Mohon tunggu...
Nasywa Nefiyanti
Nasywa Nefiyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya memiliki hobi menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menanam Keimanan, Menuai Kebermanfaatan: Selamet Nur Anom, S.Pd., M.Pd., Inspirasi Sang Pendidik

8 Desember 2024   23:37 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:41 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Myedisi.com) 

Selain itu, tantangan dalam hal motivasi juga tak kalah besar. Tidak semua siswa datang dengan motivasi tinggi untuk belajar, apalagi dalam situasi yang kurang ideal. Pak Selamet juga melihat bahwa perkembangan sosial dan budaya masyarakat yang semakin cepat menuntut para pendidik untuk lebih peka terhadap perubahan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, beliau merasa semakin terpanggil untuk mengembangkan metode pendidikan yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai sosial, budaya, dan etika yang penting dalam kehidupan sehari-hari karena, Pendidikan yang sesungguhnya adalah pendidikan yang mengajarkan siswa untuk mengenal dirinya sendiri, serta bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain secara baik dan bijaksana, Beliau percaya bahwa tantangan dalam dunia pendidikan adalah hal yang harus dihadapi dengan tekad dan semangat yang tak kenal lelah. Bagi Pak Selamet, pendidikan adalah jembatan yang dapat membawa perubahan positif bagi individu dan masyarakat. Setiap pelajaran yang diberikan adalah investasi untuk masa depan yang lebih baik dan percaya bahwa seorang pendidik harus mampu menyalakan api semangat dalam diri siswa, agar mereka bisa berjuang dan berkontribusi bagi dunia.

Sebagai pendidik, Pak Selamet tidak hanya ingin memberikan ilmu, tetapi juga mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan bertindak bijaksana dalam menghadapi kehidupan. Karena menurutnya pendidikan yang baik bukan hanya mengajarkan siswa tentang ilmu, tetapi juga bagaimana menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat, yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Jadi, pendidikan harus mencakup aspek moral, etika, dan tanggung jawab sosial yang harus dipupuk sejak dini. Dengan semangat yang tinggi dan hati yang tulus, Pak Selamet terus berkomitmen untuk menjadi seorang pendidik yang tidak hanya mengajar, tetapi juga memberi teladan dan membimbing siswa untuk menjadi insan yang berilmu dan berakhlak mulia.

Inspirasi dan Tujuan Hidup  

Pak Selamet selalu mengingat prinsip hidup yang diambil dari ajaran Nabi Muhammad SAW, "Khoslatani, la syai'a afdholu minhuma. Al-Imanu billah wan naf'u lil muslimin" yang artinya, "Ada dua hal yang tidak ada yang lebih utama selain keduanya, yaitu beriman kepada Allah dan memberi manfaat kepada orang lain." Prinsip ini menjadi landasan bagi setiap tindakan dan keputusan hidupnya. Selain itu, beliau juga mengutip filosofi hidup yang selalu menjadi pegangan dalam perjalanan hidupnya, yaitu "Kun Kal Kawung Walaa Takun Kal Maung", yang bermakna jadilah seperti pohon aren yang seluruh bagiannya bermanfaat dan filosofi ini mengajarkan beliau untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam setiap aspek kehidupannya. Pak Selamet juga selalu mengingat nasihat dari seorang guru yang memberikan pemahaman mendalam tentang lima tipe manusia yang dapat dijadikan pedoman hidup. Kelima tipe manusia ini memberikan perspektif yang sangat penting dalam merumuskan tujuan hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut adalah tipe-tipe manusia yang beliau ajarkan dan yakini:

  • Manusia Wajib

Tipe manusia pertama adalah mereka yang wajib. Keberadaannya selalu bermanfaat, dan bahkan ketidakhadirannya akan dirasakan oleh banyak orang. Manusia tipe ini berusaha untuk memberikan manfaat yang besar bagi sesama, mengutamakan kepentingan orang lain, dan senantiasa berusaha menjadi bagian yang penting dalam kehidupan orang lain. Karena menjadi manusia yang keberadaannya wajib, setiap langkah dan usaha itu bermanfaat bagi umat

  • Manusia Sunnah 

Tipe kedua adalah manusia sunnah. Mereka memang bermanfaat, tetapi ada kekurangan dalam ketulusan niat mereka. Meskipun memberikan manfaat bagi orang lain, kadang-kadang mereka kurang melakukannya dengan niat yang tulus. Pak Selamet mengingatkan pentingnya niat yang murni dalam setiap amal yang dilakukan karena, Setiap amal kita harus dilandasi dengan niat yang ikhlas, karena hanya amal yang ikhlas yang akan diterima oleh Allah SWT.

  • Manusia Mubah 

Tipe ketiga adalah manusia mubah, yaitu mereka yang keberadaannya tidak membawa banyak manfaat dan seakan-akan ada dan tiada saja. Kehadirannya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap orang lain. Pak Selamet mengingatkan bahwa sebagai manusia, kita harus lebih dari sekadar ada  karena, hidup ini harus memberi makna. Jangan sampai kita menjadi manusia yang hanya memenuhi ruang tanpa memberi dampak positif kepada sekitar.

  • Manusia Makruh 

Tipe keempat adalah manusia makruh, yaitu mereka yang lebih baik tidak ada daripada ada. Keberadaannya bisa menciptakan ketidaknyamanan atau bahkan merusak kedamaian di sekitar mereka karena, sebagai manusia, kita harus menghindari perilaku yang bisa merugikan orang lain. Sebaiknya kita tidak hadir jika kita tidak bisa memberikan manfaat. Tipe manusia ini harus dihindari, dan beliau selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang tidak hanya tidak merugikan orang lain, tetapi memberi manfaat.

  • Manusia Haram

Terakhir, ada manusia haram, yaitu mereka yang keberadaannya justru menciptakan kerusakan dan onar. Ketidakhadiran mereka justru lebih baik bagi orang lain karena, hidup ini bukan hanya tentang keberadaan kita, tetapi bagaimana memberi dampak positif.

Pak Selamet sangat percaya bahwa hidup harus bermakna, dan tujuan utama hidupnya adalah memberi manfaat sebesar-besarnya kepada umat. Menjadi manusia yang keberadaannya wajib, yang memberikan manfaat nyata bagi banyak oran. Dalam setiap langkahnya, beliau berusaha untuk menjadikan hidupnya penuh dengan amal kebaikan, yang tidak hanya memberi manfaat bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain. Selain itu, prinsip hidup beliau tidak hanya berdasarkan pada ajaran agama dan filosofi budaya, tetapi juga pada keyakinan bahwa hidup harus memberikan warisan yang berguna bagi generasi mendatang."Manusia harus meninggalkan sesuatu yang berarti. Gajah mati meninggalkan gading, manusia meninggalkan nama dan karya," ujar beliau, menegaskan bahwa hidup tidak boleh sia-sia. Dengan semua pemahaman dan prinsip tersebut, beliau terus berusaha untuk menjadi pribadi yang tidak hanya mengutamakan keberhasilan pribadi, tetapi lebih penting lagi bagaimana keberhasilannya bisa memberi manfaat kepada masyarakat luas. Karena menurut beliau Setiap amal yang kita lakukan, harus berlandaskan pada niat tulus untuk memberikan kebaikan dan manfaat bagi orang lain. Itulah hidup yang penuh makna.Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam hidupnya, Pak Selamet tidak hanya berfokus pada keberhasilan duniawi, tetapi juga berusaha untuk mencapai tujuan hidup yang lebih mulia, yaitu mendapatkan keridhaan Allah SWT dan memberi manfaat sebesar-besarnya bagi umat manusia.

(Sumber: Myedisi.com) 
(Sumber: Myedisi.com) 

Sebagai Penulis Buku  

Pak Selamet Nur Anom bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga seorang penulis yang aktif mengabadikan pemikiran dan pengalamannya dalam bentuk buku. Salah satu karya beliau yang paling dikenal adalah buku berjudul "Bergerak-lah: Agar Hidup Tak Sekedar Mimpi" Buku ini merupakan refleksi dari perjalanan hidup beliau yang penuh perjuangan, sarat makna, dan menginspirasi banyak orang untuk melangkah dengan tekad yang kuat. Dalam buku ini, beliau berbagi kisah tentang bagaimana keberanian untuk bermimpi, kesabaran menghadapi rintangan, dan ketulusan niat bisa mengantarkan seseorang pada pencapaian yang tak terduga. Setiap bab mengandung nilai-nilai hidup yang sangat relevan, terutama bagi generasi muda yang sedang mencari arah. Beliau juga menekankan bahwa menulis bukan hanya tentang menyampaikan ide, tetapi juga tentang menciptakan warisan yang akan terus hidup bahkan setelah seseorang tiada. Karena menurut beliau menulis adalah cara berbicara kepada dunia dan meninggalkan jejak yang abadi. Jika ucapan bisa terlupakan, tulisan akan tetap hidup.

Sebagai seorang penulis, beliau mengintegrasikan pengalaman pribadinya dengan nilai-nilai universal yang bisa diterapkan oleh siapa saja. Beliau percaya bahwa setiap individu memiliki cerita yang layak untuk diceritakan dan setiap pengalaman, sekecil apa pun, bisa menjadi inspirasi bagi orang lain. Selain "Bergerak-lah: Agar Hidup Tak Sekedar Mimpi" beliau juga sedang dalam proses menulis beberapa buku lain yang berfokus pada pendidikan karakter, motivasi, dan pengembangan masyarakat berbasis nilai-nilai Islam. Menulis, bagi beliau, adalah bentuk dakwah yang dapat menjangkau lebih banyak orang di luar lingkup fisik pesantren dan ruang kelas.

Pesan untuk Generasi Muda 

Kepada generasi muda, Pak Selamet berpesan dengan penuh ketulusan dan keyakinan agar mereka senantiasa memiliki niat yang tulus dan tekad yang kuat dalam setiap langkah hidup mereka.  Awali langkahmu, sekecil apa pun itu. Allah SWT akan melihat usahamu, bukan hasilnya, beliau mengingatkan bahwa yang terpenting dalam perjalanan hidup adalah usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan hanya hasil akhir yang dicapai. Semua keberhasilan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang diiringi dengan niat yang benar dan penuh kesabaran.Pak Selamet juga menekankan pentingnya untuk terus menghormati orang tua dan guru, yang merupakan sumber inspirasi dan pembelajaran yang tak ternilai harganya. Orang tua dan guru adalah pilar utama dalam membentuk karakter dan akhlak kita. Tanpa mereka, kita tidak akan menjadi siapa-siapa. Hormatilah mereka, dan Allah SWT akan memberkahi jalanmu. Selain itu, beliau juga menekankan agar setiap generasi muda senantiasa menjaga keseimbangan antara ilmu duniawi dan ukhrawi. Alasannya, Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi setiap langkahmu. Tanpa ilmu, hidup akan gelap, tanpa arah. Tetapi ingat, ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang diterapkan untuk kebaikan umat. Carilah ilmu dengan niat untuk memberi manfaat bagi orang lain. Perlu bahwa tujuan menuntut ilmu bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi untuk kebermanfaatan umat manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun