Mohon tunggu...
Nasywa QonitaTsabita
Nasywa QonitaTsabita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

S1 Akuntansi Universitas Mercu Buana. Jum'at 14:00-15:40 B-302, Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB. Apollo Prof. Dr, M.Si.Ak NIM : 43222010113

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 2 - Diskursus Gaya Kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

12 November 2023   10:33 Diperbarui: 15 Desember 2023   16:01 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama : Nasywa Qonita Tsabita 

NIM : 43222010113

Jurusan : Akuntansi

Diskursus mengenai gaya kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono dan upaya pencegahan korupsi di Indonesia membawa kita ke dalam refleksi mendalam tentang nilai-nilai, prinsip, dan tindakan konkret yang diterapkan oleh seorang pemimpin yang memiliki peran sentral dalam menghadapi tantangan korupsi. Catur Murti RM Sosrokartono, seorang tokoh yang lahir pada 10 April 1877 di Pelemkerep, Mayong, Jepara, memainkan peran yang signifikan dalam sejarah Indonesia sebagai pemimpin yang tidak hanya memiliki keahlian multi-bahasa namun juga mempraktikkan prinsip "Catur Murti" yang menjadi pegangan hidupnya.

Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana gaya kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono memengaruhi dinamika pencegahan korupsi di Indonesia, sebuah masalah kronis yang terus menghadang kemajuan bangsa. Melalui pemahaman mendalam terhadap prinsip-prinsip "Catur Murti" dan implementasinya dalam konteks pencegahan korupsi, kita dapat mengeksplorasi bagaimana nilai-nilai seperti integritas, transparansi, dan partisipasi masyarakat menjadi landasan bagi upaya memerangi korupsi.

Penelusuran ini juga mencari pemahaman tentang relevansi pemilihan gaya kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono dalam konteks modern, di mana tantangan korupsi tidak hanya bersifat nasional tetapi juga terkait dengan dinamika globalisasi dan kompleksitas struktur sosial. Oleh karena itu, membuka pintu diskusi tentang bagaimana upaya pencegahan korupsi dapat diintegrasikan ke dalam sistem kepemimpinan yang lebih luas, melibatkan kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil.

Sebagai pembuka untuk diskursus ini, kita akan menelusuri jejak kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono, mengeksplorasi prinsip "Catur Murti" yang dipegang teguh, dan menganalisis dampaknya terhadap upaya pencegahan korupsi di Indonesia.

Apa itu Catur Murti?

Catur Murti, secara etimologis, berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu "catur" yang artinya "empat" dan "murti" yang berarti "penjelmaan." Secara harfiah, Catur Murti dapat diartikan sebagai bersatunya empat faal atau aspek utama dalam kehidupan manusia, yakni Pikiran, Perasaan, Perkataan, dan Perbuatan. Konsep ini mencerminkan pandangan holistik terhadap kehidupan, menggambarkan kesatuan integral antara dimensi kognitif, emosional, verbal, dan perilaku (Arya, 2020). Catur Murti merupakan bersatunya 4 faal (Pikiran, perasaan, perkataan, perbuatan).

  • Dalam konsep Catur Murti, pikiran memegang peran sentral sebagai kemampuan manusia untuk membentuk ide, konsep, dan pemahaman. Pikiran yang jernih dan terfokus dianggap sebagai dasar tindakan yang baik. Kesatuan pikiran tidak hanya mencakup penggabungan berbagai pemikiran tetapi juga pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai budaya dan spiritualitas. Pikiran yang terfokus menunjukkan kemampuan untuk menetapkan prioritas, menghindari distraksi yang tidak perlu, dan menjaga konsentrasi pada hal-hal yang benar-benar penting. Hal ini, pada gilirannya, menciptakan dasar yang kokoh bagi pengambilan keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab. Bersatunya pikiran dengan nilai-nilai budaya dan spiritualitas membentuk fondasi yang kokoh, memberikan arah dan tujuan dalam menjalani kehidupan. Dengan demikian, pikiran dalam Catur Murti bukan hanya tentang kecerdasan intelektual semata, melainkan juga tentang kebijaksanaan dalam memandang hidup, mengambil keputusan yang mempertimbangkan nilai-nilai yang diyakini, dan mengarahkan tindakan menuju makna yang lebih dalam. Kesatuan pikiran dalam konsep ini menciptakan landasan yang kuat untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan berarti.
  • Kedua, Dalam konsep Catur Murti, perasaan menyoroti persatuan dalam hal emosi dan pengalaman perasaan. Pentingnya menjaga keseimbangan emosional menjadi fokus utama, di mana manusia diajarkan untuk memahami serta mengendalikan perasaan agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kesatuan perasaan, dalam hal ini, bukan hanya sebatas keselarasan emosional internal, tetapi juga menciptakan dasar bagi hubungan yang sehat dan penuh pengertian dalam masyarakat. Manusia, dengan kesatuan perasaan, mampu berempati terhadap orang lain, menciptakan ikatan emosional yang kuat, dan membangun komunikasi yang lebih efektif. Keseimbangan emosional yang ditanamkan dalam konsep Catur Murti melibatkan pemahaman mendalam terhadap diri sendiri, menjadikan individu mampu mengenali dan mengelola berbagai perasaan yang muncul. Dengan demikian, bukan hanya menciptakan hubungan yang positif dengan orang lain, tetapi juga menghasilkan interaksi sosial yang lebih bermakna dan berdampak positif pada lingkungan sekitar. Kesatuan perasaan, dalam perspektif Catur Murti, bukanlah sekadar keseimbangan individual, melainkan fondasi bagi terbentuknya masyarakat yang harmonis dan peduli satu sama lain.
  • Kedua, Dalam konsep Catur Murti, perasaan menyoroti persatuan dalam hal emosi dan pengalaman perasaan. Pentingnya menjaga keseimbangan emosional menjadi fokus utama, di mana manusia diajarkan untuk memahami serta mengendalikan perasaan agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Kesatuan perasaan, dalam hal ini, bukan hanya sebatas keselarasan emosional internal, tetapi juga menciptakan dasar bagi hubungan yang sehat dan penuh pengertian dalam masyarakat. Manusia, dengan kesatuan perasaan, mampu berempati terhadap orang lain, menciptakan ikatan emosional yang kuat, dan membangun komunikasi yang lebih efektif. Keseimbangan emosional yang ditanamkan dalam konsep Catur Murti melibatkan pemahaman mendalam terhadap diri sendiri, menjadikan individu mampu mengenali dan mengelola berbagai perasaan yang muncul. Dengan demikian, bukan hanya menciptakan hubungan yang positif dengan orang lain, tetapi juga menghasilkan interaksi sosial yang lebih bermakna dan berdampak positif pada lingkungan sekitar. Kesatuan perasaan, dalam perspektif Catur Murti, bukanlah sekadar keseimbangan individual, melainkan fondasi bagi terbentuknya masyarakat yang harmonis dan peduli satu sama lain.
  • Ketiga, Dalam konsep Catur Murti, perkataan tercermin sebagai sarana untuk menyampaikan pikiran dengan kata-kata yang bijaksana dan positif. Pentingnya kekuatan kata-kata di dalam Catur Murti bukan hanya sebatas alat komunikasi, tetapi sebagai sarana untuk membentuk pandangan orang terhadap diri sendiri dan dunia sekitar. Dengan berbicara yang baik, seseorang mampu menciptakan komunikasi yang efektif, merangkul pemahaman, dan membangun hubungan yang positif. Oleh karena itu, dalam konteks Catur Murti, perkataan dianggap sebagai wujud konkret dari pikiran yang bijaksana.
  • Terakhir, aspek dari Catur Murti adalah perbuatan, yang menyoroti pentingnya keselarasan antara perkataan dan tindakan. Dalam konsep ini, Catur Murti mengajarkan bahwa perbuatan yang baik harus sejalan dengan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang. Tindakan yang konsisten dengan kata-kata menciptakan integritas dan kepercayaan dari orang lain. Dengan kata lain, perbuatan dianggap sebagai ekspresi konkret dari apa yang telah diucapkan. Dalam konteks kepemimpinan dan pencegahan korupsi, pentingnya kepatuhan terhadap nilai-nilai moral dan etika diwujudkan melalui tindakan nyata yang mencerminkan keselarasan dengan perkataan yang telah disampaikan.

Dengan demikian, Catur Murti bukan sekadar konsep filosofis, tetapi juga panduan praktis bagi manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kesatuan empat aspek ini menciptakan landasan yang kuat untuk tindakan moral dan etis, memandu individu menuju hidup yang seimbang dan bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun