Mohon tunggu...
Nasya Tsabitah
Nasya Tsabitah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya belajar untuk mahir dalam dunia kepenulisan, dimulai dari hobi membaca, lalu menginspirasi saya untuk mulai menulis karya saya sendiri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kematangan Pengolahan Emosi Siswa dalam Menghadapi Masalah pada Lingkungan Pendidikan

31 Oktober 2023   19:41 Diperbarui: 31 Oktober 2023   19:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya dan menjadi bagian dari suatu lingkungan tertentu. Dimana setiap lingkungan memiliki standar tuntutan yang berbeda-beda. Lingkungan pendidikan dibutuhkan sebagai pusat pembentukan pribadi anak. Lingkungan pendidikan yang kondusif, aman, nyaman dan tentram akan sangat mendukung dan diharapkan oleh semua orang. Lingkungan pendidikan sendiri mencakup tiga yaitu: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Lingkungan keluarga sebagai unit terkecil pembentuk kematangan emosi siswa. Peran dan tanggung jawab orang tua sangat mempengaruhi kematangan emosi siswa. Kematangan emosi seorang siswa tergantung kepada pemikiran dan tingkah laku kedua rang tuanya serta lingkungan keluarga itu sendiri. Oleh sebab itu, kedua orang tua sebagai teladan dan utama bagi pembentukan emosi seorang siswa.

Seperti halnya dalam lingkungan keluarga, pada lingkungan sekolah siswa dituntut agar dapat mengikuti setiap proses dan materi pembelajaran yang sudah terencana. Selain tuntutan dalam pembelajaran, siswa juga harus menyesuaikan diri dengan guru dan teman sebayanya pada lingkungan dimana dirinya berada. Sekolah berperan penting dalam tujuan pendidikan untuk membina siswanya menjadi seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungannya.

Sedangkan dalam lingkungan masyarakat seorang siswa mendapatkan berbagai pengalaman yang akan berguna untuk kehidupannya yang akan datang. Dari lingkungan masyarakat seorang siswa memperoleh hal-hal yang ia inginkan. Seorang siswa harus bisa memanfaatkan lingkungan masyarakat sebaik mungkin.

Dalam lingkungan pendidikan tentu saja memiliki peraturan dan tata tertib tertulis maupun tidak tertulis yang dibuat untuk ditaati oleh setiap siswa dan seluruh anggota lingkungan tersebut. Peraturan dan tata tertib yang berlaku itulah yang membentuk karakter, kepribadian dan emosi seorang siswa. Bahwa selain pintar akademis saja, kita juga harus baik dalam pengolahan emosi.

Di masa yang serba stress sekarang ini, penting sekali untuk kita cerdas secara emosional agar dapat menghadapi tantangan hidup dengan baik dan meraih kesejahteraan mental secara maksimal. Masalah-masalah dalam lingkungan pendidikan yang akan dihadapi oleh seorang siswa tentu saja banyak macamnya.  Konflik dalam hidup tentu saja bukanlah hal yang dapat dihindari, konflik dengan siapa saja yang ada pada lingkungan sekitar bahkan dengan diri sendiri. Konflik terjadi karena kurangnya kematangan pengolahan emosi. Entah karena siswa yang tidak bisa mengontol emosi ketika sedang marah atau tidak dapat mengontrol hawa nafsu. Sebelum timbulnya penyesalan karena tidak dapat mengolah emosi, alangkah baiknya kita dapat mengolah kematangan emosi.

Seorang siswa seharusnya mampu mengenali emosi pada dirinya dan orang lain secara akurat. Agar siswa tersebut dapat mengetahui dirinya sendiri sedang merasakan emosi apa dan kenapa emosi tersebut bisa timbul. Seorang siswa dengan kematangan emosi dapat merespons reaksi emosi dirinya sendiri dan orang lain dengan tepat.

Mengapa kematangan emosi ini penting karena pendidikan sendiri tidak hanya tentang mata pelajaran tetapi juga mindset kita. Proses pembentukan mindset dan kemampuan kita untuk berpikir secara sistematis dalam menyelesaikan suatu masalah dan dapat mengambil keputusan yang tepat. Adanya pendidikan memang menentukan cara seseorang memandang dan merespon sesuatu. Seorang siswa dengan kematangan emosional tidak akan mudah terpancing emosi dan bawa perasaan. Seorang siswa harus bisa mengatur emosi pada kondisi yang membuatnya merasa tertekan, bisa menenangkan dirinya ketika sedang emosi, dan mengontrol emosi ketika berhadapan dengan keadaan atau harapan yang tidak sesuai dengan ekspektasinya.

Bagaimana cara untuk mengolah kematangan emosi yang dapat dilakukan yaitu dengan hal sederhana seperti sadar dan mengerti akan emosi yang ada pada dirinya sendiri, dapat mengatur emosi, memiliki empati yang tinggi dan kemampuan sosial yang baik. Kecerdasan emosi sendiri penting untuk cara kita menghadapi stress dan kestabilan emosi yang dimiliki. Ketika kita memiliki kematangan emosional yang baik, kita bisa lebih baik dalam menghadapi stress, mengontrol emosi negatif, dan memiliki hubungan sosial yang sehat. Dengan mengerti dan mengendalikan emosi menciptakan lingkungan sosial yang positif dan mental yang kuat.

Apapun masalah dalam dunia pendidikan, kita harus bisa menyelesaikan itu semua dengan kematangan emosi yang baik. Karena disana banyak harapan untuk menjadi manusia hebat dan sukses di masa yang akan datang. Ini bukan perihal tentang diri kita sendiri, tetapi secara keseluruhan. Hasil dari kematangan emosi seorang siswa akan mendapatkan pembentukan karakter, ambisius dalam mengejar pendidikan, akan mendapatkan kenalan atau koneksi, lingkungan yang berbeda, memiliki koneksi yang lebih luas dan lebih baik, open minded terhadap dunia dan menilai segala sesuatu tidak hanya dari satu sudut pandang saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun