Mohon tunggu...
Nasywa Zahrawany
Nasywa Zahrawany Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Review "Tasya Farasya Approved" dalam Tingkat Pembelian Produk Kosmetik pada Generasi Z

4 Desember 2024   21:23 Diperbarui: 4 Desember 2024   21:54 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim Redaksi, CNBC Indonesia 

Pada era digital, pengaruh teknologi yang semakin berkembang disertai kemajuan internet memudahkan semua orang dalam mengakses berbagai aplikasi terutama media sosial. Terdapat dua media sosial yang sedang marak digunakan oleh Generasi Z yaitu, Instagram dan TikTok. Pengguna Instagram di Indonesia telah mencapai 100,9 juta orang di awal tahun 2024 dan persentase pengguna didominasi oleh perempuan, yaitu sebanyak 54,5%, sementara laki-laki sebesar 45,5%. Sementara itu data pengguna TikTok di Indonesia pada awal 2024 juga menunjukkan angka yang tinggi, yaitu sebesar 126,8 juta pengguna. Namun terdapat perbedaan persentase gender pada penggunaan aplikasi ini, yang dimana lebih didominasi oleh laki-laki 53,5%, dan perempuan sebanyak 46,5 % (Kemp, 2024). Kedua media sosial ini sudah seperti aplikasi wajib yang ter-install di handphone para Generasi Z. Instagram dan TikTok memberikan kemudahan bagi penggunanya karena dapat diakses dimanapun dan kapanpun dengan hanya bermodalkan kuota atau internet. Selain itu, terdapat beberapa fitur yang menarik di dalam Instagram seperti fitur berbagi foto dan video, Instagram story, reels, dan sebagainya. Sedangkan, di aplikasi TikTok terdapat fitur berbagi video pendek dan online shop. Dampak dari kehadiran aplikasi tersebut juga ikut melahirkan berbagai influencer yang bekerja di macam-macam bidang, seperti fashion, makanan, kesehatan, make up, otomotif, skincare, dan sebagainya. Kehadiran  influencer tidak hanya berperan sebagai promotor untuk mempromosikan suatu brand, tetapi juga memberikan dampak yang besar dalam mempengaruhi keputusan dan peningkatan pembelian produk kosmetik.

Salah satu influencer yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen Generasi Z saat ini adalah Tasya Farasya yang merupakan seorang beauty influencer di Instagram, TikTok, dan YouTube. Ia sering sekali membagikan berbagai ulasannya tentang produk make up dan skincare dari berbagai brand endorsement secara lengkap dan detail mulai dari bahan-bahan, jenis, hingga kegunaan dari produk tersebut. Tasya Farasya juga sekaligus memberikan berbagai rekomendasi tentang skincare yang cocok untuk kondisi wajah seperti berjerawat, kering, kusam, dan berbagai permasalahan lainnya. Ia dikenal sebagai beauty influencer yang sangat kritis dan pemilih ketika memberikan rekomendasi skincare, yang dimana ia tidak serta merta langsung menerima tawaran endorsement yang diberikan berapapun harga yang ditawarkan brand tersebut. Tasya Farasya sudah lama terjun dalam dunia make up dan skincare sejak 30 Januari 2017 yang ia mulai dari YouTube Channel pribadinya yang kini telah menyentuh angka 4,25 juta pelanggan. Berdasarkan banyaknya pengikut yang ia miliki dan berbagai ulasan yang telah ia sajikan melalui platform pribadinya mendorong banyak brand berbondong-bondong untuk menawarkan kerja sama dengannya. Bahkan banyak para perintis bisnis baru yang ingin brand-nya di promosikan supaya dapat terkenal. Namun, berbagai ketentuan harus dilalui sebelum akhirnya dapat bekerja sama dengannya. Melalui Instagram story-nya Tasya Farasya pernah berkata bahwa terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, diantaranya adalah brand tersebut harus mengirimkan sampel produknya yang akan dicoba dalam rentang waktu tertentu oleh Tasya Farasya, apabila produk tersebut benar-benar berfungsi sesuai keterangan yang diberikan, Tasya Farasya akan menerima tawaran endorsement tersebut dan mempromosikannya melalui platform Instagram dan TikTok pribadinya.

Segala promosi make up dan skincare yang dipromosikan Tasya Farasya disambut dengan baik oleh para pengikutnya. Mereka berkata bahwa Tasya Farasya memberikan ulasan secara informatif dan jujur, segala hal yang dipromosikannya memang benar sesuai fakta dan fungsinya, ia bukanlah seorang influencer yang hanya menerima endorsement semata-mata untuk mendapatkan uang, tetapi ia memiliki pendirian sebagai influencer yang profesional terhadap pekerjaannya. Dikarenakan semakin banyak ulasan yang dibagikan melalui instagram dan tiktok para pengikutnya mulai memberikan label dengan sebutan "Tasya Farasya Approved", hal ini menjadi awal terbangunnya kredibilitas seorang Tasya Farasya berkat kepercayaan dari para pengikutnya. (Sari et al., 2024), menyimpulkan bahwa responden paling banyak setuju terhadap pernyataan dimensi kredibilitas. Responden mengatakan bahwa Tasya Farasya sebagai beauty influencer memiliki keterampilan dalam menyampaikan informasi tentang produk Somethinc Calm Down Cream dan memiliki pengalaman yang cukup dalam dunia skincare. Brand yang bekerja sama dengannya tidak hanya memintanya untuk memberikan ulasan tentang skincare tersebut, tetapi terdapat juga banyak promosi khusus yang diberikan.

