Mohon tunggu...
nasywa saiba indrina
nasywa saiba indrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - psychology student

hi!

Selanjutnya

Tutup

Film

Eksplorasi Psikologi Manusia Melalui Kacamata Film Atonement (2007): Kesalahan, Penyesalan, dan Penebusan

27 Agustus 2024   18:56 Diperbarui: 27 Agustus 2024   19:00 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film sebagai salah satu wujud karya seni, memiliki kekuatan untuk menggugah emosi, merangsang pikiran, serta menyentuh dimensi terdalam jiwa manusia. Contohnya dalam film "Atonement" (2007), penonton disuguhkan dengan sebuah alur cerita kompleks dan rumit. Film ini lebih dari sekadar narasi kisah cinta dan tragedi di tengah latar Perang Dunia Kedua. 

Melainkan juga membawa kita ke pengalaman mendalam dan pemahaman rumit mengenai sifat manusia. Diadaptasi dari novel legendaris karya Ian McEwan, film ini menunjukkan betapa hebatnya suatu karya seni dapat menceritakan kisah hidup dan bagaimana peristiwa besar dalam sejarah dapat mempengaruhi perjalanan seseorang.

Klimaks cerita dalam film ini dimulai dari satu kebohongan kecil yang dilakukan oleh seorang anak bernama Briony Tallis. Hal ini menyebabkan kesalahpahaman tragis antara dua karakter utama, yaitu Robbie dan Cecilia. Kebohongan tersebut memicu serangkaian kejadian yang berujung pada konsekuensi besar, termasuk kisah cinta yang terputus dengan paksa dan dampak mendalam pada kehidupan keduanya. 

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fokus dalam film ini adalah kesalahan yang bersifat sepele, namun nyatanya, mampu mengubah hidup orang lain. Kesalahan semacam ini sering kali mengundang perasaan bersalah, kecemasan, dan konflik internal pada diri pelaku, sehingga dapat menciptakan luka mendalam dalam psikologisnya.

Konsep penebusan menjadi tema sentral di film ini. Briony, setelah menyadari dampak dari kesalahan yang dilakukannya, berusaha untuk memperbaiki keadaan dan mencapai penebusan. Serangkaian tindakan dilakukan Briony untuk menebus kesalahannya di masa lalu. Hal ini dengan jelas menunjukkan bahwa perasaan bersalah Briony menjadi pendorong utama untuk mencapai penebusan. Sebagai penonton, kita tanpa sengaja akan diajak merenung, apakah penebusan ini dapat dicapai dan apakah Briony mampu memperbaiki kesalahan fatalnya di masa lalu. Dalam psikologi, penebusan sering kali berhubungan dengan proses pemulihan dari trauma dan upaya untuk mengatasi kesalahan di masa lalu. Penebusan ini sering melibatkan pengakuan kesalahan, penyesalan, dan usaha untuk memperbaiki dampak negatif dari tindakan tersebut.

Latar belakang Perang Dunia Kedua juga memberikan dimensi psikologis tambahan pada film.  Hidup di kecamuk medan perang, tentunya menciptakan pengaruh psikologis yang signifikan pada setiap karakter. Suasana yang terus-menerus tegang dan risiko kematian yang tinggi menciptakan perasaan stress, sehingga dapat mempengaruhi cara masing-masing karakter untuk berpikir, merasakan, dan berinteraksi satu sama lain. 

Para tokoh menghadapi dampak traumatis akibat peperangan, dan film ini berhasil mengeksekusi bagaimana luka-luka ini mempengaruhi kesehatan mental mereka. Briony yang terus dihantui rasa bersalah, lalu Robbie yang mengalami gangguan stres pasca-trauma, "Atonement" dengan sukses mampu menciptakan representasi yang kuat tentang dampak psikologis perang pada setiap individu.

Para karakter di film ini juga mengalami perubahan signifikan dalam kepribadian mereka. Kecemasan akan kematian, kehilangan orang yang dicintai, dan pengalaman di medan perang menciptakan ketidakstabilan emosional dan perubahan dalam pandangan hidup mereka. Dalam menghadapi hal ini, karakter-karakter di film ini menggunakan berbagai coping mechanism sebagai pertahanan psikologis. Mereka melakukan cara yang berbeda untuk mengatasi ataupun sekadar mengurangi tekanan psikologis yang luar biasa.

Secara keseluruhan, film "Atonement" memperlihatkan gambaran bahwa manusia adalah makhluk yang kompleks yang dapat dipahami melalui eksplorasi psikologisnya. Dengan menyorot sisi psikologi manusia, film ini mengangkat tema kesalahan, penyesalan, dan penebusan sebagai elemen utama. Melalui latar Perang Dunia Kedua dan berbagai pengalaman traumatisnya, film ini memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana lingkungan dan peristiwa besar mampu membentuk dan mengubah kepribadian manusia.

Kisah Briony Tallis, yang melakukan kebohongan di masa lalunya, menjalani proses penyesalan, lalu berusaha mencapai penebusan, menjadi bukti dalam proses pemulihan psikologis. Film ini mengeksplorasi konsep penebusan sebagai langkah akhir untuk mengatasi kesalahan dan trauma. 

Hal ini sejalan dengan luka yang psikologi yang dialami oleh tiap karakter. "Atonement" menggambarkan bahwa manusia menggunakan berbagai cara untuk menghadapi ketidakstabilan emosional. Coping mechanism yang dilakukan oleh tiap karakter mencerminkan keberagaman proses individu dalam menghadapi stres dan traumanya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun