melemahkan perekonomian dunia! covid-19 mengganggu disfungsi kesehatan!

Covid-19 menghambat pendidikan bagi mereka yang tak mempunyai gawai! covid-19 mengancam mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup! semua karena covid! apakah covid-19 suatu peringatan atau kutukan akibat ulah manusia-manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungannya?! 

Yaa, inilah beberapa kalimat yang dilontarkan untuk menstigmatisasi buruk covid-19. Bukan suatu kesalahan seseorang berpandangan buruk terhadap covid-19 karena memang benar adanya apabila dilihat dari sisi negatif covid-19. 

Banyaknya permasalahan yang ditimbulkan akibat pandemi corona pun sebaliknya dengan laju penyebaran virus corona yang begitu cepat melonjak. 

Kamu pasti sudah tahu bahwa di awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan isu merebaknya virus baru yaitu coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (COVID-19). 

Diketahui asal mula virus ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Pandemi virus corona sampai sekarang pun masih terus menghantui dunia. 

Hingga kini, kasus positif virus corona masih mengalami lonjakan. Meski begitu, banyak juga pasien yang sudah dinyatakan sembuh. Tetapi, banyak juga korban yang meninggal dunia akibat virus corona.

Gejala awal seseorang terinfeksi Covid-19 bisa menyerupai gejala flu biasa sehingga sulit untuk membedakan antara infeksi corona dan infeksi flu biasa kecuali sebelumnya sudah dilakukannya tes seperti rapid tes dan swab test untuk mengetahui keakuratannya. Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. 

Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu > 38oC), batuk, pilek dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, myalgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lainnya. 

Pada beberapa pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagian kecil dalam kondisi kritis bahkan meninggal.

Covid-19 tidak hanya menimbulkan penderitaan maupun dampak kesukaran pada beberapa aspek saja melainkan ia juga memiliki sisi positifnya baik terhadap sosial, kesehatan masyarakat maupun kesehatan lingkungan. Sebelum digaungkan dan diberlakukannya kebijakan new normal (normal baru) saat ini kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) juga sudah dilakukan sebagai upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19. 

Efek positif penerapan social distancing telah mengubah banyak hal di masyarakat. Kita disarankan untuk berdiam diri di rumah. Fenomena work from home (WFH) pun merebak. 

Masyarakat disarankan untuk tetap tinggal di rumah dan tidak pergi keluar rumahstay at home” kecuali saat mendesak saja. Berikut ini, dampak positif dari kebijakan social distancing yang pernah diterapkan sebelum era new normal dalam hubungan antar manusia.

Pertama, mempunyai banyak waktu untuk melakukan kegiatan atau hal-hal yang tertunda akibat kesibukan di masa normal. Dengan tetap berada di rumah, kita bisa melakukan pekerjaan yang dahulu tertunda karena kesibukan baik bekerja, berkantor, kuliah dan lain sebagainya.

Namun karena pandemi Covid-19 pula mengembalikan porsi waktu luang dirumah lebih banyak, opsi untuk menunda hal-hal tersebut pun menjadi semakin menipis. 

Contohnya saja seperti melakukan hobi kesenangan diri, seseorang menjadi lebih riang dan lebih sehat yang bisa berdampak baik bagi sistem imunitas tubuh. 

Kedua, kepedulian sosial antar sesama manusia meningkat. Dengan merebaknya Covid-19 sekaligus ikut menumbuhkan tingkat kepedulian atau solidaritas antar sesama. Solidaritas sosial dan saling peduli sangat dibutuhkan dalam kondisi krisis saat ini, akan tetapi bukan sandaran utama dari langkah penyelamatan. 

Ketiga, menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga. Bagi yang biasa bekerja dan belajar diluar rumah setiap harinya, sekarang bisa bekerja dan belajar dari rumah melalui daring. 

Ini salah satu peluang untuk lebih dekat dengan keluarga di rumah dan tentu menjadi kesempatan agar bisa selalu terhubung dengan orang-orang tercinta di rumah yang sebelumnya hanya bisa diperoleh pada saat-saat tertentu seperti hari libur saja. 

Hal-hal yang sebelumnya jarang dilakukan seperti makan bersama di satu meja makan, duduk dan berbincang bersama, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan lainnya kini bisa lebih sering dilakukan bersama dengan orang terkasih.

Selain dampak positif dalam hubungan antar manusia, Covid-19 juga memberikan hal yang sama terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan kerap kali disebabkan oleh berbagai aktivitas yang kerap dilakukan manusia terutama dalam kesehariannya. 

Keempat, pencemaran udara akibat zat polutan menurun drastic. Selama penerapan social distancing, jalanan kota sepi. Kemacetan lalu-lintas yang biasanya jadi pemandangan sehari-hari di kotakota besar seperti Medan tak lagi telihat. 

Asap kendaraam bermotor yang menyebabkan polusi udara pun jauh menurun. Kelima, konsumsi BBM menurun. Mobilitas masyarakat yang berkurang akan menyebabkan penurunan penggunaan bensin atau bahan bakar minyak (BBM). 

Konsumsi BBM yang turun setidaknya bisa menghemat cadangan minyak yang ada di perut bumi mengingat minyak merupakan bahan bakar hasil tambang yang tak bisa diperbaharui. 

Keenam, distribusi serta konsumsi plastik menurun mempegaruhi kualitas perairan menjadi lebih bersih. Penutupan tempat wisata terutama wisata air seperti laut, pantai, danau, sungai dan pusat perbelanjaan berdampak pada penurunan permintaan kemasan plastik. Pelaku industri sudah memperkirakan konsumsi plastik akan menurun secara global di tahun ini. 

Dengan demikian jumlah sampah plastik yang dibuang oleh masyarakat diperkirakan ikut menurun. Ini menjadi kabar baik bagi para pecinta lingkungan begitupula dengan bumi yang menerima dampak baik tersebut. 

Bumi seolah bernapas lega karena beban berat bumi sedikit berkurang dimasa 50 hingga 100 tahun menahan untuk sampah plastik bisa terurai secara ilmiah.

Lain halnya dengan yang saya rasakan sudut pandang saya bahkan kamu sekalipun tentu tidak suka atau bahkan membenci kejadian pandemi ini namun saya mencoba memahami sisi yang terselip dari Covid-19. Ketidaksukaan terhadap Covid-19 jika dipersenkan sekitar 40% tentu itu dari aspek perekonomian. 

Hal tersebut belum bisa mengungguli 60% stigma baik saya dalam memandang sisi positif Covid-19 seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dan kamu hanya perlu care terhadap diri sendiri untuk mencegah penyebaran wabah corona. 

Persenan tersebut tidak lain disebabkan karena saya merasa mampu untuk mematuhi setiap anjuran yang disarankan oleh pihak pemerintah dalam berupaya untuk bersikap preventif. 

Sikap preventif lebih baik daripada kuratif sebab itu berguna bukan untuk diri kamu sendiri melainkan untuk banyak orang karena pada hakekatnya mecegah lebih baik daripada mengobati. 

Dampak positif dan negatif virus corona memberi banyak pelajaran terkait pentingnya usaha pencegahan. Penerapan tindakan preventif menjadi bekal menghadapi berbagai penyakit lain di masa mendatang.

Dengan digaungkan dan diterapkannya sistem new normal saat ini hendaknya seluruh lapisan masyarakat disiplin protokol kesehatan dan mematuhi setiap anjuran pemerintah tak lain agar kegiatan produktif tetap berjalan dan aman dari Covid-19. 

Baik dimasa social distancing maupun dimasa new normal saat ini Covid-19 rupanya mengisyaratkan sebuah rumus (1S5M) agar kita terhindar darinya yaitu: stay at home, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dengan baik dan benar, memakai masker seperlunya dengan baik dan benar, menjaga jarak antar satu dengan lainnya sekalipun di masa new normal saat ini, menjaga pola makan sehat dibarengi dengan aktivitas olahraga serta menciptakan keharmonisan dalam keluarga. 

Terselip pula harapan masyarakat pada Negara agar mengembalikan dan memainkan peran utama sebagai penanggung jawab untuk melindungi dan menyelamatkan bangsa. 

Dengan segera memberikan solusi, merancang sedemikian rupa untuk melayani kepentingan publik dalam jangka panjang. Ketidaksukaan kamu jangan menjadi kutukan sebab setiap kejadian yang menimpa pasti terselip makna yang indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun