Mohon tunggu...
Nasywa Radhiyyatin Nafiah
Nasywa Radhiyyatin Nafiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

masih pemula

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Industri Kelapa Sawit terhadap Perekonomian Daerah

21 November 2022   22:45 Diperbarui: 21 November 2022   22:57 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilansir dari website resmi Kemenkeu (08/11) Perekonomian Indonesia mengalami peningkatan pada Triwulan III-2022 melalui kinerja impresif yang mampu meningkat sebanyak 5,72% (yoy) melanjutkan tren pertumbuhan yang dimulai sejak awal tahun 2022.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers PDB Triwulan III-2022 yang dilakukan secara daring pada senin (07/11) mengatakan "Capaian ini patut kita syukuri karena hal ini membuktikan bahwa pemulihan ekonomi domestik terus bergerak meski berada di tengah perlambatan perekonomian global yang berlangsung,".

Kuatnya pertumbuhan perekonomian domestik di Triwulan III-2022 ini juga ditopang melalui kinerja neraca perdagangan Indonesia yang berhasil menunjukkan surplus sebesar US$14.92 miliar, atau bisa dikatakan berhasil tumbuh sebesar 12,58% (yoy). Indonesia saat ini masih mendapatkan windfall profit akibat dari tingginya harga beberapa komoditas unggulan yang saat ini didominasi oleh batu bara sebesar 13,31%, minyak kelapa sawit 8,95%, serta besi dan baja 6,38%. Hal ini menghasilkan sektor ekspor dapat tumbuh dengan double digit sebesar 21,64% (yoy).

Dilansir dari website resmi Kemenko Perekonomian (20/10) dari ketiga komoditas ekspor unggulan tersebut Indonesia dapat menyumbangkan minyak sawit sebesar 52% terhadap pangsa pasar dunia dan dapat menghasilkan 40% dari total minyak nabati dunia. Hal ini membuktikan bahwa industri kelapa sawit memiliki peranan penting dalam pemulihan perekonomian nasional yang sedang berada di tengah perekonomian global yang masih fluktuatif.

Peranan industri kelapa sawit untuk perekonomian Indonesia tentu harus dikembangkan. Perkembangan industri ini membutuhkan banyak pelaku usaha dan dapat menyerap lebih dari 17 juta kepala keluarga, karyawan maupun petani sebagai tenaga kerja.

Dari sisi perekonomian daerah, pengembangan industri ini dapat berpotensi untuk membangun suatu daerah menjadi pusat pertumbuhan baru di daerah sentra produksi sawit seperti Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi. 

Pembangunan perekonomian sendiri merupakan suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat daerahnya bersama mengelola berbagai sumberdaya yang ada pada daerah tersebut lalu membuat kemitraan yang dapat menarik para investor dan membuka lapangan kerja baru untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian daerah tersebut.

Dalam mendorong pertumbuhan serta pemerataan ekonomi dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit ini, pemerintah juga memberi dorongan pada model kemitraan sebagai bentuk proses interaksi antar petani dan perusahaan. Model kemitraan ini diharapkan dapat menarik investasi pada sektor lain seperti industri dan konsumsi.

Selain untuk mendongkrak perekonomian, keberadaan perkebunan kelapa sawit ini juga memiliki dampak positif untuk lingkungan sosial dan ekologi daerah. Salah satunya merujuk pada sebuah riset yang dilakukan oleh Robert Henson, seorang ahli ekofisiologi asal Oklahoma, Amerika Serikat. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa produksi oksigen dan penyerapan karbondioksida dari perkebunan kelapa sawit lebih baik dibandingkan hutan.

Dalam pengembangannya, industri kelapa sawit ini membutuhkan kolaborasi yang baik dari berbagai pihak terutama pemerintah daerah. Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian dalam acara "Orientasi Pembangunan Desa Berkelanjutan" yang diadakan di ABC International Stadium Ancol Jakarta, pada sabtu (16/7) meminta pada para kepala daerah maupun kepala desa untuk bekerja sama memanfaatkan pembangunan industri kelapa sawit untuk kepentingan rakyat. Karena industri ini tidak hanya memberi pemasukan tambahan untuk pemerintah pusat dan daeerah namun juga memberi lapangan kerja baru bagi masyarakat.

"Oleh karena itu, peran dari kepala desa dan juga para bupati harus disertakan dalam tata kelola pengembangan industri perkebunan kelapa sawit yang merupakan primadona Indonesia ini," ujar Tito, dikutip pada Minggu (17/7).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun