Peran pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia
Dilansir dari website resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (20/12/19), di tahun 2020 pemerintah telah merancang 3 strategi untuk membangun pertumbuhan ekonomi berkualitas. Strategi pertama berupa penguatan terhadap neraca perdagangan, kedua, penguatan terhadap permintaan domestik, dan ketiga penguatan terhadap transformasi struktural.
Penguatan terhadap neraca perdagangan dilakukan dengan cara pemerintah fokus terhadap upaya peningkatan ekspor lewat budidaya hortikultura yang berorientasi ekspor, mempercepat perundingan/negoisasi nasional, mengembangkan usaha graviti batubara, dan mengurangi ketergantungan terhadap barang impor.
Penguatan terhadap permintaan domestik dilakukan dengan cara mulai memberlakukan Kartu Prakerja, mempermudah pemberian sertifikasi halal bagi UMK, kebijakan KUR untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, dan memperluas digitalisasi dalam transaksi daerah untuk meningkatkan konsumsi pemerintah.
Penguatan terhadap transformasi struktural melalui revitalisasi manufaktur/industri pengolahan, pengembangan infrastruktur berkelanjutan, transformasi terhadap sektor jasa dan pertanian, dan meningkatkan nilai tambah komoditas pertambangan.
Di tahun 2022 ini, salah satu upaya pemerintah untuk membangun pertumbuhan perekonomian lewat pengembangan infrastruktur dilakukan dengan membangun jalan tol pertama di Indonesia yang memiliki sistem polder untuk mengendalikan banjir rob di Jawa Tengah. Hal ini dilakukan mengingat konektivitas atau penghubung antar wilayah merupakan hal yang sangat penting dalam membantu meningkatkan perekonomian daerah, membantu melancarkan pendistribusian barang antar daerah serta untuk memberi kelancaran pada masyarakat yang merupakan pelaku kegiatan ekonomi untuk melakukan kegiatannya agar tidak selalu di tempat yang sama.
Dilansir dari website resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia (01/07) salah satu pembangunan jalan tol yang saat ini sedang dilakukan di Jawa Tengah adalah Jalan Tol Semarak-Demak yang berada di Semarang bagian utara dengan trase 26,7 km. Jalan tol ini ini dibagi menjadi 2 seksi. Seksi pertama (Kaligawe-Sayung) dibangun dengan bantuan oleh pemerintah dan Seksi kedua (Sayung-Demak) dibangun dengan tanggung jawab dari Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT PP Semarang Demak.
Saat ini proses kontruksi jalan tol ini sudah mencapai 86,19% untuk Seksi 2 dari total trase 16,31 km. Oleh karena itu diperkirakan Desember 2022 ini untuk Seksi 2 diharapkan sudah dapat dioperasikan. Sedangkan untuk Seksi 1 diperkirakan dapat selesai dan mulai digunakan pada 2024. “Faktor keselamatan, keamanan, dan kehati-hatian pembuatan metode konstruksi jalan tol dan tanggul laut terintegrasi yang pertama di Indonesia menjadi prioritas utama dalam penyelesaian Seksi 1, yang mana membutuhkan akurasi sangat tinggi.” Ujar Deputi Wahyu yang merupakan ketua tim pelaksana KPPIP (26/06).
Seksi 1 jalan tol inilah yang dijadikan jalan tol pertama di Indonesia yang terintegrasi pada tanggul laut dan dilengkapi dengan sistem polder yang dilengkapi oleh dua kolam retensi (Kolam Retensi Terboyo dan Sriwulan) yang digunakan sebagai pengendali banjir rob.
Agar mendapatkan hasil yang optimal, dalam merencanakan pembangunan wilayah di Indonesia harus melakukan penyusunan perencanaaan yang mempertimbangkan pengembangan dari sudut pandang wilayah terlebih dahulu (regional development). Dalam membangun sebuah wilayah terlebih dahulu harus dapat meratakan kepentingan lokal bertujuan nasional yang dalam prosesnya melibatkan keterpaduan antar sektor, baik sektor antar kawasan urban dan rural, serta sektor ekonomi dan juga sektor non-ekonomi. Dalam pembangunan wilayah inilah pera ekonomi regional diperlukan guna menganalisis arah pergerakan ekonomi di suatu wilayah di masa depan. Tanpa ekonomi regional, perencanaan sebuah wilayah dapat membuat perencanaan lokasi aktivitas di ruang yang tidak tepat.
Oleh karena itu ekonomi regional memiliki peranan penting dalam mengembangkan suatu wilayah, karena setiap kawasan memiliki karakteristik yang berbeda sehingga memerlukan kemampuan analisis para perencana yang mengkombinasikan berbagai ilmu yang dibutuhkan, salah satunya yaitu ilmu ekonomi regional.