Desa Plunturan sudah ada sejak tahun 1825 M, terletak di kabupaten Ponorogo, Kecamatan Pulung, Provinsi Jawa Timur.Â
Desa Plunturan memiliki luas wilayah sebesar 346,182 ha yang terdiri dari tanah sawah, tegalan, dan pekarangan. Terdiri dari 4 dukuh yaitu Dukuh Suru, Dukuh Krajan, Dukuh Cabeyan dan Dukuh Gadungan.
Adanya Desa Plunturan bermula dari kesaktian Kyai Satariman dan Kyai Suto Menggolo yang membabat alas dan telah mengalahkan orang yang jahat, mereka melawan menggunakan senjata tumpul dan tajam.Â
Kyai Satariman dan Kyai Suto Menggolo melawan dengan kesaktian yang beliau miliki dengan mempluntur senjata lawan, pada akhirnya kedua tokoh tersebut menyebut wilayah tersebut sebagai Desa Plunturan.
Desa Plunturan merupakan salah satu desa yang terletak di Kota Ponorogo, yang terkenal dengan cerita rakyat dan kemistisannya. Desa Plunturan sendiri memiliki 4 dukuhan, yaitu, Dukuh Krajan, Dukuh Suru, Dukuh Gadungan, dan Dukuh Cabean.Â
Setiap dukuh tersebut memiliki keberagaman mitos dan cerita rakyat yang masih diyakini oleh warga setempat, bahkan warga luar Desa Plunturan juga tidak sedikit yang memercayainya.Â
Desa Plunturan dikenal dengan kesenian tradisional yang memiliki banyak potensi. Beberapa kesenian tradisional tersebut antara lain, karawitan, gajah-gajahan, tledekan, reyog Ki Onggo Pati, dan macapatan.
Adapun beberapa punden yang terkenal di Plunturan, antara lain, Punden Sekardangan. Â Punden Sekardangan adalah sebuah tempat keramat yang dahulunya digunakan oleh Kyai Satariman untuk beribadah, bersemedi, dan menancapkan keris.Â
Punden Jati atau pohon jati raksasa ini konon katanya berasal dari tongkat yang digunakan Empu Mojosari untuk memikul keranjang berisikan arang untuk pembuatan keris. punden ini terletak pas di sebelah pinggir sungai dukuh krajan.
selanjutnya yaitu, Punden Gondang Sari. Punden Gondang Sari merupakan nama dari sebuah pohon beringin besar yang sudah berusia ratusan tahun.Â
Dulunya gondang sari digunakan oleh warga setempat sebagai tempat ritual, bersih dusun, berdoa ketika akan mengadakan acara hajatan seperti mantenan, dan yang terakhir berdoa untuk meraih kesuksesan.
Yang terakhir yaitu  Punden Reco Kodok. Punden Reco Kodok adalah tempat yang dianggap keramat masyarakat Desa Plunturan, khususnya warga Dusun Gadungan.
 Reco yang berarti arca dan sebutan kodok karena arca itu berbentuk seperti kodok. Reco Kodok memiliki dua arca batu yang berbeda letak. Ada yang di bagian utara dan bagian lainnya ada di bagian selatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H