Mohon tunggu...
Arifka Naswa
Arifka Naswa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Psikologi, Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Waspada Syirik: Maraknya Tarot di Media Sosial

21 Januari 2025   09:20 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:31 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dilekang oleh waktu, popularitas kartu tarot tidak memudar walau telah eksis sejak abad 15. Tarot biasa dikenal sebagai kartu yang dapat meramalkan atau memprediksi masa depan. Karena sifatnya yang dianggap dapat memprediksi dan meramal, tidak jarang kartu tarot dijadikan bahan pertimbangan ketika dihadapkan dengan suatu keputusan. Tak jarang pula peramalan kartu tarot dijadikan alat refleksi dalam menggali jati diri seorang individu, dan memahami situasi dari suatu hubungan yang tengah dijalani. Pembacaan kartu tarot saat ini dapat dilakukan baik secara langsung atau tidak langsung. Maraknya pembacaan kartu tarot secara tidak langsung kian diperluas dengan adanya beberapa konten atau pengiklanan di media sosial.

Perkembangan teknologi yang terjadi di era ini tentu saja mempengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya perkembangan media sosial. Media sosial adalah salah satu akses teknologi yang menjadi pondasi penting dalam kehidupan masyarakat. Sebagai fasilitas online, media sosial memiliki andil besar dalam kehidupan sosial manusia, dengannya pengguna dapat berinteraksi tanpa adanya batas ruang dan waktu. Pada dasarnya, media sosial merupakan ladang kebaikan apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik sebagai fasiliitas dalam pemasaran, berdagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dan sebagainya. Akan tetapi menjadi hal lain ketika pengguna yang dimanfaatkan oleh media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di dapat seperti kecanduan dan sulit bergaul di dunia nyata.

Tiktok adalah salah satu media sosial yang sukses mendapatkan perhatian penuh dari segala golongan masyarakat. Hal ini dikarenakan pengguna bisa mendapatkan banyak konten hiburan hanya dengan satu aplikasi saja. Didalamnya ditemukan banyak video yang mengandung hiburan dan pengetahuan. Tidak hanya itu, pengguna juga dapat berbelanja dan saling berkomunikasi, yang menjadi daya tarik lebih bagi platform tersebut.

Hingga hari ini, salah satu konten yang marak dan populer di platform Tiktok adalah pembacaan kartu tarot. Pertanyaannya, mengapa kartu tarot bisa begitu eksis di platform TikTok? Salah satu alasannya adalah, konten kartu tarot yang muncul di beranda dikemas dengan baik dan menarik, sehingga memberikan rasa validasi dan kenyamanan akan suatu ketidakpastian. Pembuat konten biasanya melakukan pembacaan kartu secara acak dan tidak mengarah ke satu orang, dan untuk mendapatkan detailnya pengguna diarahkan untuk melakukan order untuk pembacaan. Konten ini tentu saja menarik banyak perhatian pengguna Tiktok, karena yang disampaikan biasanya berkaitan dengan hubungan asmara, pekerjaan, pertemanan, dan lingkup sosial lainnya.

Dalam hidupnya, manusia tiada hentinya mencari kebenaran serta keselamatan demi mengantisipasi sesuatu yang akan terjadi kedepannya. Perkembangan zaman beserta teknologinya tidak membuat budaya kepercayaan akan ramalan untuk menghindari suatu musibah atau kesialan memudar. Salah satunya adalah memastikan peruntungan dengan melakukan penerawangan melalui hal-hal Ghaib. Kepercayaan dan tindakan akan ramalan yang dianggap bertujuan untuk mengantisipasi hal-hal buruk tersebut tanpa disadari bisa membawa seseorang kepada ajaran yang menyimpang dari agama, khususnya dalam ajaran agama Islam.

Dalam Islam sendiri, mempercayai ramalan dalam bentuk apapun adalah tindakan yang tidak dibenarkan. Mempercayai terjadinya sesuatu karena selain Allah dianggap sebagai suatu kesyirikan. Syirik, yang artinya mempersekutukan Allah, merupakan dosa yang sangat serius dan mengancam dasar keimanan umat Islam. Dalam Al-Qur'an, syirik digambarkan sebagai dosa terbesar yang tidak akan diampuni kecuali dengan taubat yang tulus. Meskipun dianggap sebagai dosa terbesar dalam Islam, syirik tetap menjadi ancaman yang luas dan berbahaya bagi umat, sering kali muncul dalam bentuk yang halus dan tidak disadari. Syirik merupakan pengkhianatan terhadap tauhid, yang merupakan landasan utama dalam keimanan umat Islam. Dosa ini tidak hanya menghapus pahala ibadah, tetapi juga dapat mendistorsi akhlak dan nilai-nilai agama. Dalam masyarakat, perilaku syirik sering kali muncul dalam bentuk yang tidak disadari ataupun dianggap sepele, seperti pemujaan terhadap kekayaan, status, atau pengaruh duniawi.

Penggunaan tarot, sering dilihat sebagai bentuk ramalan, dapat diartikan sebagai bentuk potensial dari syirik, karena melibatkan pencarian pengetahuan atau bimbingan dari sumber selain Allah. Pernyataan mengenai ramalan banyak disinggung dalam Alquran, diantaranya terdapat pada surah An-Naml (27) ayat 65, yang artinya:

“Katakanlah: "tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.”

Di dalam tafsir Ibnu Katsir, beliau menjelaskan ayat ini bahwa Allah memerintahkan kepada Rasulullah agar Rasulullah memberitahukan kepada semua makhluk bahwa hanya Allah-lah, Dzat yang Maha Esa dalam penciptaan alam semesta yang mengetahui segala persoalan yang ghaib. Maka tidak ada satupun makhluk baik yang di langit maupun yang ada di bumi mengetahui hal-hal Ghaib selain-Nya.

Disebutkan juga dalam surah An-Nisa ayat 48, yang artinya:
"Sesungguhnya Allah Swt. tidak akan mengampunkan dosa syirik mempersekutukan-Nya (dengan sesuatu apa jua), dan akan mengampunkan dosa yang lain dari itu bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya (menurut aturan syariat-Nya). Dan sesiapa yang mempersekutukan Allah Swt. (dengan sesuatu yang lain), maka sesungguhnya ia telah melakukan dosa yang besar”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun