Selamet Nur Anom, S.Pd., M.Pd., adalah seorang pendidik, pemimpin pesantren, dan penulis yang mendedikasikan hidupnya untuk menciptakan generasi berakhlak, berilmu, dan beriman. Lahir di Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, pada 9 September 1991, beliau kini menjabat sebagai Pimpinan Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Jannah An-Nuriyyah di Kabupaten Bandung. Dengan berbagai pengalaman hidupnya, Selamet telah memberikan kontribusi besar dalam pendidikan, dakwah, dan pengembangan masyarakat. Prinsip hidupnya didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW: "Khoirunnas anfauhum linnas" yang berarti "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia." beliau percaya bahwa keberadaan manusia harus membawa manfaat, dan setiap langkah hidupnya dirancang untuk mencapai tujuan tersebut.Â
Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan
Bapak Selamet Nur Anom lahir di sebuah keluarga sederhana yang religius. Masa kecilnya dihabiskan di lingkungan yang kental dengan nuansa keagamaan. Ketika usianya baru dua tahun beliau diasuh oleh pamannya (uwa). Kehidupan bersama uwa memberikan pengalaman yang membentuk karakter religiusnya. Â Sejak kecil beliau sudah terbiasa mendengar lantunan ayat suci dari pesantren di dekat rumah. Lingkungan itu menanamkan keinginan dalam diri saya untuk belajar agama lebih mendalam. Â Pak Selamet mulai belajar mengaji di usia dini, dipandu oleh seorang guru ngaji bernama Ustaz Dadan. Melalui bimbingan sang ustaz, ia mulai memahami dasar-dasar ilmu agama dan belajar membaca kitab kuning. Saat itulah tumbuh cita-citanya untuk menjadi seorang guru agama atau bahkan seorang kiyai. "Saya sering ditanya, kalau pintar sekolah ingin jadi apa? Jawaban saya waktu itu sederhana: kalau pintar ngaji, ingin jadi kiyai. Padahal keluarga kami bukan keturunan ulama," ujarnya. Lingkungan keluarga yang agamis, ditambah dengan dukungan dari guru-gurunya, membentuk fondasi keilmuan dan spiritualitas Selamet. Ia percaya bahwa apa pun cita-cita yang dimiliki, asalkan dilandasi niat baik dan usaha keras, Allah akan membukakan jalan.Â
Perjalanan pendidikan Pak Selamet adalah cerminan perjuangan yang penuh dengan keberanian dan kerja keras. Ia memulai pendidikan formalnya di madrasah. Di Madrasah Tsanawiyah, ia bertemu dengan seorang guru bahasa Arab bernama Ustaz Dodi yang memberikan dorongan besar baginya untuk melanjutkan pendidikan. Â Ustaz Dodi adalah salah satu orang yang sangat berjasa dalam hidupnya. Beliau tidak hanya mengajar, tetapi juga mengarahkan saya untuk melanjutkan pendidikan ke MAN Cililin,. Â Di MAN Cililin, beliau mendapatkan kesempatan untuk memperdalam ilmu agama dan akademik. Meskipun sempat ragu apakah ia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, Allah membukakan jalan dengan memberinya beasiswa untuk melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Di tengah masa kuliahnya, Selamet juga menikah, yang menjadi tantangan tersendiri untuk menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dan akademik. Setelah menyelesaikan pendidikan S1, beliau kembali mendapatkan beasiswa dari pemerintah provinsi untuk melanjutkan pendidikan S2 di UPI Bandung. Gelar Magister Pendidikan diraihnya dengan penuh perjuangan. Â Beliau percaya, selama memiliki tekad dan niat yang kuat, Allah SWT akan selalu membuka jalan.
Yayasan dan Pondok Pesantren Miftahul Jannah An-Nuriyyah Â
Pada tahun 2017 beliau mendirikan Yayasan Miftahul Jannah An-Nuriyyah, yang merupakan cikal bakal pesantren di daerah tempat tinggalnya. Yayasan ini berawal dari  Ibu dan Bapakk mertuanya kemudian beliau melanjutkannya dengan visi yang lebih besar. Visi utama pesantren ini adalah menciptakan masyarakat yang berjiwa santri, yaitu insan yang memiliki tiga pilar utama: iman yang kokoh, ibadah yang tertib, dan ilmu yang bermanfaat. Beliau ingin lingkungan sekitar menjadi masyarakat yang Islami. Karena sering disebut sebagai kampung pesantren, sehingga masyarakatnya pun harus mencerminkan nilai-nilai santri..Â
Pak Selamet Nur Anom bercita-cita agar pesantren ini tidak hanya menjadi tempat pendidikan agama dasar, tetapi juga melahirkan generasi yang mampu melanjutkan pendidikan ke lembaga tinggi di dalam maupun luar negeri, seperti Al-Azhar di Mesir atau lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya. Â Mimpi beliau sederhana, tetapi besar yaitu membangun generasi yang tidak hanya paham ilmu agama, tetapi juga mampu memberi manfaat kepada orang lain.Â
Karier dan Tantangan Sebagai PendidikÂ
Pada tahun 2015 ketika beliau bergabung dengan Islamic Tutorial Center UPI. Di sana, beliau berkesempatan untuk mengasah kemampuan dalam mendidik dan memberi bimbingan kepada para mahasiswa. Seiring berjalannya waktu, beliau mulai mengajar di beberapa sekolah menengah, seperti MA Darul Ma'arif dan MAN 1 Kota Bandung, sejak tahun 2017. Pada tahun 2020, beliau juga dipercaya untuk menjadi dosen di STBA, sebuah lembaga pendidikan tinggi, di mana beliau dapat berbagi pengetahuan kepada mahasiswa dan memperluas pengaruhnya dalam dunia pendidikan.Bagi Pak Selamet Nur Anom , menjadi seorang pendidik bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga sebuah panggilan hidup yang penuh tantangan dan tanggung jawab besar. Salah satu tantangan terbesar yang beliau hadapi adalah mendidik siswa yang kurang mendapatkan perhatian dari orang tua mereka. "Pernah saya bertemu seorang siswa yang sangat sulit untuk fokus belajar karena jarang bertemu dengan orang tuanya. Ini menjadi pelajaran berharga bagi saya bahwa pendidikan bukan hanya soal mengajar ilmu, tetapi juga memberi perhatian dan kasih sayang kepada siswa," ungkap beliau dengan penuh keprihatinan.
Beliau selalu berusaha untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan yang baik kepada setiap siswa yang beliau didik. Bagi beliau, pendidikan tidak hanya membentuk kecerdasan otak, tetapi juga karakter dan moralitas generasi muda. Beliau mengingatkan bahwa tugas seorang pendidik adalah menjadi teladan, mendengarkan dengan penuh empati, dan memberikan pengajaran yang mendalam untuk membentuk generasi yang tidak hanya pintar, tetapi juga berbudi pekerti luhur. Di sisi lain, menjadi seorang pendidik di era yang penuh dengan teknologi dan informasi yang begitu cepat berkembang membawa tantangan tersendiri. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh Pak Selamet adalah bagaimana cara menjaga perhatian siswa di tengah gempuran teknologi dan distraksi digital.
Selain itu, tantangan dalam hal motivasi juga tak kalah besar. Tidak semua siswa datang dengan motivasi tinggi untuk belajar, apalagi dalam situasi yang kurang ideal. Pak Selamet juga melihat bahwa perkembangan sosial dan budaya masyarakat yang semakin cepat menuntut para pendidik untuk lebih peka terhadap perubahan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, beliau merasa semakin terpanggil untuk mengembangkan metode pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai sosial, budaya, dan etika yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena, Pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan yang mengajarkan siswa untuk mengenal dirinya sendiri, serta bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain secara baik dan bijaksana, Beliau percaya bahwa tantangan dalam dunia pendidikan adalah hal yang harus dihadapi dengan tekad dan semangat yang tak kenal lelah. Bagi Pak Selamet, pendidikan adalah jembatan yang dapat membawa perubahan positif bagi individu dan masyarakat. Setiap pelajaran yang diberikan adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik dan percaya bahwa seorang pendidik harus mampu menyalakan api semangat dalam diri siswa, agar mereka bisa berjuang dan berkontribusi bagi dunia.
Sebagai pendidik, Pak Selamet tidak hanya ingin memberikan ilmu, tetapi juga mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan bertindak bijaksana dalam menghadapi kehidupan. Karena menurutnya pendidikan yang baik bukan hanya mengajarkan siswa tentang ilmu, tetapi juga bagaimana menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Jadi, pendidikan harus mencakup aspek moral, etika, dan tanggung jawab sosial yang harus dipupuk sejak dini. Dengan semangat yang tinggi dan hati yang tulus, Pak Selamet terus berkomitmen untuk menjadi seorang pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga memberi teladan dan membimbing siswa untuk menjadi insan yang berilmu dan berakhlak mulia.
Inspirasi dan Tujuan Hidup Â
Pak Selamet selalu mengingat prinsip hidup yang diambil dari ajaran Nabi Muhammad SAW, "Khoslatani, la syai'a afdholu minhuma. Al-Imanu billah wan naf'u lil muslimin" yang artinya, "Ada dua hal yang tidak ada yang lebih utama selain keduanya, yaitu beriman kepada Allah dan memberi manfaat kepada orang lain." Prinsip ini menjadi landasan bagi setiap tindakan dan keputusan hidupnya. Selain itu, beliau juga mengutip filosofi hidup yang selalu menjadi pegangan dalam perjalanan hidupnya, yaitu "Kun Kal Kawung Walaa Takun Kal Maung", yang bermakna jadilah seperti pohon aren yang seluruh bagiannya bermanfaat dan filosofi ini mengajarkan beliau untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam setiap aspek kehidupannya. Pak Selamet juga selalu mengingat nasihat dari seorang guru yang memberikan pemahaman mendalam tentang lima tipe manusia yang dapat dijadikan pedoman hidup. Kelima tipe manusia ini memberikan perspektif yang sangat penting dalam merumuskan tujuan hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut adalah tipe-tipe manusia yang beliau ajarkan dan yakini:
- Manusia Wajib
Tipe manusia pertama adalah mereka yang wajib. Keberadaannya selalu bermanfaat, dan bahkan ketidakhadirannya akan dirasakan oleh banyak orang. Manusia tipe ini berusaha untuk memberikan manfaat yang besar bagi sesama, mengutamakan kepentingan orang lain, dan senantiasa berusaha menjadi bagian yang penting dalam kehidupan orang lain. Karena menjadi manusia yang keberadaannya wajib, setiap langkah dan usaha itu bermanfaat bagi umat
- Manusia SunnahÂ
Tipe kedua adalah manusia sunnah. Mereka memang bermanfaat, tetapi ada kekurangan dalam ketulusan niat mereka. Meskipun memberikan manfaat bagi orang lain, kadang-kadang mereka kurang melakukannya dengan niat yang tulus. Pak Selamet mengingatkan pentingnya niat yang murni dalam setiap amal yang dilakukan karena, Setiap amal kita harus dilandasi dengan niat yang ikhlas, karena hanya amal yang ikhlas yang akan diterima oleh Allah SWT.
- Manusia MubahÂ
Tipe ketiga adalah manusia mubah, yaitu mereka yang keberadaannya tidak membawa banyak manfaat dan seakan-akan ada dan tiada saja. Kehadirannya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap orang lain. Pak Selamet mengingatkan bahwa sebagai manusia, kita harus lebih dari sekadar ada  karena, hidup ini harus memberi makna. Jangan sampai kita menjadi manusia yang hanya memenuhi ruang tanpa memberi dampak positif kepada sekitar.
- Manusia MakruhÂ
Tipe keempat adalah manusia makruh, yaitu mereka yang lebih baik tidak ada daripada ada. Keberadaannya bisa menciptakan ketidaknyamanan atau bahkan merusak kedamaian di sekitar mereka karena, sebagai manusia, kita harus menghindari perilaku yang bisa merugikan orang lain. Sebaiknya kita tidak hadir jika kita tidak bisa memberikan manfaat. Tipe manusia ini harus dihindari, dan beliau selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang tidak hanya tidak merugikan orang lain, tetapi memberi manfaat.
- Manusia Haram
Terakhir, ada manusia haram, yaitu mereka yang keberadaannya justru menciptakan kerusakan dan onar. Ketidakhadiran mereka justru lebih baik bagi orang lain karena, hidup ini bukan hanya tentang keberadaan kita, tetapi bagaimana memberi dampak positif.
Pak Selamet sangat percaya bahwa hidup harus bermakna, dan tujuan utama hidupnya adalah memberi manfaat sebesar-besarnya kepada umat. Menjadi manusia yang keberadaannya wajib, yang memberikan manfaat nyata bagi banyak oran. Dalam setiap langkahnya, beliau berusaha untuk menjadikan hidupnya penuh dengan amal kebaikan, yang tidak hanya memberi manfaat bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain. Selain itu, prinsip hidup beliau tidak hanya berdasarkan pada ajaran agama dan filosofi budaya, tetapi juga pada keyakinan bahwa hidup harus memberikan warisan yang berguna bagi generasi mendatang."Manusia harus meninggalkan sesuatu yang berarti. Gajah mati meninggalkan gading, manusia meninggalkan nama dan karya," ujar beliau, menegaskan bahwa hidup tidak boleh sia-sia. Dengan semua pemahaman dan prinsip tersebut, beliau terus berusaha untuk menjadi pribadi yang tidak hanya mengutamakan keberhasilan pribadi, tetapi lebih penting lagi bagaimana keberhasilannya bisa memberi manfaat kepada masyarakat luas. Karena menurut beliau Setiap amal yang kita lakukan, harus berlandaskan pada niat tulus untuk memberikan kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Itulah hidup yang penuh makna.Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam hidupnya, Pak Selamet tidak hanya berfokus pada keberhasilan duniawi, tetapi juga berusaha untuk mencapai tujuan hidup yang lebih mulia, yaitu mendapatkan keridhaan Allah SWT dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi umat manusia.
Sebagai Penulis Buku Â
Pak Selamet Nur Anom bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang penulis yang aktif mengabadikan pemikiran dan pengalamannya dalam bentuk buku. Salah satu karya beliau yang paling dikenal adalah buku berjudul "Bergerak-lah: Agar Hidup Tak Sekedar Mimpi" Buku ini merupakan refleksi dari perjalanan hidup beliau yang penuh perjuangan, sarat makna, dan menginspirasi banyak orang untuk melangkah dengan tekad yang kuat. Dalam buku ini, beliau berbagi kisah tentang bagaimana keberanian untuk bermimpi, kesabaran menghadapi rintangan, dan ketulusan niat bisa mengantarkan seseorang pada pencapaian yang tak terduga. Setiap bab mengandung nilai-nilai hidup yang sangat relevan, terutama bagi generasi muda yang sedang mencari arah. Beliau juga menekankan bahwa menulis bukan hanya tentang menyampaikan ide, tetapi juga tentang menciptakan warisan yang akan terus hidup bahkan setelah seseorang tiada. Karena menurut beliau menulis adalah cara berbicara kepada dunia dan meninggalkan jejak yang abadi. Jika ucapan bisa terlupakan, tulisan akan tetap hidup.
Sebagai seorang penulis, beliau mengintegrasikan pengalaman pribadinya dengan nilai-nilai universal yang bisa diterapkan oleh siapa saja. Beliau percaya bahwa setiap individu memiliki cerita yang layak untuk diceritakan dan setiap pengalaman, sekecil apa pun, bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. Selain "Bergerak-lah: Agar Hidup Tak Sekedar Mimpi" beliau juga sedang dalam proses menulis beberapa buku lain yang berfokus pada pendidikan karakter, motivasi, dan pengembangan masyarakat berbasis nilai-nilai Islam. Menulis, bagi beliau, adalah bentuk dakwah yang dapat menjangkau lebih banyak orang di luar lingkup fisik pesantren dan ruang kelas.
Pesan untuk Generasi MudaÂ
Kepada generasi muda, Pak Selamet berpesan dengan penuh ketulusan dan keyakinan agar mereka senantiasa memiliki niat yang tulus dan tekad yang kuat dalam setiap langkah hidup mereka. Â Awali langkahmu, sekecil apa pun itu. Allah SWT akan melihat usahamu, bukan hasilnya, beliau mengingatkan bahwa yang terpenting dalam perjalanan hidup adalah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan hanya hasil akhir yang dicapai. Semua keberhasilan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang diiringi dengan niat yang benar dan penuh kesabaran.Pak Selamet juga menekankan pentingnya untuk terus menghormati orang tua dan guru, yang merupakan sumber inspirasi dan pembelajaran yang tak ternilai harganya. Orang tua dan guru adalah pilar utama dalam membentuk karakter dan akhlak kita. Tanpa mereka, kita tidak akan menjadi siapa-siapa. Hormatilah mereka, dan Allah SWT akan memberkahi jalanmu. Selain itu, beliau juga menekankan agar setiap generasi muda senantiasa menjaga keseimbangan antara ilmu duniawi dan ukhrawi. Alasannya, Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi setiap langkahmu. Tanpa ilmu, hidup akan gelap, tanpa arah. Tetapi ingat, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diterapkan untuk kebaikan umat. Carilah ilmu dengan niat untuk memberi manfaat bagi orang lain. Perlu bahwa tujuan menuntut ilmu bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kebermanfaatan umat manusia
Pak Selamet Nur Anom mengajak para pemuda untuk tidak takut bermimpi besar dan berani menghadapi tantangan hidup. "Ketika kau lelah, berjalanlah. Ketika berjalan terasa berat, merangkaklah. Tapi jangan pernah menyerah. Jadikan Allah SWT sebagai tujuan, agar setiap langkahmu memiliki makna," tegas beliau. Ia menyarankan agar generasi muda tidak mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan. Setiap rintangan adalah ujian yang membawa pelajaran berharga, dan jika dihadapi dengan tekad, doa, dan usaha yang tulus, semua tantangan akan menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Beliau juga menambahkan bahwa setiap langkah yang diambil harus dilandasi dengan rasa ikhlas dan ketulusan hati. Jadilah seperti pohon aren yang seluruh bagiannya bermanfaat. Jangan hanya menuntut, tetapi berikanlah manfaat bagi orang lain di sekitarmu. Ingat, hidup ini bukan untuk diri sendiri, tetapi untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknya kepada orang lain. Pak Selamet percaya bahwa hidup yang penuh dengan manfaat bagi orang lain adalah hidup yang sesungguhnya berharga dan bermakna.
Dengan penuh harapan, Pak Selamet mengajak generasi muda untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi untuk memikirkan masa depan umat dan negara. Bergeraklah, meski dalam diam. Terkadang, langkah yang paling kecil sekalipun bisa membawa perubahan besar jika dilakukan dengan tekad dan keikhlasan. menegaskan bahwa setiap individu memiliki potensi untuk membawa perubahan yang besar jika berkomitmen pada tujuan yang lebih tinggi dan mulia. Pak Selamet mengingatkan, Hidup ini singkat, tetapi jejak yang kita tinggalkan akan dikenang sepanjang masa. jangan biarkan hidupmu berlalu tanpa memberi manfaat yang besar bagi umat, karena itulah makna hidup yang sesungguhnya. Â Selamet Nur Anom, S.Pd., M.Pd., adalah sosok yang membuktikan bahwa ketulusan hati, usaha keras, dan doa mampu mengatasi segala keterbatasan. Sebagai pendidik, pemimpin pesantren, dan penulis, ia terus memberikan manfaat bagi masyarakat, menciptakan karya, dan membangun generasi yang Islami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H