Peran aplikasi Instagram dan TikTok sangat mempengaruhi peningkatan keputusan pembelian di kalangan Generasi Z terutama make up dan skincare apalagi didukung dengan kehadiran tren "Tasya Farasya Approved" membuat para Generasi Z langsung membeli produk yang dipromosikan Tasya Farasya tanpa berpikir dua kali. Tingkat pembelian pun semakin meningkat melebihi skala prioritas yang dibutuhkan, seperti iklan promosi lipstick oleh Tasya Farasya yang lewat di beranda TikTok mereka, dapat memicu minat belanja dan keinginan untuk memiliki produk tersebut yang akhirnya menimbulkan perasaan FOMO, apalagi dengan kehadiran fitur keranjang kuning dalam TikTok dan e-wallet yang memudahkan mereka untuk melakukan transaksi pembelian barang. (TANHAN et al., 2022), FOMO (Fear Of Missing Out), merupakan perasaan gelisah dan tidak ingin ketinggalan tren dengan memaksakan kehidupannya supaya sama seperti orang lain untuk memenuhi standar masyarakat akibat kecanduan bermain media sosial. Pembelian produk ini bukan lagi didasari oleh kebutuhan yang diperlukan, melainkan menjadi sebuah ajang untuk memamerkan kepunyaan. Selain itu, hal ini juga berkaitan dengan perilaku konsumtif. (Gumulya & Widiastuti, 2013), Konsumtif merupakan tindakan atau perilaku dalam membeli barang secara berlebihan tanpa didasari tujuan untuk mencukupi kebutuhan, tetapi hanya ingin memenuhi keinginan sehingga menimbulkan pemborosan biaya.

(Zatiya & Nugrahani, 2024), Berdasarkan Kesimpulan wawancaranya menunjukkan besarnya tingkat konsumtif yang dilakukan Generasi Z dalam membeli produk kosmetik sangat tinggi, informan mengatakan bahwa mereka sering membeli barang bukan karena kebutuhan, tetapi hanya ingin membandingkannya dengan barang lain dari merek yang berbeda. Selain itu, perilaku ini juga disebabkan oleh keinginan informan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini mendorong orang untuk membuang uang demi memenuhi hasrat keingintahuan mereka, seharusnya uang tersebut dapat menjadi tabungan atau dana bantuan darurat di masa yang akan datang. Selain itu, hal ini diperkuat dari data lain yang juga membuktikan pengaruh ulasan dan promosi brand yang diberikan Tasya Farasya sangat tinggi. (Ningtyas & Dr. Agus Maolana Hidayat, S.E., 2024), melalui survei kepada 300 responden diperoleh persentase pengguna produk Somethinc sebesar 86%, Skintific 87%, dan Skintific 57%. Selain itu, dalam variabel keputusan pembelian sebesar 94% diperoleh oleh produk Somethinc dan Skintific. Data ini menunjukkan peranan "Tasya Farasya Approved" hal ini membuktikan bahwa peranan Tasya Farasya dalam mempromosikan brand berhasil dan sangat memantik jiwa konsumtif bagi Generasi Z dalam pembelian. Selain dari peran influencer, saat ini banyak brand yang berlomba-lomba untuk meningkatkan bentuk dan motif kemasan produk supaya terlihat lucu dan aesthetic sehingga dapat menarik selera Generasi Z untuk membeli produk dari brand tersebut. Ulasan yang dibagikan Influencer melalui media sosial memang sangat membantu kita dalam menentukan produk kosmetik yang bagus dan sesuai dengan kondisi kulit kita, tetapi sebagai Generasi Z kita tetap harus menentukan skala prioritas yang dibutuhkan dan tidak mudah terlena terhadap perilaku konsumtif dan FOMO (Fear of Missing Out).

DAFTAR PUSTAKA

Gumulya, J., & Widiastuti, M. (2013). PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL. Jurnal Psikologi Esa Unggul, 11(1), 50--65. https://www.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/2019/10/UEU-Journal-4427-680-1493-1-SM.pdf

Kemp, S. (2024). Digital 2024: Indonesia. DATAREPORTAL. https://datareportal.com/reports/digital-2024-indonesia?rq=instagram indonesia

Ningtyas, A. D., & Dr. Agus Maolana Hidayat, S.E., Ms. (2024). Implications on Social Media Influencer Tasya Farasya and Electronic Word of Mouth for Purchase Decision of Somethinc and Skintific. International Research Journal of Economics and Management Studies, 3(2), 205--213. https://doi.org/10.56472/25835238/IRJEMS-V3I2P126

Sari, W. P., Putriana, M., Satrio, A. B., Kamil, D., Arasi, I. H., Pahlevi, M. Z., Darus, M. I., & Ismaiga, S. P. (2024). Pengaruh Endorsement "Tasya Farasya Approved" Terhadap Brand Awareness Produk Somethinc Calm Down Cream(Survei Followers Instagram @tasyafarasya). Journal Innovation in Education, 2(2), 308--318. https://doi.org/https://doi.org/10.59841/inoved.v2i2.1503

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun