12 meter dari tanah tempat ku berdiri
ku saksikan kau menggenggam tangan anakmu
ditangan kiri kau genggam harapan
Ditangan kanan kau genggam cita cita
Kau bawa anak mu berkeliling sekitar
Mencari tumpukan harapan
Sisa orang orang yang berjalan dalam roda kehidupan
satui persatu harapan kau ambil
satu persatu juga gelisah kau tepis
rembutmu mulai kumal tak terurus
bagitu juga rambut anakmu
anak mu menangis
anak mu teriris tajamnya kehidupan
anak mu menjerit
kau hanya marah seadanya
putaran waktu adalah realita dalam bingkai kehidupan
kau hanya sudut sudut bingkai itu
kau bukan isi dalam bingkai
kau bukan pemeran utama dalam drama ini
kau hanya figuran yang sewaktu waktu
bisa mati oleh sutradara
dalam pikirmu aku tahu kau menjerit
jeritan itu terdengar sembari tangisan anakmu yang menggelegar
kini kau jauh
tapi tangisan anakmu masih terdengar
ditelinga para pemimpinku
makassar, 21 desember 2013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H