Cerpen Kegamangan Si Cika Karya Nasyah Aurin
Anila di pagi buta dimana nabastala masih gulita. Dersiknya membuat rumput bergerak seperti sedang menari, rumput yang begitu rimbun dilengkapi dengan embun-embun kecil. Di desa yang masih banyak dengan pepohonan dengan udara yang sejuk. Suara burung berkicau seperti sedang bernyanyi saat terbang tinggi di nabastala. Saat itu nabastala yang begitu kirana dilengkapi dengan adanya arunika dari arah timur. Ya, itulah tempat tinggal Cika, si anak kota yang baru saja tinggal di desa orang. Dia sedang menikmati indah dan menghirup udara pagi di desa orang. Di desa ia tinggal bersama neneknya.
Ketika Cika keluar rumah di pagi hari, ia merasakan betapa sejuknya angin di desa dengan indahnya pemandangan sehingga rumput-rumputan pun di basahi oleh embun. Kemudian indahnya matahari pagi di langit membuatnya berkata di dalam hati
"Subhanallah keindahan pemandangan di desa memang tidak ada obat"
Cika sambil menghirup anginnya.
Heningnya di desa pagi itu pecah dengan Cika yang berteriak begitu nyaring karena ada katak di dekatnya. Kemudian Cika pun berlari dan masuk kedalam rumah neneknya sambil berkata,
"Aaaaaa! Takut! Takut!"
Dari yang awalnya burung-burung tersebut diam di pepohonan hingga burung-burung pun ikut beterbangan mendengan suara Cika yang begitu panik. Burung-burung tersebut pun ikut memekik ketakutan.
"Cika, ada apa dengan mu? Kenapa kamu berteriak seperti ketakutan? Ujar nenek kepada Cika.
Suasana desa yang tadinya aman tentram begitu mendengar teriaknya Cika menjadi petaka bagi semua hewan.
Cika yang begitu tamu dengan katak sehingga membuatnya panik bukan main. Berlari ke rumah nenek sambil melihat arah depan dan belakang.
Cika pun menjawab, " itu nek ada katak mengejar ku"
"Itu hanya katak tidak apa-apa wajar kalau di desa ada katak tidak seperti di kota" ucap nenek