Mohon tunggu...
Nasywa Ibtisamah
Nasywa Ibtisamah Mohon Tunggu... Penulis - manusia berjuta asa

medium.com/@opininasywa

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ngopi Dulu, Robusta atau Arabika?

5 November 2018   15:55 Diperbarui: 6 November 2018   09:39 812
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Turunkan ekspektasi bahwa saya akan membahas kopi dalam bahasa tinggi. Saya hanya orang awam yang setidaknya minum kopi seminggu sekali, dan tidak terlalu memperhatikan rasa kopi yang saya seduh. Nggak punya Coffe Press atau alat lain yang digunakan untuk meracik kopi juga, jadi nikmatin kopi dengan dituang air panas ala kopi tubruk warungan. Belajar dikit-dikit dari internet, dan sempat tanya-tanya sama temen KP yang memang punya usaha kopi di Jakarta (Instagram.com/sarjanakopijkt). Yang domisili sekitaran UI bisa pesen kopi disana yap . Dia paham bener sama kopi-kopi.

Pada dasarnya ada 2 jenis kopi, yakni Single Origin dan Blend. Single Origin itu, hanya pakai satu jenis saja dan tidak dicampur dengan jenis lain. Misalnya, Kalosi Toraja, Java Mandheiling, Gayo dan sebagainya. Kalau Blend itu campuran dari berbagai jenis kopi, variannya ada Arabica, Robusta, Liberica dan Excelsa. Sejauh ini, saya baru nyoba yang Arabica dan Robusta. 

Perbedaan mendasar yang bisa sekali lihat yaitu Harga! Harga Arabica dua kali lebih mahal dari Robusta. Nah, disini saya Cuma pake referensi kopi yang dijual di Superindo  yak wkwk. Soalnya, sudah di grind dan siap seduh. Nggak ngerti juga penjual-penjual kopi. Boleh deh, kalo ada yang kenal penjual kopi, bagi kontaknya.

Bagi orang awam seperti saya, kalo ditanya apa rasa kopi, jawabnya adalah: pahit. Padahal nih, untuk pencinta kopi, kualitas biji kopi, suhu seduh, tingkat kelembutan gilingan kopi, waktu menyeduh bahkan saringan kertas sangat mempengaruhi rasa kopi. Kalau ingin menciptakan rasa asam pada kopi, suhu seduh bisa dikisaran 82 derajat. 

Mau menghilangkan rasa asam pada kopi? Seduh kopi dalam suhu air yang lebih tinggi. Kalo dari saya sendiri, kopi dengan rasa asam cukup bergemuruh di lidah. Rasanya cukup ramai dan kompleks. Sebenernya, nggak ada rasa kopi yang lebih enak. Semua kembali ke selera masing-masing. Nggak bisa dong, kita musuhin orang karena dia lebih suka kopi pahit. Atau tiba-tiba gebukin orang karena dia suka kopi asam.

Perbedaan mendasar rasa dari Arabica dan Robusta adalah tingkat pahit dan rasa asam. Arabica memiliki rasa yang tidak terlalu pahit namun memiliki rasa asam yang lebih tinggi. Aromanya lebih ke buah-buahan.

 Saya pernah nyoba kopi Gayo yang diseduh menggunakan Pour Over dengan flat bottom (berkualitas ini rasanya wkwk, ga kayak tubruk warungan). Rasanya kompleks ada asam mirip nanas. Nyoba varian lainnya, (lupa apaan jenisnya) rasanya lebih pahit dan tingkat keasaman rendah. 

Dari segi warna seduhan kopi juga berbeda. Arabica lebih merah, tidak segelap Robusta. Itu karena, biji kopi Arabica memang tidak segelap Robusta. Kalau ditanya, arabica atau robusta? Tergantung pengen nyobain yang mana wkwk.  Kalau pengen rasa yang light ya pilih Arabica. Kalau lagi pengen yang bold ya Robusta. Sunguh jawaban yang tidak bisa ditarik kesimpulan hahaha. 

Itulah kenapa, kandungan kafein dalam secangkir kopi seduh pada Arabica lebih rendah, yakni 0,9 - 1,6%, sehingga rasa tidak terlalu pahit dan rasa asam lebih tinggi.  Sedangkan pada Robusta, kandungan kafeinnya yaitu 1,4 - 2,9% oleh sebab itu rasanya pahit dengan sedikit rasa asam. Sebenernya, nggak perlu parno dengan kandungan kafein yang masuk ke tubuh. Selama masih sesuai dosis, tidak ada efek samping yang ditimbulkan.

Ada riset juga yang membahas mengenai kandungan kafein dan pengaruhnya terhadap tubuh. Bisa di download disini. Disitu disebutkan bahwa minum kafein tidak untuk "menambah tenaga" seperti pandangan orang pada umumnya. Padahal itu keliru. Sebenernya, kafein meletihkan kelenjar adrenalin dan akhirnya membuat tubuh lelah. 

Setelah beberapa saat (kurang lebih 3 jam) kopi dengan kandungan kafein rendah dapat menstimulasi sistem saraf, sehingga akan memperbaiki mood dan dapat memperlama konsentrasi. Itulah kenapa, kalo dari pengalaman pribadi, misal minum kopi jam 8. Mata bisa melek sampe jam 1 atau 2. Karena efek kopinya itu baru muncul setelah 3 jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun