Fashion sudah semakin berkembang layaknya teknologi. Banyak orang mengenakan  pakaian yang unik juga nyentrik hanya untuk mendapatkan pujian juga perhatian publik.
Â
Paris Fashion Week mungkin sudah sering kita dengar akan tetapi Citayam Fashion Week juga tidak kalah unik dan menarik, hanya dengan menggunakan jalan zebra cross kita sudah bisa seperti di atas catwalk sambil berjalan lenggak-lenggok bak model profesional.
Â
Yah, itu terjadi Tahun 2022 lalu, viralnya Citayam Fashion Week yang menjadi sorotan di media sosial. Hal ini  dilakukan oleh kalangan biasa yang terletak di kawasan elite dan eksklusif.Â
Â
Zebra cross dijadikan layaknya panggung megah dengan menggunakan pakaian yang nyentrik  nan unik sambil berlenggak-lenggok bak model yang berjalan di catwalk Paris Fashion Week.Â
Hal ini mengundang berbagai kalangan dari mulai artis-artis hingga pejabat. Pada awalnya Citayam Fashion Week ini hanya untuk mencari kesenangan yang dapat dihadiri semua kalangan tanpa memandang kasta. Namun seiring ramainya orang Citayam Fashion ini dijadikan sumber daya sosial, ekonomi lebih juga panggung politik.Â
Pada tahun 2022 lalu, Citayam Fashion Week menjadi sorotan di media sosial. Pada bulan Juni 2022 Citayam Fashion Week merupakan peragaan busana di zebra cross layaknya catwalk Fashion Week di paris.Â
Â
Awal mula Citayam Fashion Week ini melalui video-video viral yang beredar di media sosial. Video wawancara yang mengundang gelak tawa juga pakain yang nyentrik sehingga muncullah ide dari kalangan remaja yaitu Citayam Fashion Week.Â
Selain video wawancara ada pula remaja yang berpakaian fashion kekinian sambil berlenggak-lenggok bak model yang berjalan di catwalk.Â
Dari video-video tersebut muncul nama seperti Kurma, Bonge, Jeje Slebew yang berasal dari kawasan Jakarta. Kawasan tersebut merupakan kalangan elite yang terletak di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Â
Setelah viralnya Citayam Fashion Week ini banyak orang berdatangan untuk mencoba berjalan di atas zebra cross layaknya model. Beberapa diantaranya berasal dari Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok atau diplesetkan menjadi SCBD. Bahkan ada juga beberapa artis, model profesional, influencer, pejabat hingga Gubernur DKI Jakarta diantaranya; Paula Verhoeven, Gisel, Cinta Kuya, Valerie dan Veronika Twins, Dinar Candy, Ria Ricis, dan Gen Halilintar hingga pak Anies Baswedan dan sejumlah tamu dari Eropa.Â
Hal ini menunjukkan bahwasannya kawasan Sudirman, tidak hanya untuk kalangan elite dan eksklusif saja, akan tetapi bisa dapat dinikmati berbagai kalangan yang datang dari berbagai daerah dan ibukota. Karena memang pada awalnya tempat ini hanya sebuah tongkrongan yang biasa dikunjungi oleh kalangan remaja. Dengan adanya kreativitas yang diciptakan oleh para remaja ini semua kalangan bisa menikmati Citayam Fashion Week juga tidak membeda-bedakan kasta.
Semakin populer dan ramainya Citayam Fashion Week banyak Kalangan Atas yang ingin menguasai CFW ini yang ingin menjadikan Citayam Fashion Week ini sebagai sumber daya sosial, ekonomi yang lebih ataupun panggung politik. Sehingga membuat para remaja yang memulai tren tersebut tersingkirkan.Â
Lama-kelamaan Citayam Fashion Week ini hanya digunakan untuk ajan
g berburu konten saja. Mereka hanya ikutan ngeksis secara bergantian hanya untuk memanfaatkan zebra cross sekadar melenggang outfit yang nyentrik dan unik.
"Dibuat oleh rakyat kecil, direnggut oleh orang kaya" ungkap netizen.Â
Belum lagi banyak persoalan-persoalan yang pelik di Citayam Fashion Week ini  sehingga menuai pro dan kontra dikalangan masyarakat. Diantaranya yaitu banyak anak yang seharusnya masih dalam pengawasan orang tua tidur di jalan.Â
Selain itu stigma masyarakat pun memburuk setelah melihat sampah-sampah berserakan setelah mereka melakukan catwalk di atas zebra cross. Belum lagi sering terjadi kemacetan. Karena memang seharusnya guna zebra cross ia untuk penyebrangan jalan saja, namun disalahgunakan sehingga terjadi kemacetan.Â
Persoalan-persoalan inilah yang membuat masyarakat mengeluh dan tidak setuju dengan adanya Citayam Fashion Week. Mereka hanya mengeluarkan kreatifitas tanpa adanya tanggung jawab terhadap lingkungan.Â
Â
Karena semakin banyaknya pemuda-pemudi yang tidak bertanggung jawab dan juga tidak adanya tokoh penggerak atau tidak adanya struktural. Hal tersebut membuat Citayam Fashion Week ini terbatas dan dibatasi.
Â
Dampak dari Citayam ini sangat berpengaruh pada perubahan sosial yaitu dari pergaulan kalangan atas dan rendah, negatif dan positif media dan publik atau masyarakat terhadap CFW, serta hak dan kuasa.
Â
Setelah munculnya Citayam Fashion Week ini banyak anak-anak muda berlomba-lomba dalam mengenakan outfit yang unik dan nyentrik agar mendapat banyak perhatian.Â
Â
Citayam Fashion Week ini juga berlaku bagi semua kalangan tidak ada yang namanya membeda-bedakan kasta. Namun setelah makin ramainya orang, kalangan atas mulai banyak memperebutkan panggung kecil yang dibuat untuk kesenangan dijadikan sumber daya sosial dan ekonomi lebih.Â
Â
Juga terdapat banyak persoalan-persoalan, mulai dari lepasnya kontrol anak di bawah umur, membuang sampah sembarangan hingga terjadi kemacetan yang tidak hanya mengganggu pengendara juga mengganggu penyeberang jalan. Sehingga pada akhirnya Citayam Fashion Week ini pun Redup.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H