Caca adalah gadis yang hidup sederhana di tengah gemerlapnya kehidupan kampus yang penuh dengan drama percintaan dan persaingan. Bersama satu-satunya sahabat sejak SD, Bayu, mereka telah mengarungi lika-liku kehidupan akademis dan sosial bersama. Meskipun tidak pernah menonjol, Caca selalu menikmati hari-harinya dengan damai, sampai suatu kejadian tak terduga mengubah segalanya.
Pada suatu hari yang cerah, saat Caca pulang dari kampus, dia bertemu dengan seorang nenek tua yang hendak menyeberang jalan. Tanpa ragu, Caca menawarkan bantuan untuk menyeberangkan nenek tersebut. Sebagai ucapan terima kasih, nenek itu memberikan Caca sebuah botol parfum kecil yang terlihat kuno dan berkilauan.
"Ini adalah parfum ajaib, nak. Semprotkan ke tubuhmu, dan cowok-cowok di sekitarmu akan jatuh cinta kepadamu," kata nenek itu sambil tersenyum sebelum melanjutkan perjalanan.
Awalnya, Caca hanya tersenyum menganggap cerita nenek itu sebagai dongeng belaka. Namun, malam itu, dalam kesendirian kamarnya, Caca ingin mencoba parfum itu. Dengan ragu, ia menyemprotkan sedikit parfum ke pergelangan tangannya, dan langsung mencium aroma harumnya yang manis dan memikat.
Esok paginya di kampus, Caca merasa ada yang berbeda. Tiba-tiba, para cowok kampus tampak lebih perhatian dan ramah. Reyhan, si pangeran kampus yang selama ini menjadi idaman banyak gadis, bahkan terlihat mendekatinya dengan senyuman hangat.
Reyhan, dengan pesonanya yang menawan, kerap menjadi pusat perhatian di kampus. Setiap langkahnya dihiasi dengan kehadiran teman-teman dan pengagum-pengagum yang selalu siap mendekat. Bagi Caca, seorang gadis yang selalu mengamati dari kejauhan, Reyhan adalah gambaran sempurna dari pangeran yang hanya ada dalam mimpi. Namun, saat parfum ajaib itu masuk ke dalam hidupnya, segalanya berubah.
Parfum itu tidak hanya mengubah aromanya yang manis dan memikat, tetapi juga mempengaruhi bagaimana Reyhan memandangnya. Pertemuan mereka yang tak disengaja di koridor kampus berubah menjadi percakapan yang mendalam dan tawa yang bersahabat. Caca merasa seperti ada magnet yang menariknya pada Reyhan, seolah-olah takdir telah mempertemukan mereka.
Namun, dibalik kemesraan yang mulai tumbuh, Bayu, sahabat terdekat Rara, memperhatikan perubahan sikap Reyhan. "Caca, apakah ini benar-benar karena kebaikan hati Reyhan, seperti ada sesuatu yang aneh?" tanyanya dengan wajah penuh pertanyaan, mencoba membantu Caca melihat kebenaran di balik semua itu.
Caca merasa ragu. Meskipun hatinya terbuka pada Reyhan, ia tak bisa menyingkirkan keraguan tentang pengaruh parfum itu terhadap perasaan Reyhan. Bagi Caca, kesempatan ini seperti anugerah yang tak terduga, meski ia selalu bertanya-tanya tentang keaslian perasaan yang muncul di antara mereka.
Suatu hari, dalam keheningan sore di taman kota yang indah, Bayu akhirnya menemukan keberanian untuk mengungkapkan perasaannya yang terpendam. Dengan hati yang berdebar, ia mendekati Caca. "Ca, ada sesuatu yang mau gue sampaiin. Gue suka sama lo Ca," ucapnya dengan suara yang bergetar, mencoba menembus keraguan dan ketidakpastian yang mengelilingi mereka.
Caca yang polos terkejut dan Bayu tetap berusaha tenang. "Ca, gue serius. gue  suka sama lo dari dulu." ucapnya dengan mantap, berharap bahwa kata-katanya bisa meyakinkan Caca tentang ketulusannya.