Mohon tunggu...
Nasywa Nabila Rhifand
Nasywa Nabila Rhifand Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa sosiologi dari Universitas Brawijaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diabetes Melitus Tipe 2: Lonjakan DMT2 pada Generasi Muda di Era Modern.

22 Desember 2024   23:34 Diperbarui: 22 Desember 2024   23:34 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit diabetes, khususnya diabetes melitus tipe 2 telah menjadi permasalahan kesehatan yang semakin meningkat, terutama pada generasi muda di era modern ini. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), prevalensi diabetes di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan, termasuk di dalamnya negara Indonesia. Gaya hidup yang tidak sehat, yakni pola konsumsi makanan dan minuman yang buruk serta kurangnya aktivitas fisik menjadi salah satu faktor utama yang banyak berkontribusi pada fenomena lonjakan penyakit diabetes melitus tipe 2 di kalangan generasi muda.

Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan salah satu bentuk gangguan metabolik kronis yang ditandai dengan hiperglikemia, yakni tingginya kadar glukosa di dalam darah sehingga mengakibatkan ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin yang cukup atau bisa juga karena resistensi terhadap insulin, yang merupakan hormon untuk mengatur kadar gula darah. Gejala DMT2 sering kali tidak disadari oleh penderitanya dan perkembangannya yang memang terjadi secara perlahan. Beberapa gejala umum yang terjadi meliputi sering buang air kecil, peningkatan rasa haus, dan penglihatan yang mulai kabur. Jika tidak dikelola dengan baik, maka DMT2 dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, gangguan penglihatan, kerusakan pada saraf, dan permasalahan ginjal. Prevalensi diabetes melitus di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Berdasarkan data dari VOA Indonesia, pada tahun 2024 Indonesia diperkirakan akan memiliki lebih dari 20 juta penderita diabetes melitus dan menduduki peringkat ke-5 dengan jumlah kasus diabetes tertinggi di dunia.

Generasi muda pada era modern ini memiliki hobi mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula. Selain itu, fast food sering kali menjadi pilihan utama ketika mereka hendak makan. Pola hidup tidak sehat, seperti keseringan begadang juga dapat memperbesar kemungkinan terkena penyakit diabetes melitus dikarenakan begadang dapat meningkatkan risiko obesitas. Penelitian menunjukkan bahwa memiliki kebiasaan tidur larut malam dapat meningkatkan nafsu makan yang akan berujung pada konsumsi kalori berlebih dan menganggu metabolisme tubuh. Kurangnya aktivitas fisik juga menjadi faktor lain generasi muda di era modern ini rentan terkena diabetes. Menghabiskan banyak waktu di depan layar, baik untuk belajar maupun mencari hiburan menyebabkan mereka kurang memiliki waktu untuk berolahraga. Ketika aktivitas fisik jarang dilakukan, maka kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif dapat terganggu, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kadar glukosa darah. Diabetes tidak hanya memengaruhi pada kesehatan fisik saja, namun juga kualitas hidup jangka panjang. Penderita diabetes sering kali hidup dengan perawatan medis seumur hidup, yang dampaknya tidak hanya pada beban ekonomi, namun juga pada tekanan psikologis yang dapat menyebabkan depresi dan stres.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengelola dan mengatasi DMT2 yakni sebagai berikut:

  • Merubah pola gaya hidup, seperti mengonsumsi makanan dan minuman dengan kandungan gula yang rendah dan memperbanyak makanan yang kaya akan serat, seperti buah dan sayur, biji-bijian, serta protein tanpa lemak. Menghindari makanan olahan dan minuman dengan kandungan gula yang tinggi.
  • Memperbanyak aktivitas fisik, minimal 30-60 menit setiap hari.
  • Istirahat cukup dan tidak begadang, tidur dengan waktu sekitar 7-8 jam.
  • Mengelola stres, dikarenakan stres dapat meningkatkan kadar gula darah melalui hormon seperti kortisol.
  • Memantau gula darah secara berkala dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Dalam mengatasi diabates, khususnya diabetes melitus tipe 2 diperlukan komitmen jangka panjang terhadap pola gaya hidup dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Afriani, A., Margawati, A., & Dieny, F. (2019). Tingkat stres, durasi dan kualitas tidur, serta sindrom makan malam pada mahasiswi obesitas dan non obesitas fakultas kedokteran. Sport and Nutrition Journal, 1(2), 63-73. 

Rahmawati, E. (2021). Pengaruh media audio terhadap peningkatan pengetahuan pencegahan diabetes melitus tipe 2 pada remaja. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 2(1), 245-250.

VOA Indonesia. (2024). Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia Terus Meningkat. voaindonesia.com.

Widayati, A., Fenty, F., & Linawati, Y. (2019). Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan gaya hidup sehat dengan risiko penyakit kardiovaskular pada orang dewasa di pedesaan di daerah istimewa yogyakarta. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 8(1). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun