Etos
Kredibilitas sangat terlihat pada video kampanye tersebut. UNEP adalah United Nations Environment Programme. UNEP merupakan lembaga internasional yang membicarakan isu mengenai lingkungan yang dimana lembaga ini sudah memiliki kredibilitas yang tinggi. UNEP membuat video kampanye tersebut untuk meyakinkan dan mempersuasi masyarakat akan isu lingkungan yang dipaparkan. Masyarakat dapat percaya pada video kampanye tersebut karena lembaga yang mempromosikan mengenai kampanye tersebut adalah UNEP. Hal ini dapat menjadi aspek paling besar dalam mempersuasi masyarakat karena UNEP adalah lembaga internasional yang tentunya akan menjangkau seluruh masyarakat dunia untuk termotivasi dan mau melakukan aksi dalam menghentikan polusi plastik dengan tidak menggunakan barang plastik sekali pakai. UNEP sendiri merupakan program lingkungan perserikatan Bangsa-bangsa tentunya hal ini sudah tidak diragukan lagi karena semua yang dipaparkan berdasarkan data.
Pathos
Emosi yang diperlihatkan pada video kampanye yang ada di youtube tersebut cukup menyadarkan para audiens untuk larut dalam menonton video kampanye tersebut hingga selesai karena mereka menggunakan peran anak kecil yang tentunya ada artinya di balik semua itu. Seorang anak kecil yang melihat dunia luar dengan raut wajah dan perasaan yang sedang bingung karena tidak sesuai dengan realitanya. Seorang anak kecil yang melihat realita dunianya sangat mengkhawatirkan untuk masa depannya karena tidak terkontrolnya penggunaan barang plastik sekali pakai. Elemen Pathos disini mengajak emosi kita untuk menyadari bahwa kita hidup didunia akan ada penerusnya yaitu anak cucu kita nanti apabila kita seseorang yang sudah dewasa atau siapapun itu tidak peduli dengan adanya kehidupan yang selanjutnya maka anak cucu kita akan sengsara akan perbuatan yang kita lakukan saat ini dan membuat anak cucu kita nanti mendapatkan lingkungan yang tidak sehat karena adanya polusi plastik. Emosi yang ditampilkan cukup merealisasikan kenyataan yang ada dan mewakili perasaan kekhawatiran seluruh masyarakat dunia.Â
Menurut (Anandatil, 2024) persuasi merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi orang lain untuk mengubah pendapat, pandangan, sikap, hingga perilaku mereka. Dalam konteks mempersuasi mengenai sesuatu, hal ini selalu melibatkan logika, emosi, dan cara-cara komunikasi yang lain untuk membujuk orang untuk membeli produk atau jasa. Ia mengatakan pula bahwa Aristoteles merealisasikan persuasi tersebut sebagai proses untuk mengubah pandangan dan perilaku dengan menggunakan logika, emosi, dan karakter atau kredibilitas pembicara. Berdasarkan video yang telah saya lihat, elemen retorika dan dialektika yang dipaparkan di dalam video tersebut sudah cukup efektif. Elemen retorika dan dialektika pada video tersebut sudah mengandung ethos, logos, dan pathos. Elemen pada video tersebut tidak ditunjukkan pada tulisan saja tetapi bagaimana gambar, visualisasi, musik, properti, dan talent yang dipakai sangat mendukung adanya pembentukan sebuah emosi dalam mempromosikan kampanye mengenai stop untuk menggunakan barang berbahan dasar plastik yang sekali pakai.
Daftar Pustaka
Anandatil, F. (2024). View of Mengartikan Persuasi dalam Media Sosial: Studi pada Kampanye Influencer Berdasarkan Prinsip Pathos Aristoteles. Minartis.com. https://www.jurnal.minartis.com/index.php/jkomdis/article/view/1674/1460
https://youtu.be/voPkttQKe70?si=Y5EpC5a_ufweRkGP
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H