Pandangan Filsafat Pengorbanan dari
Keluarga Nabi Ibrahim AS, Sehingga disebut
Hari Raya Qurban
Oleh: Nasywa Nursyabbani Anis
Â
Â
Keluarga Nabi Ibrahim AS terkenal kisahnya dengan peristiwa Qurban, yang pada saat itu beliau di perintahkan mengorbankan putranya Ismail AS untuk menjadi sembelih sebagai bentuk ketaatannya kepada Allah SWT. Ibrahim A.S. menunjukkan cinta yang luar biasa kepada Allah ketika diperintahkan untuk mengorbankan putra tercintanya, Ismail. Meskipun secara alami sangat sulit bagi seorang ayah untuk melakukan hal tersebut, Ibrahim A.S. melakukannya dengan penuh keikhlasan sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Tuhan. Ini menggambarkan bahwa pengorbanan yang tulus sering kali melibatkan pengorbanan ego dan hawa nafsu demi kepatuhan kepada Allah.
Â
Keluarga Nabi Ibrahim A.S. juga mengalami berbagai ujian berat yang menguji iman dan ketahanan mereka. Salah satu momen paling signifikan adalah ketika Ibrahim meninggalkan istrinya, Hajar, dan putranya, Ismail, di lembah yang gersang tanpa bekal apapun. Meskipun Hajar merasa cemas, ia tetap percaya bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan mereka. Keberanian Hajar dan kepasrahannya kepada Allah menunjukkan bahwa pengorbanan bukan hanya tanggung jawab Ibrahim, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual seluruh keluarga. Di perintahkannya Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya sendiri menjadi Puncak dari pengorbanan Ibrahim A.S. datang ketika ia diperintahkan untuk menyembelih Ismail. Dalam situasi ini, baik Ibrahim maupun Ismail menunjukkan kepasrahan total terhadap kehendak Allah. Ismail bahkan menyatakan kesiapan untuk memenuhi perintah tersebut, menegaskan komitmen mereka terhadap iman. Ini mencerminkan nilai-nilai kesabaran, keteguhan hati, dan keyakinan yang kuat terhadap janji Allah.
Â
Pengorbanan Nabi Ibrahim A.S. tidak hanya diakui dalam konteks spiritual, tetapi juga membawa berkah bagi umat manusia. Kisah ini menjadi simbol penting dalam tradisi Islam, terutama saat perayaan Idul Adha, di mana umat Muslim diingatkan untuk berkorban demi kebaikan bersama. Melalui pengorbanan tersebut, kota Mekah menjadi pusat ibadah umat manusia, dan sumur Zamzam yang diberkahi muncul sebagai hasil dari ketulusan iman keluarga Ibrahim. Kisah Nabi Ibrahim A.S. mengajak kita untuk merenungkan seberapa besar pengorbanan yang telah kita lakukan dalam menjalankan ajaran agama kita. Pengorbanan tidak hanya berarti menyerahkan harta atau jiwa, tetapi juga melibatkan waktu, tenaga, dan dedikasi untuk kebaikan.
Â
Hari Raya Qurban didasari oleh kisah Nabi Ibrahim yang terdapat dalam Al-Quran. Kisah di mana Nabi Ibrahim diperintahkan dan siap untuk mengorbankan putranya sebagai tanda ketaatan dan pengabdian kepada Allah SWT. Namun, Allah menggantikan korban tersebut dengan mengirimkan seekor domba gibas yang gemuk. Dengan itu, ritual penyembelihan hewan qurban menjadi bagian penting dalam perayaan Hari Raya Qurban. Umat Muslim yang mampu secara finansial dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban, seperti sapi, unta, kambing, atau domba. Hal itu bertujuan sebagai tindakan ibadah dan pengabdian kepada Allah SWT, mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan yang paling dicintainya untuk Allah; sebagai lambang rasa syukur dan pengakuan akan karunia-Nya dalam kehidupan; dan ajang mempererat tali persaudaraan, kepedulian sosial, dan berbagi kepada sesama yang kurang beruntung. Terkait pengorbanan, konsep pengorbanan dapat ditemukan dalam Al-Quran dan Hadis, yang merupakan sumber utama ajaran Islam. Al-Quran mengandung berbagai ayat yang menggarisbawahi pentingnya pengorbanan sebagai bentuk ibadah dan ketaatan kepada Allah. Dan Hadis, perkataan dan tindakan Nabi Muhammad SAW, juga memberikan petunjuk tentang pengorbanan dalam berbagai konteks kehidupan.
Artinya: "Daging (hewan kurban) dan darahnya itu sekali-kali tidak akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan kamu. Demikianlah Dia menundukkannya untukmu agar kamu mengagungkan Allah atas petunjuk yang Dia berikan kepadamu. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al-Hajj [22]:37)
Â
Â
engorbanan dalam Hari Raya Qurban menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seorang hamba kepada Tuhan. Seperti Ibrahim yang siap mengorbankan putranya, pengorbanan dalam perayaan ini memperkuat ikatan spiritual antara manusia dengan Allah SWT. Ia menjadi wujud pengabdian yang mendalam dan kesediaan untuk mengorbankan yang paling dicintai demi ketaatan kepada-Nya. Selain mengekspresikan kesetiaan kepada Tuhan, pengorbanan dalam Hari Raya Qurban juga merupakan bentuk pengungkapan kasih sayang dan kepedulian sosial. Melalui pembagian daging qurban kepada sesama yang membutuhkan, umat Muslim dapat memperlihatkan kepedulian dan kebersamaan dalam memenuhi kebutuhan orang lain. Pengorbanan dalam Hari Raya Qurban mengajarkan umat Muslim untuk peduli dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan. Melalui aksi nyata membagikan daging qurban kepada mereka yang kurang beruntung, kita dapat memperkuat ikatan sosial dan membantu meringankan beban hidup mereka. Pengorbanan dalam Hari Raya Qurban mengingatkan kita akan pentingnya pengorbanan dalam mencapai kedekatan dengan Tuhan. Pengorbanan tersebut melibatkan pengorbanan diri secara keseluruhan, termasuk jiwa, waktu, dan harta, sebagai bentuk pengabdian dan ketaatan kepada-Nya.
Â
Dengan meneladani sikap Nabi Ibrahim A.S., kita diajak untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Allah dan meningkatkan komitmen kita dalam beribadah serta berbuat baik kepada sesama.Dalam kesimpulannya, filsafat pengorbanan dalam kisah keluarga Nabi Ibrahim A.S. mengajarkan kita tentang arti sejati dari cinta, keikhlasan, dan kepatuhan kepada Tuhan. Kisah ini menjadi teladan abadi bagi umat manusia untuk terus berusaha mendekatkan diri kepada Allah melalui berbagai bentuk pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari.
Â
Hari Raya Qurban menjadi momen yang memperlihatkan betapa pentingnya pengorbanan dalam kehidupan seorang Muslim. Filosofi pengorbanan yang terkait dengan Hari Raya Qurban mengajarkan nilai-nilai seperti kepedulian, kesetiaan, dan kasih sayang. Dengan memahami makna filosofis di balik pengorbanan dalam Hari Raya Qurban, kita dapat mengintegrasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari kita dan meraih kedekatan dengan Tuhan serta kesejahteraan sosial yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H