Sayangnya, operasi kecil tidak bisa dilakukan di puskesmas, harus dirujuk ke rumah sakit. Karena sudah mengantongi referensi rumah sakit, maka ketika ditanya ingin dirujuk kemana saya bisa menjawab dengan pasti. Ya, saya memilih RSU Haji sebagai tempat rujukan.
Setelah mengantongi surat rujukan, keesokan harinya saya menuju rumah sakit. Sempet deg-degan juga, karena harus mengurusi semuanya sendiri. Mulai dari bikin kartu member, sampai akhirnya menunggu panggilan.
"Nasywa."
Akhirnya suara yang saya nantikan bersuara juga. Saya masuk ke ruangan dokter dan menyerahkan lembaran kertas film.
 "Kenapa giginya mbak?"
"Ini dok, gigi saya nyenggol sebelahnya. Takutnya bisa bikin gigi geser."
"Oh iya, bener itu mbak. Harus segera dicabut."
"Eng... sakit ngga dok ya?"
"Ngga dong. Kalo sunat kan kayak digigit semut. Nah ini pas operasi ngga kerasa apa-apa." Kelakar sang dokter yang disambut tawa kecil kami berdua.
Pernyataan dokter benar juga, karena saat operasi tentu menggunakan bius lokal. Tapi kemudian saya tersadar, bahwa ada post condition dari aktivitas operasi ini.
"Nah, setelah operasi apakah pipi saya bengkak nantinya?"