Aku termenung. Tidak menyangka prom night membuatku seperti ini. Aku kalut, tidak tau harus melakukan apa untuk anakku. Rasanya aku hanya ingin mati tapi anakku tidak bersalah, dia pantas hidup didunia ini.Â
Sasha menyuruhku untuk tidur karena ia kasihan dengan bayi yang ada di kandunganku. Aku pun meminta Sasha untuk menemaniku tidur. Fika dan Cia sudah pulang sebelum aku dan Sasha ke kamar. Aku berusaha untuk istirahat tapi kepala ku rasanya sangat berisik dan membuatku tidak bisa istirahat dengan tenang.
Pagi pun tiba
Aku melihat Sasha masih tertidur dengan lelap. Aku sudah merasa lebih baik, aku pun bergegas membersihkan diri lalu turun ke bawah untuk makan. Papa bertanya pada ku, "Kamu sudah diceritakan oleh Sasha kan?" lalu aku menjawab, "Sudah Pa".
Papa dan kakak sedang berusaha untuk mencari ayah dari anak yang ku kandung. Kata papa, "anak itu harus lahir dan melihat ayah ibunya". Aku pun hanya menganggukkan kepala ku. Aku kembali ke atas dan melihat Sasha yang masih tertidur. Aku membangunkannya dan menyuruhnya untuk sarapan karena bibi telah masak.
9 bulan kemudian
Anak ku lahir dengan selamat dan sehat. Ia bernama Gio Pratama. Selama aku dirumah sakit, Galen selalu menemaniku dan menjagaku sampai Gio lahir. Galen adalah ayah kandung Gio yang telah papa dan kakak cari sebelum aku melahirkan.
Galen pun berusaha mencariku tapi ia tidak menemukanku. Aku dan Galen sudah melupakan masa lalu kami yang kelam. Kami berusaha untuk saling membahagiakan satu sama lain. Apalagi kebahagiaan kami bertambah satu yaitu Gio. Kami rasa hidup ini sudah sangat amat sempurna. Doakan kami semoga selalu bahagia sampai akhir hayat.
SELESAI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H